Dari Dubai, Karim Benzema menyampaikan beberapa komentar jujur tentang Real Madrid. |
Menurut mantan kapten Bernabeu itu, masalah bagi klub kerajaan Spanyol tersebut bukan terletak pada pelatih, tetapi pada tumpang tindih peran, ego individu, dan kurangnya suara yang cukup berpengaruh di ruang ganti.
Dalam sebuah wawancara dengan L'Equipe saat mempersiapkan paruh kedua musim bersama Al-Ittihad, Karim Benzema mencurahkan sebagian besar waktunya untuk menganalisis krisis Real Madrid. Tanpa ragu-ragu, striker Prancis itu langsung membahas inti masalahnya: mantan klubnya kekurangan "koneksi" antara bintang-bintang terbesarnya.
Menurut Benzema, Real Madrid saat ini memiliki terlalu banyak pemain kelas dunia , tetapi masing-masing tidak sepenuhnya memahami peran mereka di lapangan. “Bellingham adalah gelandang serang, bukan pencetak gol. Mbappe adalah pencetak gol, bukan pengatur serangan. Vinicius adalah pemain sayap kiri, bukan gelandang bertahan,” kata Benzema. Ketika peran-peran ini sangat tidak jelas, Real Madrid kesulitan untuk berfungsi dengan lancar, terlepas dari kualitas skuad mereka yang tak terbantahkan.
Yang perlu diperhatikan, Benzema percaya bahwa pelatih Xabi Alonso hampir tidak bisa berbuat lebih banyak lagi. Baginya, ini bukan semata-mata soal taktik.
"Pelatih memiliki pemain-pemain terbaik yang bisa ia andalkan. Sisanya terserah para pemain," tegas Benzema. Dalam tim dengan lima atau enam bintang besar, konfliknya bukan tentang kemampuan teknis, tetapi tentang menerima posisi masing-masing.
Xabi Alonso sedang mengalami masalah di Real Madrid. |
Mantan pemenang Ballon d'Or itu menekankan sebuah realita yang pahit: semua orang ingin menjadi yang terbaik. "Jika rekan setim Anda mencetak lebih banyak gol, Anda harus menerimanya. Masalahnya adalah tidak semua orang bisa menerimanya," kata Benzema.
Menurutnya, inilah akar penyebab mengapa tim dengan terlalu banyak bintang mudah mengalami krisis. Pencetak gol selalu mendapat lebih banyak perhatian, sementara kesuksesan adalah hasil kerja seluruh tim.
Benzema juga menyoroti kekurangan besar di Real Madrid saat ini: kurangnya pemimpin berpengalaman di ruang ganti. “Tidak ada seorang pun yang memiliki cukup wewenang untuk memberi tahu Bellingham, Mbappe, atau Vinicius bahwa mereka melakukan kesalahan,” ujarnya.
Menurut Benzema, sepak bola modern semakin dingin. Para pemain kurang terbuka berkomunikasi satu sama lain. Setiap orang hanya peduli apakah mereka telah menyelesaikan tugas individu mereka. Dan itu tercermin langsung di lapangan.
Ketika ditanya tentang Mbappe, Benzema tidak ragu sedikit pun tentang kualitas rekan setimnya yang lebih muda itu. Dia yakin Mbappe akan terus mencetak gol seperti yang dilakukannya di PSG. Tetapi yang ditunggu Real Madrid bukanlah sekadar angka.
"Mereka merekrut Mbappe agar dia bisa menentukan hasil pertandingan besar," kata Benzema. Menurutnya, Mbappe perlu melangkah lebih jauh untuk menjadi pemimpin di lini serang, seseorang yang mampu memikul tekanan di momen-momen krusial, bukan hanya bersinar di pertandingan mudah.
Benzema juga membantah anggapan meremehkan lawan yang lebih lemah. Baginya, mencetak dua gol atau tiga gol melawan tim yang lebih lemah tidak pernah mudah. Yang penting adalah kemampuan untuk tampil maksimal ketika tim dipaksa untuk menang. Itulah ukuran sebenarnya dari seorang bintang yang diharapkan memimpin Real Madrid meraih gelar juara.
Komentar Benzema bukan hanya perspektif orang luar. Itu adalah suara seorang mantan pemimpin, seseorang yang memahami Real Madrid dari dalam. Dan pesan yang dia sampaikan cukup jelas: masalah Real Madrid bukan terletak pada bakat, tetapi pada bagaimana bakat-bakat itu belajar untuk bersatu.
Sumber: https://znews.vn/benzema-mo-xe-real-madrid-post1610755.html







Komentar (0)