Terletak di tengah lembah, dikelilingi perbukitan dan sawah terasering yang menuruni lereng, dusun Mo (kabupaten Thung Nai, provinsi Phu Tho ) tampak seperti gambaran pedesaan pegunungan dan hutan. Dusun ini memiliki 195 rumah, sebagian besar berupa rumah panggung kayu beratap jerami; suasana damai yang ditawarkannya membuat banyak pengunjung merasa rileks dan tenang.

Jelajahi Mo Hamlet
Yang menarik wisatawan bukan hanya lanskap lembah atau sawah teraseringnya, tetapi juga jiwa budaya Muong yang terpancar dari rumah-rumah panggung serta adat istiadat dan praktik masyarakat setempat. Sejak tahun 1980-an, dusun Mo telah menyambut kelompok-kelompok pengunjung pertama; awalnya, mereka hanya sekadar penasaran, tetapi kesederhanaan dan luasnya rumah-rumah panggung membuat mereka tinggal lebih lama, lalu kembali lagi.

Rumah-rumah panggung di Xom Mo terbuat dari kayu dan beratap jerami, menciptakan suasana yang harmonis dan damai. Menurut penduduk setempat, keindahan alamnya yang asri dan ritme kehidupan yang santailah yang telah menjadi "tujuan wisata" sejati, bukan sekadar latar belakang kegiatan wisata.

“Hidup apa adanya” – sebuah cerita tentang pariwisata
Bui Thi Tuyet, seorang warga dusun Mo, mengenang: pengunjung pertama datang ke "dusun kecil di tepi Danau Hoa Binh" karena penasaran, kemudian tertarik oleh kesederhanaan penduduknya dan keindahan pegunungan serta hutannya. "Hingga kini, dusun kecil kami dikunjungi puluhan ribu pengunjung setiap tahunnya, jumlah yang luar biasa untuk sebuah destinasi wisata komunitas," ujarnya.
Ibu Bui Thi Oanh, warga Dusun Mo, bercerita tentang cara masyarakat setempat menikmati pariwisata: "Keistimewaan kami adalah kami menikmati pariwisata bukan dengan 'menjual apa yang kami miliki', melainkan dengan 'hidup apa adanya'. Kami tidak mengubah desa untuk menyenangkan wisatawan, melainkan alamnya yang murni dan asli yang membuat semua orang terpesona."

Budaya yang semarak di rumah panggung
Banyak nilai budaya Muong yang masih dipertahankan dan diwariskan turun-temurun, mulai dari kostum hingga lagu dan tarian. Masyarakat mengikuti pelatihan penyambutan tamu, pelestarian lingkungan, dan pelestarian kerajinan tradisional untuk mengembangkan produk budaya dan pariwisata. Kehidupan sehari-hari, adat istiadat yang masih kental, dan rumah panggung pedesaan menjadi fondasi bagi pengalaman wisata.


Masakan Mo Hamlet
Kuliner menjadi sorotan yang tak terlupakan dengan hidangan yang dipenuhi dengan cita rasa pegunungan dan hutan: nasi ketan lima warna, gulungan daun jeruk bali, ikan sungai bakar, nasi bambu, anggur beras… Hidangan pedesaan ini mencerminkan kecerdikan wanita Muong dan sumber budaya adat.
- Nasi ketan lima warna
- Gulungan daun jeruk bali
- Ikan sungai bakar
- Beras bambu
- Anggur

Informasi praktis
- Lokasi: Dusun Mo, Komune Thung Nai, Provinsi Phu Tho; dusun kecil di sebelah Danau Hoa Binh.
- Bentang alam: Lembah yang dikelilingi bukit, hamparan sawah berteras tersebar di sepanjang lereng bukit.
- Ruang hunian: 195 rumah, sebagian besar rumah panggung kayu, atap jerami.
- Sejarah penyambutan tamu: Dimulai pada tahun 1980-an.
- Jumlah pengunjung: Puluhan ribu per tahun (menurut penduduk setempat).
- Pengakuan: Diakui sebagai tujuan wisata komunitas OCOP bintang 4 di tingkat provinsi tahun ini.

Pengalaman yang disarankan
- Berjalan-jalanlah di antara rumah panggung kayu beratap jerami dan sawah bertingkat, rasakan irama kehidupan yang lambat dan sederhana.
- Pelajari tentang kostum, lagu, dan tarian masyarakat Muong – nilai-nilai yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
- Mendampingi masyarakat dalam melestarikan lingkungan dan budaya asli - semangat yang difokuskan melalui pelatihan.

Xom Mo tidak mengikuti tren "berpura-pura" untuk pariwisata; masyarakat di sini memilih untuk mempertahankan apa yang menjadi milik mereka. Keaslian inilah yang menciptakan daya tarik abadi bagi destinasi wisata komunitas ini di tengah pegunungan dan hutan.
Sumber: https://baonghean.vn/xom-mo-thung-nai-phu-tho-nha-san-muong-nguyen-so-10313347.html






Komentar (0)