Hari ini (13 November), Education First secara resmi mengumumkan Indeks Kemampuan Bahasa Inggris Global 2024 (EPI 2024).

EPI 2024 didasarkan pada hasil tes dari 2,1 juta penutur bahasa Inggris non-asli berusia 18 tahun ke atas di 116 negara dan wilayah.

Berdasarkan hasil EPI, negara-negara akan dibagi menjadi kelompok kemampuan bahasa Inggris: Sangat tinggi (di atas 600 poin), Tinggi (550 - 599 poin), Sedang (500 - 549 poin), Rendah (450 - 499 poin), Sangat rendah (di bawah 450 poin).

English.JPG
Peringkat Indeks Kemampuan Bahasa Inggris 2024. Foto: EF

Pada tahun 2024, indeks kecakapan bahasa Inggris masyarakat Vietnam mencapai 498 poin, termasuk dalam kelompok rendah. Sementara itu, pada tahun 2023, Vietnam mencapai 505 poin, termasuk dalam kelompok sedang.

Dalam pemeringkatan global tahun ini, Vietnam berada di peringkat ke-63 dari 116 negara dan wilayah. Dengan demikian, dibandingkan dengan tahun 2023, peringkat Vietnam turun 5 peringkat, dari 58 menjadi 63.

Peringkat tertinggi yang dicapai Vietnam adalah pada tahun 2019, yaitu ke-52.

Di Asia, Vietnam menempati peringkat ke-8 dalam kemampuan bahasa Inggris, setelah Singapura, Filipina, Malaysia, Hong Kong, Korea Selatan, Nepal, dan Bangladesh.

Dibandingkan dengan tahun 2023, Vietnam turun satu peringkat dari peringkat 7 ke peringkat 8. Bangladesh mengambil alih posisi Vietnam yang berada di peringkat 7, sementara tahun lalu berada di peringkat 8. Peringkat Vietnam mengungguli beberapa negara di kawasan seperti Indonesia (80), Tiongkok (91), dan Jepang (92) dalam indeks EPI 2024.

'Belajar bahasa Inggris selama puluhan tahun tapi masih belum bisa mengucapkan satu kalimat lengkap'

'Belajar bahasa Inggris selama puluhan tahun tapi masih belum bisa mengucapkan satu kalimat lengkap'

"Saya belajar bahasa Inggris dari kelas 6 sampai kelas 12, tetapi tidak bisa berbicara satu kalimat pun," ungkap seorang pembaca kepada VietNamNet. Banyak pembaca menganalisis metode dan ukuran kelas yang besar sebagai hambatan dalam mengajar dan belajar bahasa Inggris di sekolah.
Kementerian Pendidikan dan Pelatihan akan mengembangkan proyek untuk menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua di sekolah.

Kementerian Pendidikan dan Pelatihan akan mengembangkan proyek untuk menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua di sekolah.

Kementerian Pendidikan dan Pelatihan baru saja menerbitkan rencana tugas dan solusi kunci untuk tahun ajaran 2024-2025 di sektor pendidikan. Rencana tersebut menetapkan pengembangan proyek untuk menjadikan Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua di sekolah.
Universitas 'tegas' batasi pendaftaran mata kuliah jika mahasiswa tidak memenuhi standar hasil belajar Bahasa Inggris

Universitas 'tegas' batasi pendaftaran mata kuliah jika mahasiswa tidak memenuhi standar hasil belajar Bahasa Inggris

Kemampuan untuk mencapai standar hasil belajar bahasa Inggris sangat bergantung pada upaya mahasiswa. Banyak universitas juga menerapkan berbagai upaya, mulai dari insentif hingga tindakan drastis, untuk membantu mahasiswa mencapai target ini.