Tiongkok mengumumkan pada tanggal 8 Oktober bahwa mereka akan mengenakan tarif sementara pada minuman beralkohol yang diimpor dari Uni Eropa (UE), yang menandai eskalasi baru dalam sengketa perdagangan antara kedua belah pihak.
Tiongkok memberlakukan tarif sementara untuk minuman beralkohol impor dari Uni Eropa. (Sumber: Global Times) |
Mulai 11 Oktober, importir diwajibkan untuk menyerahkan “jaminan yang sesuai” kepada bea cukai Tiongkok saat mengimpor produk minuman beralkohol yang berasal dari Uni Eropa.
Jumlah ini akan didasarkan pada perhitungan yang melibatkan harga yang disetujui bea cukai serta bea masuk.
Setelah blok beranggotakan 27 negara itu meluncurkan penyelidikan terhadap subsidi kendaraan listrik China, ekonomi terbesar kedua di dunia itu telah meluncurkan penyelidikan terhadap minuman keras Uni Eropa.
Beijing mengatakan telah menemukan bukti dumping pada beberapa minuman keras impor yang berasal dari kartel, yang mengancam akan menyebabkan kerusakan signifikan pada industri minuman keras dalam negeri.
Kementerian Perdagangan China telah merilis daftar terperinci tarif pajak yang harus dibayarkan setiap perusahaan, berkisar antara 30,6% hingga 39%, tergantung jenis bisnisnya.
Blok tersebut menentang keputusan ini, dengan mengatakan bahwa tindakan Beijing tidak berdasar dan akan mengajukan gugatan hukum ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Sementara itu, produsen cognac Prancis telah menyerukan diakhirinya eskalasi, dan memperingatkan bahwa industri tersebut sedang terancam.
Saham sejumlah perusahaan minuman keras besar Prancis anjlok tajam akibat berita tersebut.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/tranh-chap-thuong-mai-trung-quoc-eu-them-leo-thang-bac-kinh-chinh-thuc-ra-tay-phap-lap-tuc-len-tieng-289363.html
Komentar (0)