1. Bagi Ibu Vo Thanh Thao (Teater Musik dan Tari Umum Dam San), menulis adalah cara untuk mengekspresikan cintanya kepada tanah kelahirannya dan berkontribusi dalam menyebarkan keindahan dataran tinggi kepada masyarakat. Selama bertahun-tahun, beliau telah mendedikasikan diri pada jurnalisme sebagai hobi di samping pekerjaan utamanya yaitu mempromosikan, menginformasikan, dan mengembangkan pariwisata melalui acara-acara di dalam dan luar provinsi.

Ia berbagi: Bekerja di sektor pariwisata, ia berkesempatan untuk bepergian ke banyak tempat dan meneliti potensi destinasi di seluruh provinsi. Perjalanan-perjalanan ini membantunya lebih memahami kehidupan, budaya, dan adat istiadat masyarakat etnis di provinsi tersebut. Ia dapat menyaksikan langsung air terjun yang masih alami yang tersembunyi jauh di dalam hutan purba dan menemukan keindahan sederhana dan alami dari desa-desa terpencil. Dari situlah, kecintaannya pada wilayah dataran tinggi terungkap melalui setiap halaman tulisannya. “Namun, dengan bakat bawaan saya, saya selalu menyadari bahwa artikel-artikel awal saya masih canggung dan belum sepenuhnya sesuai dengan gaya jurnalistik. Oleh karena itu, saya sangat berterima kasih kepada para editor, terutama Dewan Redaksi Surat Kabar Gia Lai, karena selalu membimbing dan mendukung saya sehingga artikel-artikel saya dapat diterbitkan,” ungkap Ibu Thao.
Bagi Thao, menulis bukan hanya cara untuk mengekspresikan cintanya pada tanah air, tetapi juga cara untuk menyebarkan keindahannya kepada masyarakat. "Kegembiraan terbesar bagi seorang penulis adalah ketika karyanya diterima dengan baik oleh pembaca. Itulah motivasi saya untuk terus meningkatkan diri dan menjadi lebih berkomitmen pada dunia penulisan," ungkap Thao.
2. Dari sebuah puisi hingga karier jurnalistik, itu adalah awal yang kebetulan namun bermakna bagi Ibu Nguyen Lu Thu Hong, seorang guru di Sekolah Menengah Nghia Hung (Distrik Chu Pah). Setelah puisinya diterbitkan pada tahun 2017 dan melalui dorongan tulus dari rekan-rekannya di redaksi, Ibu Hong semakin termotivasi untuk menjadi penulis kontributor.

Menurut Ibu Hong, jurnalisme adalah bidang khusus yang membutuhkan fondasi profesional yang kuat, pemikiran yang tajam, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat. Justru kualitas-kualitas inilah yang menurutnya kurang dimilikinya. "Saya terutama berkolaborasi dengan Surat Kabar Gia Lai di bidang seni dan budaya, dan belum banyak menulis artikel mendalam yang merefleksikan aspek kehidupan lainnya," ungkap Ibu Hong.
Mengenang pengalaman yang tak terlupakan, Ibu Hong bercerita: "Saat itu saya mengendarai sepeda motor hampir 50 km ke Green Beli Farm (komune Hai Yang, distrik Dak Doa) untuk menulis artikel berjudul 'Proyek Impian' tentang orang-orang yang mempraktikkan pertanian bersih. Setelah seharian bepergian, mengobrol, dan mencatat, saya menyelesaikan artikel tersebut dan cukup beruntung menerima hadiah penghargaan dalam kompetisi 'Pleiku - Dataran Tinggi Hijau untuk Kesehatan' pada tahun 2023. Bagi saya, itu bukan hanya pengalaman yang indah tetapi juga kesempatan untuk lebih memahami kesulitan yang dihadapi oleh jurnalis saat menjalankan tugas."
3. Perjalanan Letnan Kolonel Pham Huy Bac ke dunia penulisan dimulai ketika ia bekerja sebagai pemandu wisata di Rumah Adat dan Angkatan Bersenjata Provinsi Gia Lai. Pada saat itu, tugas utamanya adalah memperkenalkan pengunjung pada artefak, gambar, dan kisah-kisah sejarah heroik militer dan rakyat provinsi tersebut di berbagai periode. Suaranya yang ekspresif, cara penyampaian yang jelas dan mudah didekati, serta pemahaman mendalam tentang sejarah lokal membuat setiap cerita yang diceritakannya menjadi hidup dan menarik. Berkat suara ekspresif inilah ia mendapatkan kepercayaan dari Kepala Departemen Politik, yang menugaskannya untuk menarasikan film dokumenter pendek dan klip propaganda internal.

Kemudian, dengan berani ia mulai menulis artikel untuk surat kabar. Ia bercerita: “Awalnya, saya tidak mengerti apa itu laporan berita atau artikel fitur; saya hanya menceritakan apa yang saya lihat, dengar, dan rasakan dalam pekerjaan dan kehidupan saya. Tanpa diduga, setelah diedit oleh dewan redaksi, beberapa artikel saya diterbitkan.” Sejak saat itu, ia belajar bagaimana menulis berita dan artikel dengan cara yang lebih sistematis dan profesional. Laporan berita yang ia hasilkan lebih sering muncul di Surat Kabar Gia Lai, Surat Kabar Wilayah Militer 5, dan bagian pertahanan di televisi lokal… yang menjadi motivasi baginya untuk melanjutkan karier menulisnya.
Setiap hari, ia dengan tekun mempelajari keahliannya dengan penuh semangat, haus akan pengetahuan, dan keterikatan yang mendalam dengan realitas. Ia mengikuti para perwira dan prajurit dari unit-unit di angkatan bersenjata provinsi ke desa-desa terpencil dan pos pemeriksaan perbatasan; ia menemani mereka di tempat latihan atau membantu orang-orang selama musim hujan dan badai… Karena baginya, jurnalisme bukan hanya tentang mencatat peristiwa, tetapi juga tentang melestarikan dan menyebarkan kisah-kisah indah dalam kehidupan militer.
Sumber: https://baogialai.com.vn/chuyen-ve-nhung-nha-bao-khong-chuyen-post329356.html






Komentar (0)