Tambang tanah jarang ditemukan di salah satu wilayah paling terbelakang di Tiongkok, provinsi Sichuan
Foto: SCMP/OpenStreetMap
South China Morning Post pada tanggal 16 September mengutip informasi dari Organisasi Tanah Jarang Tiongkok yang melaporkan penemuan cadangan tanah jarang hingga 5 juta ton di Prefektur Otonomi Liangshan Yi di provinsi Sichuan, salah satu daerah paling kurang berkembang di negara tersebut.
Tanah jarang adalah sekelompok 17 unsur yang memainkan peran penting dalam teknologi, dari produksi mobil listrik hingga turbin angin, dari robotika hingga pengembangan senjata militer .
China saat ini merupakan produsen tanah jarang terkemuka di dunia dengan cadangan 44 juta ton, menurut data Survei Geologi Amerika Serikat (USGS).
Dominasi Tiongkok atas tanah jarang semakin menyebabkan ketegangan geopolitik , terutama antara Amerika Serikat dan Tiongkok, karena kedua negara tersebut mendorong pengembangan teknologi tinggi.
Ekonomi terbesar kedua di dunia membatasi ekspor tanah jarang, yang menurut Kementerian Keamanan Negara China awal tahun ini terkait langsung dengan keamanan nasional negara tersebut.
Ekonom Pan Helin, penasihat Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi Tiongkok, mengatakan kepada China Securities Journal bahwa penemuan deposit tanah jarang di Sichuan akan memperkuat keunggulan sumber daya negara itu di pasar tanah jarang global.
Pada tahun 2010-an, China menyumbang 80 hingga 90% produksi tanah jarang dunia, sebelum Beijing mengekangnya dan menguranginya menjadi sekitar 70% pada tahun 2023.
Organisasi Tanah Jarang Tiongkok didirikan pada tahun 2021 setelah penggabungan tiga perusahaan milik negara, dan dianggap oleh para pengamat sebagai langkah penting dalam upaya Tiongkok untuk mengonsolidasikan posisinya sebagai produsen tanah jarang di dunia.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/trung-quoc-phat-hien-them-gan-5-trieu-tan-dat-hiem-185240916190340872.htm
Komentar (0)