
Acara ini merupakan bagian dari kampanye "Tidak Sendirian", yang bertujuan untuk membangun ruang dialog yang beragam untuk mewujudkan semangat Konvensi Hanoi , melindungi orang-orang yang rentan, terutama anak-anak dan remaja, dari ancaman kejahatan siber yang semakin kompleks.
Tantangan global dan tanggung jawab bersama.
Dengan internet dan media sosial yang menjadi bagian integral dari kehidupan, anak-anak dan remaja menghadapi banyak risiko baru. Menurut data dari Departemen Keamanan Siber dan Pencegahan Kejahatan Teknologi Tinggi (A05, Kementerian Keamanan Publik ), pada tahun 2024, Vietnam mencatat 381 kasus pelecehan anak secara daring, sebagian besar terkait dengan rayuan, manipulasi, pemerasan, atau perdagangan manusia melalui platform daring. Sementara itu, laporan internasional oleh NCMEC (AS, 2024) menunjukkan bahwa jumlah konten pelecehan anak yang dibuat oleh AI meningkat sebesar 1.325% dibandingkan tahun 2023, yang jelas menunjukkan bahwa teknologi dieksploitasi sebagai alat kejahatan.
Vietnam menghadapi banyak tantangan kompleks dalam melindungi anak-anak di dunia maya. Para penjahat siber kini sepenuhnya memanfaatkan anonimitas lingkungan digital untuk menemukan, memanipulasi, dan mengeksploitasi korban anak-anak dan remaja. Realitas ini menuntut koordinasi yang lebih erat antara lembaga-lembaga dan platform daring.
Menurut Departemen Keamanan Siber dan Pencegahan Kejahatan Teknologi Tinggi, Vietnam telah berupaya membangun kerangka hukum, meningkatkan mekanisme manajemen, dan memperkuat kerja sama internasional untuk mencegah dan mengatasi kejahatan siber. Namun, masih banyak celah yang ada, khususnya dalam hal berbagi data, transparansi konten, dan kompatibilitas antara peraturan hukum domestik dan kebijakan platform lintas batas.
"Melindungi anak-anak di dunia maya tidak bisa menjadi tanggung jawab tunggal lembaga pengatur atau platform teknologi. Ini adalah tanggung jawab bersama semua pihak," tegas Mayor Jenderal Le Xuan Minh, Direktur Departemen Keamanan Siber dan Pencegahan Kejahatan Teknologi Tinggi.
Pada seminar tersebut, Ibu Michaela Bauer, Wakil Perwakilan UNICEF di Vietnam, menekankan pentingnya "perlindungan yang disertai pemberdayaan," membantu anak-anak tidak hanya untuk aman tetapi juga untuk memiliki keterampilan digital untuk melindungi diri mereka sendiri. UNICEF juga menegaskan kemitraan berkelanjutan dengan Vietnam dalam menyebarluaskan Konvensi Hanoi dan memasukkan konten perlindungan anak di setiap sekolah dan program pendidikan keterampilan digital.
Dalam acara tersebut, Rob Abrams, Kepala Kemitraan Penegakan Hukum untuk Wilayah Asia Pasifik di Meta Group, menyatakan bahwa platform ini mendekati isu keselamatan remaja dari tiga perspektif: pencegahan, pengendalian, dan respons insiden. Meta menerapkan standar keamanan yang ketat, teknologi untuk deteksi dini perilaku yang tidak biasa, serta alat pemblokiran dan pelaporan untuk membantu pengguna melindungi diri mereka sendiri.
Beberapa inisiatif penting yang diperkenalkan meliputi akun pribadi untuk remaja, pembatasan otomatis konten sensitif, dan batasan interaksi untuk mengurangi risiko daring. Meta juga menegaskan dukungannya terhadap tujuan Konvensi Hanoi, berkomitmen pada transparansi kebijakan, kerja sama dengan pihak berwenang, dan perluasan berkelanjutan program pendidikan keterampilan digital untuk kaum muda Vietnam.
Mari sebarkan pesan tentang pentingnya menjaga keamanan daring bersama-sama.
Bersamaan dengan diskusi panel, ruang pengalaman kampanye "Never Alone" di upacara penandatanganan Konvensi Hanoi menjadi sorotan, menarik banyak tamu dan delegasi internasional. Ruang tersebut dirancang dengan gaya modern dan sangat interaktif, mewujudkan semangat koneksi dan berbagi tentang keamanan daring.
Pengunjung dapat menonton video dan film dokumenter yang menampilkan perjalanan kampanye "Not Alone", beserta kisah-kisah inspiratif dari para duta muda. Pameran ini juga menampilkan berbagai materi media dan publikasi instruksional untuk membantu pemirsa meningkatkan kesadaran dan keterampilan mereka dalam mencegah risiko daring. Selain itu, pengunjung dapat mengikuti kuis interaktif di perangkat elektronik untuk menguji pengetahuan mereka dan berlatih mengidentifikasi penipuan dan pelecehan daring.
Pameran ini juga menyertakan area khusus di mana pengunjung dapat berjanji untuk bertindak dan menerima suvenir yang bert engraved simbol kampanye tersebut. Melalui kegiatan interaktif ini, pesan "Tetap Aman di Dunia Maya Bersama" tidak hanya disampaikan melalui media tetapi juga menjadi pengalaman nyata bagi setiap individu.
Kampanye "Not Alone", yang diprakarsai oleh Digital Trust Alliance, telah menerima dukungan dari organisasi internasional seperti UNODC dan UNICEF, bersama dengan Kementerian Keamanan Publik, Kementerian Pendidikan dan Pelatihan, dan Kementerian Kesehatan, bekerja sama dengan platform digital lintas batas TikTok, Meta, Google, dan organisasi sosial yang melindungi hak-hak anak.
Dengan pesan "Tidak sendirian - Bersama kita aman di dunia maya," kampanye ini terus menegaskan perannya sebagai jembatan untuk menyebarkan kesadaran dan mendorong tindakan demi lingkungan daring yang aman, manusiawi, dan berkelanjutan bagi semua orang.
Sumber: https://baotintuc.vn/thoi-su/cong-uoc-ha-noi-lan-toa-thong-diep-cung-nhau-an-toan-truc-tuyen-20251025193209244.htm






Komentar (0)