
Situs konsultasi ekonomi keuangan Trading Economics mengatakan pada 17 Oktober bahwa harga perak tetap berada pada puncak historis di atas 54 USD/ons pada hari yang sama berkat pasokan global yang ketat dan permintaan safe-haven yang kuat.
Pasar terguncang setelah dua bank regional AS, Zions Bancorp dan Western Alliance, mengumumkan masalah pinjaman terkait dengan tuduhan penipuan, meningkatkan kekhawatiran tentang risiko yang meluas di pasar kredit, menurut Trading Economics.
Meningkatnya ketegangan perdagangan AS-Tiongkok, penutupan pemerintah AS yang berkepanjangan, dan meningkatnya ekspektasi pemotongan suku bunga tambahan dari Federal Reserve (Fed) juga meningkatkan permintaan logam mulia.
Risiko geopolitik dan kekhawatiran mengenai melonjaknya belanja pemerintah dan membengkaknya utang publik semakin memicu arus masuk aset-aset safe haven.
Perak juga menguat karena tekanan historis di London, di mana kurangnya likuiditas memicu perburuan global terhadap perak.
Permintaan dari India semakin memperburuk kekurangan pasokan, yang memaksa beberapa reksa dana untuk menghentikan arus masuk ke dalam dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) perak.
Secara historis, harga perak dan emas bergerak beriringan. Namun, perak justru menunjukkan kinerja yang lebih baik tahun ini. Sepanjang tahun ini, emas naik sekitar 60% sementara perak naik 80%, menjadikannya logam mulia dengan kenaikan tertinggi kedua (setelah platinum, yang naik sekitar 84%).
Lonjakan harga perak yang pesat memicu "short squeeze" karena para pedagang yang bertaruh pada penurunan harga perak terpaksa membeli pada harga yang lebih tinggi atau membayar biaya sewa yang mahal, sehingga mendorong harga lebih tinggi. Perebutan ini memicu reli dan meningkatkan biaya peminjaman perak fisik, lapor surat kabar India, The Economic Times.
Para analis di Goldman Sachs memperingatkan bahwa, meskipun kuat, reli perak sangat fluktuatif dan memiliki risiko penurunan yang lebih besar daripada emas, yang, tidak seperti emas, tidak memiliki dukungan bank sentral.
Sementara itu, emas disimpan dalam jumlah besar oleh bank sentral, sehingga menciptakan basis permintaan yang stabil. Perak tidak memiliki dukungan institusional ini dan lebih dipengaruhi oleh permintaan industri, seperti produksi sel surya.

Emas sekitar 10 kali lebih langka dan 80 kali lebih berharga per ons daripada perak, sehingga lebih praktis untuk tujuan cadangan. Bank lebih berfokus pada nilai daripada volume ketika mengelola cadangan, sehingga emas lebih disukai.
Pasar emas juga sekitar sembilan kali lebih besar daripada pasar perak. Ukurannya yang lebih kecil berarti harga perak bereaksi jauh lebih kuat terhadap arus investasi dan perubahan persediaan.
Bank-bank tetap optimistis dalam jangka menengah, dengan Bank of America memprediksi harga perak bisa mencapai $65 per ons pada tahun 2026, sementara Goldman Sachs yakin harga akan terus naik jika pemangkasan suku bunga Federal Reserve menarik lebih banyak investor ke logam mulia tersebut.
Para investor mengamati perak dengan saksama. Volatilitas jangka pendek tidak dapat dihindari, tetapi permintaan jangka panjang dari aset safe haven maupun pengguna industri akan terus menopang harga.
Perak bertindak seperti versi emas yang "dipercepat". Ketika risiko ekonomi meningkat, perak seringkali berkinerja lebih baik karena investor mencari aset yang aman.
Namun, dengan kurangnya dukungan bank sentral, perak juga dapat mengalami koreksi tajam jika sentimen pasar berubah. Bahkan arus keluar investasi yang kecil pun dapat menyebabkan harga turun drastis dan meredakan kekurangan pasokan yang sedang terjadi di London.
Source: https://baotintuc.vn/thi-truong-tien-te/canh-bao-lon-sau-khi-bac-vuot-vang-trong-cuoc-dua-tang-gia-nam-2025-20251017145342853.htm
Komentar (0)