Hari ini (14 Januari), Reuters mengutip informasi Bloomberg News bahwa ada kemungkinan China akan menjual platform TikTok di AS kepada miliarder Elon Musk.
TikTok memasuki fase krusial untuk keberlangsungannya.
Setelah kemunduran awal di Mahkamah Agung AS, nasib TikTok di AS masih belum jelas, tetapi ada laporan bahwa China sedang mempertimbangkan beberapa opsi, salah satunya adalah penjualan kepada miliarder Elon Musk.
Bapak Musk akan menjadi salah satu pimpinan Dewan Kinerja Pemerintah ketika pemerintahan Donald Trump menjabat. Selain itu, miliarder Amerika ini juga merupakan pendiri Tesla, SpaceX, pemilik jejaring sosial X (sebelumnya Twitter), dan berbagai peran lainnya.
Beijing belum mengomentari informasi di atas.
Miliarder Elon Musk 'harus memproduksi ponsel pintar jika perlu'
Dalam perkembangan terkait, dua anggota kongres Demokrat pada 13 Januari mendesak Kongres AS dan Presiden Joe Biden untuk memperpanjang batas waktu penerapan undang-undang yang memaksa TikTok untuk beralih ke pengusaha Amerika, atau berhenti beroperasi mulai 19 Januari.
Presiden Biden dapat memperpanjang batas waktu hingga 90 hari jika ia yakin bahwa perusahaan induk yang berbasis di Beijing, ByteDance, berada di jalur yang tepat untuk melakukan divestasi dari AS, tetapi ByteDance tidak mungkin memenuhi persyaratan ini.
Senator Edward Markey mengatakan ia berencana mengajukan RUU untuk memperpanjang batas waktu penjualan TikTok bagi ByteDance. Markey berpendapat perpanjangan 270 hari sudah tepat.
Pada hari yang sama, Anggota Kongres Ro Khanna meminta Presiden Biden dan Presiden terpilih Donald Trump untuk menghentikan penerapan larangan tersebut guna menghindari 170 juta warga Amerika kehilangan kebebasan berbicara, dan mata pencaharian jutaan orang di negara ini terpengaruh.
Minggu lalu, selama sidang dua jam di Washington DC pada 10 Januari (waktu setempat), para hakim Mahkamah Agung AS tampak skeptis tentang validitas argumen TikTok ketika perusahaan itu berargumen bahwa undang-undang yang disahkan Kongres delapan bulan lalu melanggar Amandemen Pertama Konstitusi AS tentang kebebasan berbicara, Reuters melaporkan pada 11 Januari.
Dan baru-baru ini, pengacara Tuan Trump mengajukan petisi ke Mahkamah Agung yang meminta pengadilan untuk mempertimbangkan perpanjangan batas waktu setelah 19 Januari sehingga Tuan Trump punya waktu untuk mempertimbangkan solusi politik untuk kasus tersebut, menurut Reuters.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/trung-quoc-co-the-ban-tiktok-cho-ti-phu-elon-musk-185250114075515496.htm
Komentar (0)