Peternakan anjing di Pyeongtaek, Korea Selatan (Foto: AP).
Joo Young Bong, kepala Asosiasi Peternak Anjing Korea, mengumumkan awal minggu ini bahwa organisasinya akan melepaskan 2 juta anjing di dekat lokasi pemerintah utama di Seoul.
"Kami sangat marah dan sedang mempertimbangkan untuk melepaskan 2 juta anjing yang ditampung di dekat Kantor Presiden, rumah Menteri Pertanian , dan kantor anggota DPR yang mengajukan RUU tersebut," ujarnya.
"Memakan daging anjing tidak bisa dianggap kejahatan seperti perdagangan narkoba atau prostitusi," kata Pak Joo dalam sebuah program radio. "Pernahkah Anda melihat seseorang memakan daging anjing yang merugikan orang lain?"
Partai yang berkuasa dan oposisi di Korea Selatan bekerja sama untuk merancang undang-undang yang melarang konsumsi daging anjing.
RUU Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa mengusulkan hukuman maksimum lima tahun penjara atau denda 50 juta won ($38.000) bagi mereka yang terlibat dalam perdagangan daging anjing, sementara partai oposisi Partai Demokrat Liberal menginginkan hukuman penjara tiga tahun dan denda hingga 30 juta won.
Jika disahkan, undang-undang tersebut akan mulai berlaku pada tahun 2027. Di bawahnya, pemerintah akan memberikan dukungan finansial untuk membantu menutup bisnis daging anjing.
Statistik pemerintah menunjukkan bahwa terdapat 1.150 peternakan anjing, 34 rumah pemotongan hewan, 219 perusahaan distribusi dan sekitar 1.600 restoran yang menyajikan daging anjing di seluruh Korea Selatan.
Tn. Joo tidak setuju dengan angka-angka tersebut, dan mengatakan bahwa hanya sepertiga dari pertanian yang menanggapi survei pemerintah karena tujuan survei tersebut jelas untuk memusnahkan bisnis-bisnis ini.
Para aktivis berpendapat bahwa anjing yang diselamatkan dari peternakan daging anjing mungkin termasuk hewan peliharaan yang dicuri.
Jajak pendapat Gallup Korea tahun 2022 menemukan bahwa 64% responden menentang konsumsi daging anjing. Hanya 8% yang mengaku mengonsumsi daging anjing tahun lalu, turun signifikan dari 27% pada tahun 2015.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)