Bapak Mai Son, Wakil Direktur Departemen Pajak ( Kementerian Keuangan ) - Foto: AH
Demikian penegasan Bapak Mai Son, Wakil Direktur Jenderal Pajak (Kementerian Keuangan) terkait isu hangat saat ini, bahwa mulai tanggal 1 Juni 2018, rumah tangga usaha dengan omzet di atas 1 miliar/tahun yang tergabung dalam 6 kelompok industri sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2014, wajib menerbitkan faktur elektronik yang diperoleh dari mesin kasir yang terhubung dengan data di kantor pajak, sebagai pengganti pembayaran pajak sekaligus.
Melalui faktur untuk mengelola arus kas bisnis
Pada konferensi pertemuan dengan kantor berita untuk merayakan peringatan 100 tahun Hari Pers Revolusioner Vietnam di Kota Ho Chi Minh yang diadakan hari ini, 18 Juni, Bapak Mai Son mengatakan bahwa dalam strategi reformasi sistem perpajakan, faktur elektronik merupakan isu inti.
Menurut Bapak Son, selama proses implementasi, terkadang terdapat reaksi keras dari pelaku usaha, seperti faktur bensin. Namun, berkat ketekunan dan implementasi yang solid, hingga saat ini, implementasi faktur untuk kegiatan usaha bensin pada dasarnya telah memenuhi persyaratan.
Cara terakhir untuk memudahkan wajib pajak adalah dengan menggunakan faktur elektronik dari mesin kasir yang terhubung dengan otoritas pajak. Otoritas pajak akan mengelola arus kas melalui pengelolaan faktur bisnis, sehingga menjamin transparansi dan keadilan dalam pelaksanaan kewajiban perpajakan.
"Mengelola faktur elektronik pada dasarnya adalah mengelola arus kas dalam kegiatan produksi dan bisnis," tegas Bapak Mai Son.
Menurut Bapak Mai Son, hanya 37.000 dari 3,6 juta rumah tangga bisnis yang diharuskan menggunakan faktur elektronik dari mesin kasir yang datanya terhubung ke otoritas pajak, tidak semua rumah tangga bisnis.
"Penelitian di dunia tidak selalu berbentuk rumah tangga bisnis, tetapi mereka sering memilih bentuk usaha mikro. Praktik internasional akan menjadi acuan bagi industri perpajakan untuk diterapkan, tujuan akhirnya adalah untuk mendorong transparansi."
Jika terdapat 10 bisnis, yang beberapa di antaranya tidak diketahui asal usulnya, hal itu akan berdampak tidak adil pada bisnis yang tersisa. Masyarakat akan terpaksa membeli produk yang kualitasnya tidak terjamin. Dari perspektif industri perpajakan, perubahan kebijakan perpajakan terkini akan mendorong lingkungan bisnis yang lebih transparan dan adil," tegas Bapak Son.
Apakah ada pemungutan pajak untuk rumah tangga?
Otoritas pajak akan menggunakan manajemen faktur rumah tangga bisnis untuk mengelola arus kas - Ilustrasi: QUANG DINH
Departemen pajak mendorong rumah tangga bisnis untuk bertransformasi menjadi usaha mikro. Proses transformasi ini dapat diibaratkan seperti "membangun rumah". Awalnya, mungkin berantakan, penuh pasir, adukan semen, dan semen, tetapi setelah selesai, akan tercipta ruang yang indah—yaitu, lingkungan bisnis yang lebih transparan, kondusif, dan adil bagi semua orang.
Kami juga menerima masukan dari pelaku bisnis bahwa harus ada sistem akuntansi yang sangat sederhana, hanya membutuhkan komputer atau telepon, untuk melakukan beberapa operasi hingga menyelesaikan laporan pajak tanpa harus menyewa akuntan.
"Pada saat yang sama, sektor perpajakan akan menyesuaikan kebijakan untuk mendorong rumah tangga bisnis menjadi badan usaha. Tujuannya adalah untuk sebisa mungkin tidak mengganggu kehidupan rumah tangga bisnis yang saat ini ingin menjadi usaha mikro," tegas Bapak Mai Son.
Terkait dengan permasalahan yang saat ini menjadi kekhawatiran banyak rumah tangga usaha, yaitu pemungutan pajak atas kelebihan penerimaan pajak pada periode pajak sebelumnya, Bapak Mai Son menegaskan bahwa pemungutan pajak hanya terjadi apabila otoritas pajak memiliki bukti yang sah bahwa rumah tangga usaha tersebut pernah menjalankan kegiatan usaha namun tidak melakukan pelaporan atau pelaporan yang tidak jujur di masa lalu.
Sebagai contoh, ada kasus di mana rumah tangga bisnis mendaftar sebagai toko kelontong tetapi pada kenyataannya memiliki aktivitas penjualan daring di platform e-commerce dengan pendapatan yang sangat besar, melebihi 50% dari pendapatan yang dikontrakkan.
"Ketika otoritas pajak memindai dan memverifikasi arus kas aktual dari aktivitas-aktivitas ini, terdapat dasar hukum yang kuat untuk memungut pajak yang terlewat pada periode pajak sebelumnya. Ini adalah penegakan hukum untuk aktivitas bisnis yang telah terjadi, bukan peraturan baru," ujar Bapak Mai Son.
Sumber: https://tuoitre.vn/co-quan-thue-muon-quan-ly-dong-tien-cua-ho-kinh-doanh-20250618191259643.htm
Komentar (0)