Menurut Ukrinform, Menteri Pertahanan Turki Yasar Guler mengatakan bahwa negaranya terus berupaya untuk memulihkan Perjanjian Gandum Laut Hitam dan mengakhiri konflik Rusia-Ukraina.
Kesepakatan gandum Laut Hitam diyakini telah berkontribusi efektif dalam mengatasi krisis gandum. Foto ilustrasi. (Sumber: Ukriform) |
"Sehubungan dengan konflik yang sedang berlangsung antara Ukraina dan Rusia, Turki melanjutkan upayanya di bawah kepemimpinan Presiden untuk menemukan solusi atas krisis ini sejak awal. Dalam konteks ini, kami menyatakan bahwa integritas wilayah Ukraina harus dilindungi di semua tingkatan dan di semua tempat. Kami ingin konflik yang memengaruhi seluruh dunia ini berakhir sesegera mungkin," ujar Guler.
“Kami melanjutkan upaya kami untuk menghidupkan kembali Perjanjian Gandum Laut Hitam, sebuah inisiatif yang dilaksanakan melalui koordinasi dengan negara kami dan efektivitasnya telah memberikan kontribusi signifikan dalam mengatasi krisis gandum,” tegas Menteri Pertahanan Turki.
Sebelumnya, pada 16 Desember, Yasar Guler mengumumkan bahwa Bulgaria, Rumania, dan Turki berencana untuk menandatangani perjanjian trilateral melawan ranjau di Laut Hitam bulan depan, dengan upacara penandatanganan dijadwalkan pada 11 Januari.
"Sebagai bagian dari Inisiatif Trilateral untuk Melawan Ancaman Ranjau di Laut Hitam, kami mengadakan putaran ketiga pertemuan Satuan Tugas Aksi Ranjau Laut Hitam dengan partisipasi delegasi dari Turki, Bulgaria, dan Rumania pada 22-23 November di Kementerian. Kami juga berencana mengadakan upacara penandatanganan di Istanbul pada 11 Januari 2024, dengan partisipasi menteri pertahanan ketiga negara," ujar Guler.
Ia juga mengatakan bahwa memulihkan perdamaian dan stabilitas di Laut Hitam penting bagi seluruh dunia, terutama bagi negara-negara pesisir.
"Bersama Turki, kami melaksanakan Konvensi Montreux dengan hati-hati, bertanggung jawab, dan objektif, memastikan keseimbangan di Laut Hitam, dan kami bertekad untuk melaksanakannya," tegasnya.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)