Apakah kewenangan perekrutan dan mobilisasi guru akan didelegasikan kepada tingkat kecamatan atau kepada Direktur Dinas Pendidikan dan Pelatihan, merupakan salah satu hal yang dibahas sejumlah anggota DPR dalam Rapat Kerja di Aula DPRD pagi ini, tanggal 20 November, saat menyampaikan pendapatnya mengenai Rancangan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Mekanisme dan Kebijakan Luar Biasa untuk Melakukan Terobosan dalam Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan.
Pasal 3 rancangan resolusi tersebut menetapkan: “Direktur Departemen Pendidikan dan Pelatihan berwenang untuk merekrut, menerima, memobilisasi, memindahkan, dan memperbantukan guru, manajer pendidikan, dan staf di lembaga prasekolah negeri, pendidikan umum, dan pendidikan berkelanjutan di provinsi tersebut, dengan memastikan pengelolaan negara yang terpadu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.”
Menurut delegasi Hoang Van Cuong, untuk memiliki sekolah yang baik, faktor penentu pertama adalah memiliki tim guru yang baik, berdedikasi pada profesi, mencintai profesi, dan terutama harus menghormati kehormatan profesi. Oleh karena itu, langkah terpenting dalam rekrutmen adalah ujian, dan harus menciptakan lapangan kerja yang luas agar semua yang ingin menjadi guru di sekolah-sekolah di wilayah yang sama memiliki kesempatan untuk bersaing satu sama lain.
Bapak Cuong mengatakan bahwa jika Dinas Pendidikan dan Pelatihan menyelenggarakan kompetisi bersama untuk semua sekolah yang membutuhkan guru di seluruh provinsi, akan ada standar yang sama untuk semua kandidat. Berdasarkan hasil rekrutmen, sekolah dan kecamatan hanya perlu memilih guru yang cukup untuk direkrut berdasarkan skor tertinggi hingga terendah setiap kandidat. Guru yang tidak diterima di sekolah ini dapat mendaftar ke sekolah lain berdasarkan hasil ujian. Sekolah akan memiliki peluang lebih baik untuk menyeleksi kandidat dan peluang diterimanya kandidat juga akan lebih tinggi.

Sebaliknya, jika setiap sekolah dan setiap komune menyelenggarakan ujian masuknya sendiri, jumlah soal ujian dan jumlah dewan ujian akan meningkat. Hal ini tidak hanya akan memakan biaya dan pemborosan, tetapi yang lebih mengkhawatirkan, kualitas soal ujian antarsekolah akan tidak merata, yang dapat menyebabkan kualitas guru yang tidak merata dan persaingan yang tidak adil, sehingga kandidat terbaik tidak akan direkrut. Hal ini juga akan menyebabkan para kandidat "berpindah-pindah" antarsekolah.
“Oleh karena itu, saya mengusulkan agar Dinas Pendidikan dan Pelatihan menyelenggarakan ujian bersama untuk seluruh sekolah di provinsi ini, yang akan efektif, adil, dan membantu proses seleksi menjadi lebih transparan,” ujar Bapak Cuong.
Bapak Cuong juga mengatakan bahwa pendelegasian wewenang mobilisasi guru ke tingkat dinas merupakan hal yang tepat, terutama dalam konteks penurunan angka kelahiran dan fluktuasi migrasi saat ini. "Perlu ada mekanisme dengan wewenang yang memadai untuk memobilisasi guru dari sekolah yang kelebihan guru ke sekolah yang kekurangan guru untuk mengatasi situasi saat ini, di mana di wilayah yang sama terdapat sekolah yang kelebihan guru dan sekolah yang kekurangan guru yang tidak dapat ditangani," analisis Bapak Cuong.
Setuju dengan pandangan ini, delegasi Dang Hung Thang (delegasi Ninh Binh ) menyatakan persetujuannya untuk memberikan hak rekrutmen dan mutasi guru kepada direktur Departemen Pendidikan dan Pelatihan. "Namun, saya mengusulkan agar ada peraturan khusus untuk memastikan publisitas, transparansi, dan keadilan dalam rekrutmen, mutasi, dan penugasan tenaga kependidikan," ujar delegasi Thang.
Bapak Thang juga menyampaikan perlunya memperhatikan ketentuan-ketentuan mengenai koordinasi antara Dinas Pendidikan dan Pelatihan dengan Pemerintah Daerah di tingkat kecamatan, tempat penempatan tenaga kependidikan dan tempat penempatan tenaga kependidikan, guna menghindari risiko penyalahgunaan wewenang, hal-hal yang bersifat negatif, kesulitan-kesulitan, dan permasalahan-permasalahan dalam proses pelaksanaannya.

Sementara itu, delegasi Trinh Thi Ngoc Diem, delegasi Can Tho, mengusulkan untuk mendelegasikan kewenangan untuk memobilisasi dan mengatur personel kepada ketua Komite Rakyat tingkat komune agar sesuai dengan model pemerintahan lokal dua tingkat.
Senada dengan itu, delegasi Do Huy Khanh (delegasi Dong Nai) mengatakan bahwa penugasan Dinas Pendidikan dan Pelatihan untuk mengatur rekrutmen guru dari taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas akan menghasilkan skala yang sangat besar, dan sumber daya manusia Dinas Pendidikan dan Pelatihan akan sulit memenuhi permintaan. Delegasi Khanh menyebutkan bahwa di Dong Nai, terdapat 95 komune dan distrik dengan ribuan sekolah, sehingga skala rekrutmennya sangat besar.
Oleh karena itu, Bapak Khanh khawatir departemen-departemen tersebut harus mendelegasikan wewenang kepada tingkat yang lebih rendah dengan prosedur yang rumit. Selain itu, fakta bahwa direktur Departemen Pendidikan melakukan rekrutmen tetapi hak untuk menunjuk posisi berada di tingkat komune akan menimbulkan masalah prosedural.
Delegasi Khanh mengusulkan untuk mendelegasikan hak rekrutmen ke tingkat sekolah. Sekolah harus melapor kepada komune untuk penunjukan setelah hasil rekrutmen tersedia. "Saya menyarankan agar poin ini dipelajari dengan saksama, dan harus mendekati kenyataan," kata Delegasi Do Huy Khanh.
Sumber: https://www.vietnamplus.vn/van-de-tuyen-dung-giao-vien-lam-nong-nghi-truong-quoc-hoi-post1078153.vnp






Komentar (0)