![]() |
| Para delegasi yang menghadiri Pertemuan Menteri Energi ASEAN ke-43 (AMEM-43) di Kuala Lumpur, Malaysia. |
Pertemuan Menteri Energi ASEAN ke-43 (AMEM-43) yang diadakan di Kuala Lumpur telah resmi ditutup, menandai banyak hasil penting dalam memperkuat kerja sama regional di bidang keamanan energi dan keuangan berkelanjutan.
Berbicara pada konferensi pers setelah konferensi tersebut, Wakil Perdana Menteri Datuk Seri Fadillah Yusof, Menteri Transisi Energi dan Transformasi Air Malaysia, mengumumkan bahwa ASEAN telah mengadopsi inisiatif penting seperti Nota Kesepahaman Peningkatan Jaringan Listrik ASEAN (APG), Perjanjian Keamanan Minyak Bumi ASEAN (APSA), dan Rencana Aksi Energi ASEAN (APAEC) 2026-2030.
Salah satu poin penting dari AMEM-43 adalah ASEAN Power Grid Financing Facility (APGF), sebuah inisiatif bersama antara Asian Development Bank (ADB) dan World Bank (WB), untuk mendukung proyek-proyek jaringan listrik lintas batas.
ASEAN juga menyelesaikan Peta Jalan Jangka Panjang Energi Terbarukan (RE-LTR), yang berfokus pada energi surya, tenaga air, tenaga angin, dan menyepakati beberapa elemen kerangka kerja baru tentang efisiensi energi, kabel listrik bawah laut transnasional, dan tenaga nuklir sipil.
Wakil Perdana Menteri Fadillah menekankan perlunya menyeimbangkan pembangunan berkelanjutan dan keamanan energi. Porsi energi terbarukan di ASEAN telah mencapai 33,5% dari total kapasitas terpasang dan 14% dari total pasokan energi primer pada tahun 2023, mendekati target tahun 2025 sebesar 35% dan 23%.
ASEAN telah menerima komitmen kuat dari para mitranya terkait kerja sama investasi, pembiayaan hijau, dan transfer teknologi. Total nilai komitmen investasi pada Forum Bisnis Energi ASEAN (AEBF 2025) mencapai lebih dari 2 miliar USD, dengan fokus pada proyek energi terbarukan, jaringan pintar, dan penyimpanan energi.
Dalam periode mendatang, ASEAN bertujuan untuk meningkatkan proporsi energi terbarukan menjadi setidaknya 40% pada tahun 2030, memperluas penerapan teknologi digital dan Kecerdasan Buatan (AI) dalam pengelolaan jaringan listrik, dan memperkuat kerja sama keuangan dengan organisasi global seperti ADB, Bank Dunia, Badan Energi Internasional (IEA) dan Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA).
Bapak Fadillah menegaskan bahwa Malaysia akan terus bertindak sebagai jembatan strategis antara prioritas nasional dan agenda regional, menuju strategi transisi energi yang adil, inklusif, dan berpusat pada rakyat di ASEAN.
Hasil Konferensi AMEM ke-43 terus menunjukkan tekad negara-negara anggota ASEAN dalam memperkuat kerja sama regional untuk mempromosikan transisi energi dan secara aktif berkontribusi pada tujuan membangun Komunitas ASEAN yang hijau, inklusif, berkelanjutan, dan sejahtera di kawasan ini.
Sumber: https://baoquocte.vn/asean-khang-dinh-cam-ket-chuyen-doi-nang-luong-va-phat-trien-ben-vung-331352.html











Komentar (0)