Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Vershinin mengatakan Rusia tidak menyangkal upaya untuk menerapkan Inisiatif Gandum Laut Hitam tetapi menekankan bahwa Moskow membutuhkan hasil yang konkret.
Gandum dimuat ke kapal untuk diekspor di pelabuhan Rostov-on-Don, Rusia. (Foto: AFP/VNA)
Moskow mengakui upaya PBB untuk melaksanakan memorandum dengan Federasi Rusia tentang ekspor produk pertanian dan pupuk Rusia ke pasar dunia dan siap untuk melanjutkan dialog, tetapi negosiasi ini harus membuahkan hasil.
Ini adalah pernyataan pada tanggal 10 Juni dari Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Vershinin - Kepala Delegasi Rusia yang menghadiri konsultasi dengan perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa (Swiss) mengenai Inisiatif Gandum Laut Hitam.
Menurut kantor berita TASS, selama konsultasi yang diadakan pada tanggal 9 Juni, pejabat PBB menyebutkan upaya untuk melaksanakan Inisiatif Butir Laut Hitam.
Wakil Menteri Vershinin mengatakan Rusia tidak menyangkal upaya-upaya ini, tetapi menekankan bahwa Moskow membutuhkan hasil yang konkret. Ia mengingatkan kembali hambatan-hambatan yang masih ada dalam transaksi keuangan, asuransi dan reasuransi, serta pencairan modal dari perusahaan-perusahaan Rusia.
Terkait isu-isu di atas, Wakil Menteri Vershinin menegaskan bahwa "tidak ada kemajuan ke arah ini."
Secara khusus, delegasi Rusia mengangkat masalah yang belum terselesaikan mengenai menghubungkan Bank Pertanian Rusia (Rosselkhozbank) ke sistem pembayaran global SWIFT.
Waktu konsultasi lanjutan antara Rusia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai implementasi memorandum tersebut belum ditentukan. Wakil Menteri Vershinin mengatakan bahwa kedua belah pihak secara berkala mengadakan konsultasi, dan Moskow siap untuk melanjutkan dialog serta berharap memperoleh hasil yang memuaskan.
Menjelang konsultasi di Jenewa, Wakil Menteri Vershinin mengatakan Moskow tidak melihat prospek untuk memperpanjang Inisiatif Butir Laut Hitam, tetapi akan terus berkonsultasi dengan perwakilan PBB mengenai kesepakatan tersebut.
Ia mengemukakan bahwa Rusia telah berulang kali meminta agar masalah ekspor amonia Rusia melalui Ukraina dimasukkan dalam perjanjian di atas, dengan menganggapnya sebagai transaksi perdagangan yang saling menguntungkan, tetapi Ukraina telah mengajukan permintaan berbeda untuk melaksanakan perjanjian tersebut dan hal ini menyebabkan situasi menemui jalan buntu.
Pada bulan Juli 2022, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Turki memediasi Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam untuk membantu mengatasi krisis pangan global yang diperburuk oleh konflik antara Rusia dan Ukraina, pengekspor biji-bijian terbesar dunia.
Dalam kerangka inisiatif tersebut, Rusia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa menandatangani nota kesepahaman tentang fasilitasi pasokan produk pertanian dan pupuk Rusia ke pasar dunia, sementara Ukraina menandatangani perjanjian dengan Turki dan Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang ekspor makanan dan pupuk yang aman dari Ukraina melalui Laut Hitam.
Perjanjian awal berlaku selama 120 hari, dengan perpanjangan 120 hari pada November 2022.
Pada tanggal 13 Maret, Rusia setuju untuk memperpanjang perjanjian tersebut selama 60 hari lagi, hingga 18 Mei. Rusia memperingatkan bahwa mereka akan mengakhiri perjanjian setelah batas waktu ini jika hambatan terhadap ekspor makanan dan pupuknya tidak dihapus.
Menyusul pembicaraan antara delegasi dari Rusia, Turki, Ukraina, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Istanbul, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada 17 Mei bahwa kesepakatan gandum telah diperpanjang selama dua bulan lagi, dimulai dari 18 Mei.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)