Putri Maha Chakri Sirindhorn tampil membawakan erhu Thailand dalam ao dai Vietnam. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 1.500 penonton, termasuk para intelektual, pejabat, dan
diplomat Thailand di Bangkok (Thailand). Delegasi Kedutaan Besar Vietnam di Thailand yang dipimpin oleh Kuasa Usaha Kedutaan Besar Vietnam di Thailand, Bui Thi Hue, turut hadir. "Vietnam dalam Damai" adalah puisi 68 bait yang digubah oleh Putri Maha Chakri Sirindhorn, yang menceritakan kesan dan perasaan baiknya terhadap lanskap, negara, dan masyarakat Vietnam. Puisi tersebut diadaptasi menjadi 9 lagu berdasarkan musik Thailand dan Vietnam, dengan total durasi 50 menit. Karya musik “Vietnam at peace” memadukan berbagai bentuk musik seperti orkestra, paduan suara, dan tari, yang dibawakan oleh hampir 150 musisi, penyanyi, dan aktor dari Sai Yai Chamchuri Band, Western Orchestra Universitas Chulalongkorn yang mengenakan ao dai Vietnam, dan dua dosen dari Hanoi Conservatory of Music yang membawakan monochord dan sitar. Banyak melodi yang familiar seperti: Trong com, Ly ngua o, Beo dat may troi, Co la... diperkenalkan kepada penonton dengan iringan Putri Maha Chakri Sirindhorn. Puisi dimulai dengan konten yang memuji masakan Vietnam yang beragam dan kaya, dengan karakteristik dari tiga wilayah Utara, Tengah, dan Selatan: “Kami telah mendengar orang-orang kuno memberi tahu kami/ Dapur Vietnam yang hebat memiliki hidangan lezat/ Sejak zaman kuno, mereka telah makan pho/ Makanan Vietnam tidak sulit dibuat/ Orang mengatakan bahwa makanan Vietnam memiliki tiga gaya/ Utara, Tengah, dan Selatan, kami merasa semuanya lezat”.
 |
Putri Maha Chakri Sirindhorn berpartisipasi dalam pertunjukan dengan Ao Dai (gaun merah muda di tengah). (Foto: Kedutaan Besar Vietnam di Thailand) |
Selanjutnya, Putri Maha Chakri Sirindhorn merangkum sejarah heroik Vietnam, mengatasi kesulitan dan rintangan untuk mencapai kesuksesan
ekonomi saat ini: "Datang ke Vietnam, saya belajar tentang sejarah/ Banyak kisah bangsa di setiap periode/ Prancis menjajah negara ini, sungguh disayangkan/ Namun kemerdekaan diraih sesuai harapan/ Perekonomian Vietnam berkembang dari sana/ Pertanian dibudidayakan di banyak tempat/ Menanam padi, kopi, dan karet/ Buah-buahan, sayur-sayuran, segala jenis.../ Rakyat bekerja dengan antusias/ Ketekunan membantu negara ini tumbuh kuat". Pertunjukan tersebut juga memuji kerajinan tangan pernis tradisional Vietnam, sutra, sulaman, lukisan, dan musik. Sepanjang acara, gambar-gambar indah negara, masyarakat, dan kuliner ditampilkan di layar panggung. Permainan rakyat dan tarian tradisional juga direproduksi melalui adegan-adegan yang dipersiapkan dengan cermat dan meriah, dengan para aktor mengenakan ao dai, topi kerucut, bersepeda, dan menari dengan lentera... Melalui sudut pandang sang Putri yang halus, gambaran tarian bambu diungkapkan dengan jenaka: "Aku pernah melihat mereka menari bambu/ Aku bisa menari, tapi aku tidak bisa melakukannya seperti itu/ Jangan ceroboh, nanti kakimu terluka/ Kalau tidak hati-hati, jangan saling menyalahkan karena tidak mengingatkan". Bagian terakhir puisi ini merupakan ajakan untuk mengunjungi dan menjelajahi Vietnam, yang diulang berkali-kali: "Ada banyak kisah yang terlalu banyak untuk diceritakan/ Tapi sulit untuk ditulis karena terlalu banyak/ Kapan pun ada kesempatan, aku akan mengajakmu/ Ayo kita jalan-jalan untuk bersenang-senang dan bergembira".
 |
Sebuah pertunjukan yang dijiwai budaya Vietnam pada acara tersebut. (Foto: Universitas Chulalongkorn). |
Pertunjukan diakhiri dengan tepuk tangan meriah dari seluruh penonton. Setelah pertunjukan, para delegasi juga mengunjungi stan yang memamerkan sejumlah cenderamata yang diterima Putri Maha Chakri Sirindhorn selama kunjungan sebelumnya ke Vietnam, seperti alat musik Vietnam, beberapa barang dari etnis minoritas di Vietnam, kerajinan tangan, foto, atau sebuah versi drum perunggu Vietnam. Putri Maha Chakri Sirindhorn telah mengunjungi Vietnam berkali-kali dan melaksanakan sejumlah proyek amal dan
pendidikan di Vietnam. Setiap tahun, "Penghargaan Putri Thailand untuk Guru Berkontribusi bagi Pendidikan dan Masyarakat" diberikan kepada seorang guru berprestasi dari setiap negara anggota Organisasi Menteri Pendidikan Asia Tenggara (SEAMEO), termasuk Vietnam. Putri Maha Chakri Sirindhorn sangat dicintai oleh rakyat Thailand dan juga dikenal sebagai "Putri Malaikat". Putri Maha Chakri Sirindhorn, lahir pada tahun 1955, adalah anak ketiga dari mendiang Raja Bhumibol Adulyadej dan adik perempuan Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn. Putri Maha Chakri Sirindhorn sangat bersimpati kepada Vietnam dan telah mengunjungi banyak provinsi dan kota di Vietnam.
 |
Perwakilan Kedutaan Besar Vietnam di Thailand menghadiahkan selendang sutra bersulam Vietnam kepada Putri Maha Chakri Sirindhorn (kiri) di acara tersebut. (Foto: Kedutaan Besar Vietnam di Thailand) |
Kedutaan Besar Vietnam di Thailand pernah menyusun sebuah buku foto berjudul "Vietnam melalui Lensa Putri Maha Chakri Sirindhorn", yang berisi 100 foto Vietnam yang indah. Buku ini berisi 60 foto yang diambil oleh Putri Maha Chakri Sirindhorn selama kunjungannya ke Vietnam dari tahun 1993 hingga 2015. Foto-foto lainnya merupakan foto arsip berharga dari pertemuan Putri Thailand dengan para pemimpin Vietnam, kontaknya dengan rakyat Vietnam, dan kunjungannya ke berbagai tempat wisata, situs bersejarah, dan budaya di Vietnam.
Komentar (0)