
(Foto: Adobe Stock)
Bagi orang Prancis, makan bukan sekadar tentang merasa kenyang, tetapi seni hidup, cara untuk menunjukkan rasa hormat terhadap waktu, rasa, dan hubungan yang terjalin di sekitar meja.
Jika orang Italia punya pizza dan orang Jepang punya sushi, orang Prancis punya kekayaan kuliner yang kaya, yang dianggap sebagai warisan budaya takbenda umat manusia. Pada tahun 2010, UNESCO mengakui "hidangan Prancis" sebagai warisan budaya takbenda, sebuah kehormatan yang hanya dimiliki oleh sedikit masakan di dunia .
"Hidangan Prancis" bukan sekadar rangkaian hidangan lezat, melainkan ritual lengkap yang terdiri dari banyak elemen: penataan meja, urutan hidangan, perpaduan hidangan utama dan anggur yang begitu apik, serta penghormatan terhadap setiap momen dalam santapan. Setiap detail diperhatikan dengan saksama - mulai dari serbet yang terlipat rapi, gelas anggur kristal, hingga cahaya lilin yang hangat. Ini adalah momen di mana orang-orang mengesampingkan ritme hidup yang terburu-buru, untuk hidup perlahan dan menikmati setiap sendok cita rasa.

Sup Bawang Perancis - (Foto: Makanan dan Anggur)
Orang Prancis punya "resep" makanan standar, bagaikan simfoni dengan banyak gerakan. Dimulai dengan hidangan pembuka—bisa sup bawang Prancis, pai gurih, atau foie gras panggang. Kemudian, hidangan utama—di mana sang koki menunjukkan kreativitas dan teknik terbaiknya. Seporsi daging sapi dengan saus anggur merah, bebek yang dimasak dengan jeruk, atau salmon goreng dengan saus mentega lemon, semuanya merupakan mahakarya kuliner.
Setelah hidangan utama, hidangan akan beralih ke keju - kebanggaan nasional Prancis. Lebih dari 400 jenis keju diproduksi di seluruh negeri, masing-masing dengan cita rasa dan kisahnya sendiri. Terakhir, hidangan penutup - di mana rasa manis mengakhiri perjalanan kuliner . Sepotong tarte tatin panas, makaroni kecil... semuanya akan melelehkan lidah. Dan tentu saja, segelas anggur merah tak tergantikan untuk melengkapi hidangan.
Tak ada kuliner di dunia yang begitu erat kaitannya dengan anggur seperti Prancis. Anggur di sini bukan sekadar minuman, melainkan bahasa negeri ini, cara orang menceritakan kisah tanah air mereka.
Dari Bordeaux - ibu kota anggur merah, hingga Burgundy - tempat anggurnya memiliki aroma buah yang lembut, atau wilayah Champagne - tempat lahirnya anggur bersoda yang terkenal, setiap tetes anggur adalah kristalisasi dari iklim, tanah, dan tangan sang pembuat anggur. Bagi orang Prancis, anggur bukan untuk mabuk, melainkan untuk merasakan. Hidangan yang lezat harus memiliki anggur yang tepat, dan memilih anggur yang tepat untuk setiap hidangan adalah sebuah seni.
Yang membedakan masakan Prancis bukan hanya resep atau bahan-bahannya, tetapi juga semangat "seni hidup". Orang Prancis percaya bahwa makan adalah kesempatan untuk menikmati, berbincang, dan menjalin hubungan. Tidak ada ruang untuk tergesa-gesa.

Hidangan siput Prancis yang terkenal (Foto: European Waterways)
Di Paris, Anda bisa melihat kafe-kafe kecil tempat orang-orang duduk berjam-jam hanya dengan secangkir kopi dan croissant, menyeruput dan mengobrol atau mengamati jalanan. Di Provence, makan siang seringkali berlangsung berjam-jam, dengan anggur ringan, keju segar, dan sinar matahari keemasan. Dan di Lyon - "ibu kota gastronomi Prancis", di mana makan malam adalah pertemuan akrab antar teman, tanpa perlu repot, cukup tulus dan hangat.
Oleh karena itu, masakan Prancis bukan hanya tentang makanan, tetapi juga mencerminkan filosofi hidup masyarakatnya: menghormati bahan-bahan, mencintai keindahan, dan menghargai waktu. Dalam setiap hidangan, mereka tidak hanya makan untuk hidup, tetapi hidup untuk menikmati.
Prancis membentang dari Utara ke Selatan, masing-masing wilayah memiliki identitas kulinernya sendiri. Di Utara, orang-orang lebih menyukai hidangan yang kaya akan mentega dan krim, biasanya quiche Lorraine - kue telur panggang khas wilayah Lorraine. Di Selatan, masakannya bernuansa Mediterania dengan minyak zaitun, herba, dan tomat...
Wilayah barat terkenal dengan foie gras dan bebek panggang, sementara wilayah Alsace di timur yang dipengaruhi Jerman terkenal dengan sosis dan bir. Keragaman ini telah menciptakan salah satu lanskap kuliner terkaya di Eropa, di mana setiap wilayah menjadi bagian penting dalam sejarah kuliner Prancis.
Datang ke Prancis, kita tak hanya datang untuk melihat pemandangan atau berfoto, tetapi juga merasakan dengan rasa, aroma, dan hati. Kuliner Prancis mengajarkan kita untuk menghargai setiap rasa, hidup perlahan, dan menikmati masa kini. Karena di setiap potongan kue, setiap tetes anggur, atau setiap senyuman di meja makan, terdapat pesan sederhana namun mendalam: hidup lebih indah ketika kita tahu cara menikmatinya.
Sumber: https://vtv.vn/am-thuc-phap-khi-bua-an-la-nghe-thuat-song-10025102314192814.htm






Komentar (0)