Menghadapi kenyataan itu, banyak rumah tangga peternak di sejumlah daerah di provinsi tersebut yang secara proaktif menerapkan berbagai tindakan pencegahan penyakit untuk melindungi ternak dan meminimalisir kerusakan akibat wabah.
Bapak Nguyen Van Thinh (kelurahan Ea Na) menaburkan bubuk kapur untuk mencegah penyakit pada bebek. |
Dengan pengalaman hampir 20 tahun beternak bebek, Bapak Nguyen Van Thinh (Desa To Lo, Kelurahan Ea Na) sangat memahami pentingnya pencegahan penyakit di masa kritis ini. Beliau berkata: “Pergantian musim seringkali membuat bebek rentan terhadap penyakit penyusutan leher yang disebabkan oleh bakteri E. coli. Bebek yang terinfeksi akan mengalami diare, pertumbuhan lambat, pertumbuhan terhambat, dan bahkan dapat mati massal jika tidak segera dideteksi dan diobati.”
Untuk mencegah epidemi secara efektif, selain vaksinasi lengkap dengan semua jenis vaksin, keluarga Bapak Thinh secara rutin mendisinfeksi kandang dengan disinfektan atau bubuk kapur dua kali sebulan, dan membersihkan area sekitarnya untuk membatasi patogen yang tersisa di lingkungan. Khususnya, beliau juga menggunakan alas tidur biologis dalam peternakan untuk mengolah limbah di lokasi, menjaga lingkungan kandang tetap kering dan bersih, serta meminimalkan bau dan gas beracun. Berkat penerapan langkah-langkah tersebut secara serentak, kawanan bebek petelur keluarganya yang berjumlah lebih dari 3.500 ekor telah berkembang secara stabil, menghasilkan sumber pendapatan yang signifikan.
Sama proaktifnya, keluarga Bapak La Quy Trang (Desa Son Cuong, Kecamatan Dak Lieng) saat ini memelihara lebih dari 6.000 ekor ayam petelur. Saat musim berganti, beliau memeriksa dan memperkuat kandang, menutupnya dengan hati-hati, tetapi tetap memastikan ventilasi. Bapak Trang berbagi: "Mencegah lebih baik daripada mengobati. Saya proaktif, mulai dari membersihkan, mendisinfeksi kandang, hingga mengatur pola makan untuk meningkatkan daya tahan ternak. Selain pakan industri, saya menambahkan vitamin dan mineral untuk menjaga kesehatan ayam, sehingga mengurangi risiko penyakit saat cuaca berubah-ubah."
Tak hanya ternak dan unggas, pergantian musim juga sangat memengaruhi kegiatan akuakultur. Keluarga Bapak Nguyen Sau Tam (desa 4, kecamatan Ea Kar) saat ini memelihara lebih dari 5.000 ekor ikan nila, ikan mas rumput, ikan mas kepala besar... dan juga memperkuat langkah-langkah untuk melindungi kolam. Menurut Bapak Tam, ketika suhu berubah tiba-tiba, pH air mudah turun sehingga ikan-ikan mengapung, mati lemas, dan bahkan mati massal akibat gas beracun yang menumpuk di dasar kolam. "Untuk mencegah hal ini, saya secara teratur mengangin-anginkan kolam ikan, dan mencampurkan vitamin C dan enzim pencernaan ke dalam pakan agar ikan dapat mencerna lebih baik, sehingga membatasi dampak perubahan lingkungan hidup," ujar Bapak Tam.
Staf dokter hewan memvaksinasi rabies untuk hewan peliharaan di sebuah rumah tangga di komune Lien Son Lak. |
Provinsi ini saat ini memiliki total ternak hampir 23,4 juta sapi dan unggas. Menghadapi situasi epidemi yang rumit, pihak berwenang segera menerapkan langkah-langkah penanganan: mengambil sampel untuk pengujian, mengisolasi, mendisinfeksi, dan menginstruksikan masyarakat untuk memperkuat pengawasan, mencegah penyebaran penyakit. Sementara itu, Dinas Peternakan dan Kedokteran Hewan (Dinas Pertanian dan Lingkungan Hidup) telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mengatur pemberian tambahan ratusan ribu dosis vaksin seperti vaksin penyakit mulut dan kuku, penyakit kulit berbintik, septikemia sapi, rabies, dan mendistribusikan bahan kimia untuk disinfeksi secara luas.
Meskipun pihak berwenang telah menerapkan berbagai solusi terpadu untuk mencegah dan mengendalikan epidemi, efektivitas pengendalian masih sangat bergantung pada kesadaran proaktif para peternak. Jika mereka lalai dalam vaksinasi, sanitasi kandang, dan pengelolaan lingkungan, risiko wabah penyakit selalu ada. Oleh karena itu, setiap rumah tangga peternakan harus selalu memperhatikan penerapan langkah-langkah pencegahan penyakit secara menyeluruh untuk melindungi ternak dan memastikan sumber pendapatan yang stabil dan berkelanjutan.
Giang Nga
Source: https://baodaklak.vn/kinh-te/202507/chu-dong-phong-ngua-dich-benh-tren-vat-nuoi-thoi-diem-giao-mua-a9312a4/






Komentar (0)