Baru-baru ini, Universitas Stanford dan Pusat Keamanan Informasi CISPA Helmholtz menerbitkan sebuah studi yang menunjukkan bahwa lebih dari 346 juta pengguna memasang ekstensi berbahaya antara Juli 2020 dan Februari 2023. Setelah dikurangi 66 juta instalasi yang gagal akibat pelanggaran kebijakan dan kesalahan, tim peneliti memperkirakan masih terdapat 280 juta instalasi yang mengandung malware.
Para peneliti mengumpulkan data dengan mengurai berkas deklarasi *.json setiap ekstensi. Berkas-berkas ini kemudian dipecah menjadi permintaan akses Antarmuka Pemrograman Aplikasi (API) seperti penyimpanan, kuki, dan host seperti URL atau pola URL.
"Tidak mengherankan jika ekstensi cenderung meminta lebih banyak izin daripada yang dibutuhkan. Semakin banyak izin yang dimiliki suatu ekstensi, semakin besar pula potensi serangannya," ujar tim tersebut.
Tak hanya itu, laporan tersebut juga menunjukkan hal yang mengkhawatirkan bahwa ekstensi yang berisi perangkat lunak berbahaya seringkali memiliki masa pakai rata-rata hingga 380 hari sebelum terdeteksi dan dihapus. Menurut Forbes , terlalu lama berada di peramban membuat risiko pencurian data semakin besar, dan dalam jumlah yang lebih besar.
Selain itu, tim peneliti menyatakan bahwa per Mei 2024, hampir 1% dari semua ekstensi Chrome yang dipasang mengandung malware. Menurut statistik Google, lebih dari 250.000 ekstensi tersedia di toko web Chrome, lebih banyak daripada peramban lainnya.
Google juga merekomendasikan empat langkah yang dapat dilakukan pengguna untuk mengurangi risiko mengunduh malware. Langkah-langkah ini meliputi meninjau informasi yang dikumpulkan ekstensi sebelum memasangnya; menghapus instalasi ekstensi yang tidak lagi digunakan; membatasi situs web yang dapat diakses ekstensi; dan mengaktifkan Perlindungan yang Disempurnakan saat menjelajahi web jika perlu.
Menurut Statcounter, per Mei 2024, Chrome masih menjadi peramban dominan dengan lebih dari 3,2 miliar pengguna. Di komputer, peramban ini memiliki pangsa pasar sebesar 64,87%, jauh di atas dua posisi berikutnya, Microsoft Edge dengan 13,14% dan Safari dengan 8,79%. Di perangkat seluler, Chrome menguasai 65,94%, Safari di posisi kedua dengan 23,47%, dan Samsung Internet dengan 4,43%.
[iklan_2]
Sumber: https://vietnamnet.vn/280-trieu-nguoi-dung-trinh-duyet-chrome-dinh-ma-doc-qua-tien-ich-mo-rong-2295545.html
Komentar (0)