Konten ini dibahas dalam seminar "Solusi Produk untuk Kompetisi Data for Life Musim 3," yang diselenggarakan oleh Panitia Penyelenggara Kompetisi Data for Life 2025 bekerja sama dengan surat kabar online VTC News.
Pada seminar tersebut, Dr. Dinh Viet Sang - Wakil Rektor Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi, Universitas Sains dan Teknologi Hanoi - menyatakan bahwa implementasi solusi berbasis data yang inovatif dalam praktik saat ini menghadirkan banyak peluang sekaligus tantangan.
Dari perspektif peluang, Dr. Dinh Viet Sang menekankan peran penting investasi dan perhatian dari Pemerintah. Secara global , kecerdasan buatan dan analitik data menerima investasi besar-besaran dari perusahaan teknologi besar. Produk-produk seperti ChatGPT, Gemini, dan model AI dari Tiongkok dan Korea Selatan telah dan sedang dibuka untuk dimanfaatkan oleh masyarakat.

Dr. Dinh Viet Sang - Wakil Rektor Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi, Universitas Sains dan Teknologi Hanoi. (Foto: Hung Cuong)
Ini adalah prasyarat penting bagi Vietnam untuk mewarisi model AI terbuka, sehingga dapat mengembangkan model spesifik yang sesuai dengan kondisi, data, dan permasalahan unik negara tersebut.
Namun, setiap peluang selalu disertai tantangan. Pertama, menurut Dr. Dinh Viet Sang, masalahnya terletak pada data itu sendiri. Membangun dan menghubungkan basis data antar kementerian, departemen, dan lembaga tetap menjadi isu utama.
"Bagaimana kita dapat menciptakan basis data yang terpadu dan komprehensif? Hanya dengan begitu kita dapat melatih model AI untuk melayani operasional pemerintah ," analisis Dr. Dinh Viet Sang.
Selain itu, pengalaman dari negara-negara seperti Singapura dan Korea Selatan menunjukkan bahwa portal data terbuka tidak hanya membantu warga, bisnis, dan peneliti mengakses data sampel, tetapi juga merangsang munculnya banyak ide inovatif.
Ide-ide yang layak kemudian dapat menerima dukungan pemerintah untuk dikembangkan menjadi produk yang lengkap. Oleh karena itu, menurut Dr. Dinh Viet Sang, Vietnam juga harus memiliki kebijakan untuk membuka data agar masyarakat dapat memanfaatkan, menggunakan, dan menelitinya.
Pada akhirnya, unsur manusia tetap menjadi kunci. Melatih dan menarik sumber daya manusia berkualitas tinggi di bidang AI dan analitik data merupakan kebutuhan strategis jangka panjang.

Dr. Syed Mabub, Dr. Dinh Viet Sang, dan Dr. Vo Sy Nam (dari kiri ke kanan) berpartisipasi dalam diskusi panel. (Foto: Hung Cuong)
Dr. Vo Sy Nam - Direktur Sains dan Teknologi di Genestory, dan Direktur Pusat Informatika Biomedis - Institut Penelitian Big Data Vingroup, percaya bahwa data adalah "tambang" baru.
Sebagai mentor dan pendukung dalam menyempurnakan produk tim-tim yang berkompetisi di Data for Life 2025, Dr. Vo Sy Nam menegaskan: “Ketika kita berdiri di hadapan ‘lautan’ data, kita akan memiliki solusi untuk memanfaatkannya. Saya juga berharap tim-tim yang berkompetisi dapat memanfaatkan data dari berbagai aspek yang terjalin dalam kehidupan, karena itu adalah tambang emas. Siapa pun yang memegang data di tangannya akan memiliki banyak hal.”
Dr. Vo Sy Nam juga percaya bahwa ketika data saling terhubung dan kita memanfaatkan data tersebut dengan baik, akan ada lebih banyak aplikasi yang melayani masyarakat dengan lebih baik.
Sementara itu, Dr. Syed Mabub, seorang dosen Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi serta anggota dewan juri kompetisi, menyatakan bahwa bagi negara mana pun, tujuan utama dalam mengembangkan solusi berbasis data adalah untuk mengatasi masalah praktis dalam kehidupan nyata—masalah yang dapat berdampak nyata pada masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Sebagai contoh, Australia berkolaborasi dengan berbagai organisasi untuk menerapkan data guna mengatasi tantangan regional seperti perubahan iklim, kekeringan, dan banjir.
Dia menekankan bahwa: "Tujuan utama dalam mengembangkan solusi berbasis data adalah untuk menciptakan nilai yang dapat meningkatkan kehidupan masyarakat dan kelompok yang lebih kurang beruntung dalam hidup kita."
Menurut para pembicara dalam diskusi panel, salah satu sorotan utama dari tim-tim kompetisi Data for Life tahun ini adalah kepraktisan dan kreativitas ide-ide mereka.
Mulai dari layanan kesehatan, pendidikan, transportasi, kesejahteraan sosial, dan lingkungan hingga prakiraan bencana, tantangan yang dihadapi terkait erat dengan kebutuhan mendesak kehidupan. Tidak hanya berhenti pada ide-ide semata, tim-tim yang berkompetisi dengan berani menerapkan teknologi paling canggih yang tersedia saat ini untuk mengubahnya menjadi produk yang layak secara komersial.
Kompetisi Data for Life 2025, yang diselenggarakan oleh Kementerian Keamanan Publik bekerja sama dengan berbagai lembaga, universitas, dan bisnis, menegaskan posisinya sebagai arena teknologi strategis.
Hal ini juga menghadirkan peluang bagi talenta teknologi untuk memanfaatkan data secara maksimal guna mengatasi "hambatan" dalam kehidupan sosial, sehingga secara langsung berkontribusi pada proses pembangunan pemerintahan digital, ekonomi digital, dan masyarakat digital sesuai dengan semangat Resolusi 57-NQ/TW.
Seminar "Solusi Produk untuk Kompetisi Data for Life Musim 3" diselenggarakan oleh Panitia Penyelenggara Kompetisi Data for Life 2025 bekerja sama dengan surat kabar online VTC News, dalam kerangka babak Pameran kompetisi tersebut.
Sumber: https://vtcnews.vn/toa-dam-data-for-life-2025-dua-du-lieu-tro-thanh-dong-luc-phat-trien-moi-ar992793.html






Komentar (0)