
Para pekerja bekerja di sebuah pabrik di Harbin, Provinsi Heilongjiang, Tiongkok. (Foto: THX/TTXVN)
Perusahaan asing yang saat ini menjalankan bisnis di China mengurangi investasinya di negara tersebut di tengah perkiraan hati-hati tentang prospek pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia.
Langkah tersebut menyebabkan arus modal bersih turun 51% menjadi $8,5 miliar pada periode Juli-September 2025.
Penanaman Modal Asing (PMA) terus mengalami tren penurunan meskipun banyak perusahaan asing yang berinvestasi di sejumlah pabrik baru.
Angka FDI untuk periode Juli-September, yang dirilis dalam data neraca pembayaran pada 7 November, 92% lebih rendah daripada puncak triwulanan yang tercatat pada periode Januari-Maret 2022.
FDI telah turun sejak kuartal kedua tahun 2022, ketika karantina wilayah akibat pandemi COVID-19 mengganggu perekonomian Tiongkok.
Kuartal ketiga tahun 2023 mencatat angka negatif pertama, yang mengindikasikan arus keluar modal neto. Produk domestik bruto (PDB) Tiongkok pada kuartal ketiga tahun 2025 meningkat sebesar 4,8% dibandingkan periode yang sama tahun 2024, melambat dari pertumbuhan 5,2% pada kuartal kedua tahun 2025.
Awal minggu ini, Starbucks mengumumkan bahwa dana investasi lokal Boyu Capital akan mengakuisisi hingga 60% saham dalam bisnis ritelnya di China.
Raksasa kopi yang berkantor pusat di AS ini tengah berupaya melakukan restrukturisasi dengan modal lokal di tengah persaingan ketat dari para pesaing domestik.
Sumber: https://vtv.vn/von-fdi-vao-trung-quoc-giam-manh-100251109101806812.htm






Komentar (0)