
Bagi masyarakat Hoi Thinh, banh hon sudah sangat lazim di nampan makanan tradisional mereka.
Sebuah hadiah dari pedesaan yang telah bersama banyak generasi
Jika Tet tidak dapat kekurangan banh chung, gio lua, dan acar bawang, maka dalam baki persembahan tradisional masyarakat Phu Tho, khususnya masyarakat Hoi Thinh, Hop Thinh banh hon telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kenangan kuliner .
Kue Hon, dengan bentuknya yang sederhana, bulat, dan putih, tak seorang pun ingat persis kapan kue ini diciptakan atau mengapa diberi nama demikian. Orang-orang hanya tahu bahwa kue ini mengingatkan mereka akan betapa berharganya setiap butir beras di pedesaan penghasil padi yang telah melewati banyak kesulitan. Bagi masyarakat Hoi Thinh, kue Hon telah menjadi sangat akrab, muncul di semua acara penting: Tet, pernikahan, pesta, atau sekadar santapan keluarga yang hangat.


Adonan panas diuleni dan dipipihkan, isian tumisan (daging bahu cincang, bawang segar, jamur kuping kayu) diletakkan di tengah lalu digiling hingga membentuk bola seperti bola pingpong.
Bahan-bahan untuk membuat Banh Hon sangat sederhana: beras, daging babi, daun bawang, jamur kuping kayu, dan terkadang kacang tanah sangrai yang dihaluskan. Namun, untuk membuat kue yang bulat, berkilau, dan harum ini, pembuatnya harus terampil dan teliti sejak langkah pertama: Beras yang baik dicuci, direndam dalam air selama 3-4 jam, lalu ditiriskan dan digiling hingga menjadi bubuk halus. Proses pembuatan bubuk di masa lalu menjadi kenangan indah bagi anak-anak di desa, ketika mereka duduk di sekitar lumpang batu yang digiling tangan, menyaksikan butiran beras berubah menjadi bubuk putih bersih dalam sekejap.

Adonan ditiriskan, diaduk dengan api kecil hingga mengental dan tidak lengket lagi.
Setelah digiling, tepung harus "mentah" (didiamkan) selama beberapa hari, air asamnya ditiriskan, dan airnya diganti secara berkala agar tepung menjadi lembut, kenyal, dan memiliki rasa manis beras yang halus. Proses penirisan tepung dan pembentukan tepung merupakan langkah kunci. Tepung "ditiriskan" (diaduk) di atas kompor kecil hingga mengental dan tidak lengket lagi. Langkah ini membutuhkan tenaga kerja yang kuat dan berpengalaman dalam mengaduk secara konstan agar tepung tidak menggumpal, gosong, atau tidak matang.
Adonan panas diremas, diratakan, dan isian tumisan (daging babi cincang, daun bawang, jamur kuping kayu) diletakkan di tengah dan digulung membentuk bola seperti bola pingpong. Kue kemudian dikukus. Saat mengukus, setiap potongan harus disusun rata dan dikukus, atau direbus seperti banh troi. Banh Hon paling nikmat saat baru dikeluarkan dari oven, masih panas, dengan aroma nasi pedesaan yang ringan dan isian daging berlemak. Kue ini disajikan dengan saus ikan encer yang memiliki rasa manis, mirip dengan saus ikan untuk banh cuon.
Jejak OCOP dan kebanggaan kampung halaman
Di Hop Thinh, Kecamatan Hoi Thinh, Provinsi Phu Tho , metode tradisional pembuatan kue Hon masih dilestarikan oleh puluhan rumah tangga, sehingga oleh-oleh khas kampung halaman ini semakin populer. Di antara mereka, merek Kue Hon Ta Tuoi dari Ibu Phung Thi Tuoi adalah salah satu alamat yang paling terkenal dan tepercaya.
Ibu Phung Thi Tuoi, pemilik restoran, menyampaikan bahwa bahan baku berperan penting dalam menciptakan cita rasa yang berbeda. Alih-alih menggunakan tepung terigu untuk membuat bihun seperti di banyak tempat lain, restorannya memilih beras Bao Thai dari Ha Giang agar kulitnya lembut dan beraroma. Isinya harus berupa daging bahu, sejenis daging yang kenyal, renyah, dan memiliki keseimbangan antara lemak dan lemak. Ibu Tuoi menekankan: "Kami ingin mengembangkan profesi pembuatan banh hon ini secara berkelanjutan untuk melestarikan keindahan tradisional tanah air kami."


Pada tahun 2022, Kue Ta Tuoi Hon diakui sebagai produk OCOP bintang 3 di provinsi tersebut.
Untuk menghasilkan sekitar 100 kg kue per hari, fasilitas Ta Tuoi harus memobilisasi 5-10 orang, bekerja secara manual melalui tahapan persiapan, menggoreng isian, mengaduk adonan, membentuk kue, merebus, dan mendinginkan. Berkat cita rasanya yang unik, lezat, dan mudah disantap, pada tahun 2022, Kue Ta Tuoi Hon diakui sebagai produk OCOP bintang 3 di provinsi tersebut.
Sertifikasi OCOP merupakan prasyarat penting, yang menjadikan Banh Hon tidak hanya sebagai hidangan keluarga, tetapi juga menjadi hidangan spesial yang dipesan pelanggan untuk pernikahan, konferensi, dan sebagai hadiah. Sejak saat itu, profesi pembuat kue telah menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
Ibu Phung Thi Tho, seorang pelanggan dari kelurahan Vinh Phuc, mengungkapkan kepuasannya: "Saya merasa kue Hop Thinh terasa lebih nikmat jika dicelupkan ke dalam saus ikan murni. Kuenya sangat harum dan kenyal, serta memiliki rasa lemak yang kaya dari isiannya. Rasa daun bawang, jamur kuping kayu, dan daging segar berpadu dengan sangat harmonis."
Kesuksesan Banh Hon Hop Thinh merupakan bukti abadinya nilai kualitas tradisional. Dalam pesta-pesta modern, Banh Hon putih yang bulat dan kenyal ini masih menghadirkan rasa manis nasi rumahan, rasa lemak isian daging, dan kebanggaan hidangan istimewa yang dijiwai jiwa tanah air Phu Tho.
Ngoc Thang
Sumber: https://baophutho.vn/banh-hon-hop-thinh-chia-khoa-vang-cua-chat-luong-truyen-thong-242571.htm






Komentar (0)