Tampilan jarak dekat jet tempur Tejas Mk 1A produksi dalam negeri India, dengan pesanan yang telah diselesaikan untuk ratusan unit.

Menurut Kementerian Pertahanan India, pesanan ini melengkapi 83 jet tempur Tejas Mk 1A yang telah disetujui pada tahun 2021, sehingga jumlah total pesawat menjadi 180 untuk menggantikan armada MiG-21 yang sudah tua, yang telah melayani Angkatan Udara India selama beberapa dekade.

Program Tejas, yang dikembangkan oleh Hindustan Aeronautics Limited (HAL), telah lama didukung oleh Perdana Menteri Narendra Modi sebagai landasan upaya kemandirian pertahanan India.

Pekan lalu, Modi menggarisbawahi dukungan pribadinya dengan melakukan uji penerbangan pada pesawat Tejas, memuji program tersebut sebagai simbol kemampuan kedirgantaraan India yang semakin berkembang.

Pesawat tempur Tejas Mk 1A menggabungkan sistem avionik dan radar canggih, menandai peningkatan signifikan dibandingkan 40 pesawat tempur ringan yang sebelumnya dikirim ke Angkatan Udara India (IAF). Para pejabat militer mencatat bahwa "lebih dari 65% komponen pesawat baru tersebut bersumber dari dalam negeri," menyoroti peran program ini dalam meningkatkan ekosistem industri India. Pesanan ini diharapkan dapat mendukung ratusan usaha kecil dan menengah di sektor pertahanan.

Mantan Kepala Angkatan Udara India, Chaudhari, mengungkapkan rencana untuk membeli tambahan 97 pesawat selama kunjungannya ke Spanyol, dan memandang hal itu sebagai bagian dari upaya jangka panjang Angkatan Udara India untuk memperluas armada pesawat tempur dalam negerinya.

Dengan pengiriman berdasarkan kontrak yang telah ditandatangani sebelumnya sudah berlangsung, kesepakatan baru ini memposisikan jet tempur Tejas sebagai tulang punggung persenjataan masa depan Angkatan Udara India.

Pesawat buatan HAL ini mulai beroperasi pada tahun 2016 dan saat ini dioperasikan oleh dua skuadron. Dengan pesanan baru ini, Tejas diharapkan menjadi pesawat tempur Angkatan Udara India (IAF) yang paling banyak digunakan dalam beberapa tahun mendatang, mencerminkan peran sentral platform yang diproduksi di dalam negeri.

Selain Tejas Mk 1A, HAL juga diperkirakan akan menandatangani kontrak untuk lebih dari 200 pesawat LCA Mk 2 dan jumlah yang sama untuk pesawat Advanced Medium Fighter (AMCA), sebagai bagian dari program pesawat tempur generasi kelima India.

Inisiatif-inisiatif ini sejalan dengan misi pemerintah "Atmanirbhar Bharat" dan "Make in India", yang menekankan kemandirian dalam manufaktur pertahanan dan pengembangan teknologi kedirgantaraan penting di dalam negeri.

Pesanan senilai sekitar 4 miliar dolar AS untuk batch pertama sebanyak 83 jet tempur Tejas Mk 1A telah ditempatkan kepada HAL, dengan tenggat waktu pengiriman pada Februari 2024.

Berkat kontrak selanjutnya, tambahan 97 pesawat akan memperpanjang lini produksi hingga dekade berikutnya, memastikan produksi yang stabil bagi HAL dan rantai pasokannya.

Selain itu, ini juga merupakan kesempatan bagi Angkatan Udara India untuk mendapatkan pengalaman dalam menggunakan dan mengembangkan varian pesawat tempur Tejas Mk 2 yang dimodernisasi dengan kemampuan yang jauh lebih canggih.

Selain digunakan di Angkatan Udara India (IAF), pemerintah New Delhi juga berharap dapat mengekspor jet tempur Tejas untuk bersaing dengan pesawat tempur ringan lainnya seperti J-10 buatan China atau JAS-39 Gripen buatan Swedia.