Bergandengan tangan untuk merespons dan menangani informasi palsu di dunia maya

Dalam rangka Pertemuan Menteri Informasi ASEAN ke-16 (AMRI ke-16), pada tanggal 19 September, di Da Nang, Kementerian Informasi dan Komunikasi menyelenggarakan Forum Regional ASEAN tentang menanggapi dan menangani informasi palsu di dunia maya.

Delegasi yang menghadiri Forum.

Forum tersebut bertujuan untuk menciptakan ruang terbuka bagi pertukaran informasi antara lembaga penyelenggara negara, pers, platform lintas batas, dan pihak-pihak terkait, menegaskan tekad negara-negara ASEAN dalam meminimalisir dampak buruk berita bohong, menuju upaya bersama ASEAN untuk menciptakan ruang informasi yang sehat dan terpercaya bagi masyarakat.

Forum ini dihadiri oleh perwakilan lembaga manajemen informasi elektronik dari 8 negara ASEAN; kantor berita negara-negara ASEAN; sejumlah platform lintas batas (Google, Tiktok) dan Sekretariat ASEAN.

Forum ini mencakup dua konten utama: Bagian 1: Upaya negara-negara ASEAN untuk bekerja sama dalam memerangi dan menangani berita palsu dan misinformasi; rekomendasi untuk langkah-langkah ke depan; pengalaman dari negara-negara di kawasan dan kantor berita; kebijakan untuk mempromosikan literasi digital dan kebijakan media dari beberapa negara ASEAN serta kebijakan platform dalam menangani berita palsu dan misinformasi dan instruksi keselamatan saat berpartisipasi daring. Bagian 2: Diskusi tentang rekomendasi dan langkah-langkah kerja sama dalam menanggapi dan menangani berita palsu dan misinformasi di dunia maya: mempromosikan kerja sama di kawasan ASEAN, antar pemerintah , wilayah negara-negara anggota ASEAN, dan platform media sosial.

Berbicara di forum tersebut, Bapak Izzad Zalman, perwakilan Sekretariat ASEAN, mengatakan bahwa, tidak seperti informasi resmi, berita palsu hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hiburan pembaca demi tujuan ekonomi dan politik , serta memengaruhi banyak isu di berbagai negara. Anggota ASEAN perlu memperjelas kerangka kerja untuk memandu pengelolaan informasi pemerintah, menanggapi, dan menangani informasi palsu, sehingga dapat mencapai kemajuan, memberdayakan mitra media terkait untuk menjamin kebebasan berpendapat sekaligus memastikan akurasi, transparansi, dan keaslian.

Ibu Tunku Latifah Binti Tunku Ahmad, perwakilan Malaysia, mengatakan bahwa banyaknya berita palsu memengaruhi persatuan nasional. Untuk mencegah berita palsu, Pemerintah Malaysia telah menerapkan sejumlah inisiatif seperti membangun portal informasi elektronik nasional bagi masyarakat untuk memeriksa informasi di berbagai bidang, meningkatkan tanggung jawab dalam berbagi informasi, dan mendorong pengguna untuk mengatur perilaku mereka sendiri.

Perwakilan Indonesia berharap agar pemerintah memberdayakan warga negara untuk menilai apakah konten informasi daring dapat dipercaya atau tidak; mereka adalah sumber untuk memverifikasi informasi, sehingga memperluas jaringan verifikasi informasi.

Bapak Tran Ngoc Long, perwakilan surat kabar Vietnamplus - Kantor Berita Vietnam, mengatakan bahwa sebelum tahun 2016, tidak banyak orang di media dan pengguna internet di Vietnam yang peduli dengan berita palsu. Faktanya, kita hidup di dunia di mana berita palsu, yang dapat menyebabkan bencana, menyebar dengan cepat melalui aplikasi obrolan dan platform media sosial.

Pada tahun 2020, Kantor Berita Vietnam meluncurkan akun TikTok factchekvn, sebuah kanal verifikasi yang merupakan bagian dari proyek anti-berita palsu Kantor Berita Vietnam. Untuk memverifikasi berita palsu, Kantor Berita Vietnam bekerja sama erat dengan Kementerian Keamanan Publik, Kementerian Informasi dan Komunikasi, serta sejumlah kementerian dan sektor lain di Vietnam. Ketika menerima rumor dan bukti palsu yang diberikan oleh kementerian-kementerian ini, wartawan akan memeriksa sumber berita dan menyebarkan informasi akurat untuk memperingatkan pembaca dan khalayak. Selain itu, pengguna TikTok atau Facebook dapat menandai @Factcheckvn atau Vietnamplus jika mereka merasa ada berita mencurigakan di platform media sosial tersebut. Hal ini memungkinkan wartawan untuk mendeteksi berita palsu dan mempublikasikan informasi akurat dalam bentuk wawancara dengan para ahli atau otoritas terkait.

Menurut Wakil Menteri Informasi dan Komunikasi Nguyen Thanh Lam, sejak tahun 2017 hingga sekarang, terkait isu berita palsu, ASEAN telah mengeluarkan banyak Pernyataan dan kegiatan untuk meningkatkan kesadaran terhadap dampak buruknya seperti: program dan lokakarya untuk berbagi kebijakan tentang pengelolaan dan penanganan berita palsu; kampanye untuk meningkatkan literasi digital bagi masyarakat guna meningkatkan pemahaman dan pembelajaran bersama di antara lembaga pengelola informasi elektronik.

Khususnya, pada Pertemuan Tingkat Menteri AMRI ke-14, para Menteri mengadopsi Kerangka Kerja dan Pernyataan Bersama tentang Pengurangan Bahaya Berita Palsu, yang menyediakan kerangka acuan bersama bagi negara-negara anggota ASEAN untuk meningkatkan kerja sama, berbagi informasi, dan mengusulkan solusi yang layak guna mengatasi masalah penyebaran berita palsu, yang berdampak negatif terhadap kepentingan masyarakat ASEAN. Pada tahun 2022, Pertemuan Pejabat Senior ASEAN tentang Informasi (SOMRI) ke-19 secara resmi menyetujui inisiatif Vietnam untuk membentuk Satuan Tugas ASEAN untuk Berita Palsu.

Namun, kegiatan pada periode ini hanya berhenti pada pertukaran kebijakan dan pengalaman antar lembaga pengelola negara, dan belum diperluas ke lembaga pers (berperan dalam peran peningkatan informasi resmi, mendeteksi, menerbitkan, dan mengoreksi berita palsu...) atau lembaga penelitian/unit media (berperan dalam peran organisasi penelitian dan verifikasi independen)...

Menurut Wakil Menteri Nguyen Thanh Lam, penyelenggaraan Forum Regional ASEAN tentang Penanggulangan dan Penanganan Berita Palsu di Dunia Maya bertujuan untuk menciptakan ruang terbuka bagi pertukaran informasi antara lembaga penyelenggara negara, pers, platform lintas batas, dan pihak-pihak terkait; meneguhkan tekad negara-negara ASEAN untuk meminimalisir dampak buruk berita palsu, menuju upaya bersama ASEAN dalam menciptakan ruang informasi yang sehat dan terpercaya bagi masyarakat.

Menurut VNA