Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi dan Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi Mohammed bin Salman pada 15 Oktober menyerukan de-eskalasi konflik di Timur Tengah dan penerapan gencatan senjata di Jalur Gaza dan Lebanon.
| Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi (kanan) dan Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi Mohammed bin Salman saat pertemuan di Kairo pada 15 Oktober. (Sumber: Ahram Online) |
Dalam pertemuan mereka di Istana Al-Ittihadiya di Kairo pada malam 15 Oktober, Presiden El-Sisi dan Putra Mahkota Mohammed membahas perkembangan terkini di kawasan itu, khususnya situasi di Gaza dan Lebanon, menyoroti keseriusan masalah regional dan menyerukan de-eskalasi di Gaza dan Lebanon.
Kedua belah pihak menekankan bahwa pembentukan negara Palestina yang berdaulat, sesuai dengan resolusi internasional yang sah, adalah satu-satunya jalan untuk mencapai stabilitas, perdamaian , dan keamanan yang langgeng di kawasan tersebut, sekaligus mengatasi beberapa isu regional lainnya, khususnya keamanan Laut Merah dan situasi di Sudan, Libya, dan Suriah.
Mengenai hubungan bilateral, pemimpin Mesir menegaskan komitmen bersama untuk memperkuat ikatan historis antara kedua negara dengan meningkatkan mekanisme kerja sama.
Presiden El-Sisi dan Putra Mahkota Mohammed menandatangani deklarasi yang membentuk Dewan Koordinasi Tertinggi Mesir-Arab Saudi, serta sebuah perjanjian yang bertujuan untuk mempromosikan dan melindungi investasi bersama antara kedua negara.
Awal September lalu, dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly di Riyadh, Putra Mahkota Mohammed mengumumkan bahwa Dana Investasi Publik Arab Saudi (PIF) akan menginvestasikan $5 miliar di negara Afrika Utara tersebut.
Mesir saat ini merupakan mitra strategis utama Arab Saudi, dengan perdagangan bilateral melebihi 124 miliar dolar AS pada periode 2022-2023.
Sumber: https://baoquocte.vn/ai-cap-va-saudi-arabia-u-ng-ho-thanh-lap-nha-nuoc-palestine-co-chu-quyen-290258.html






Komentar (0)