Memiliki hubungan dengan Taekwondo
"Sebagai gadis, sebelum dan sesudah berkeluarga, kita tidak boleh 'mengemas' impian kita", itulah ungkapan sepenuh hati dari orang yang sering dijuluki "bunga aprikot emas" dari Kepolisian Kota Hanoi .
Dia adalah Mayor Pham Thanh Mai - satu-satunya perwira wanita dalam 10 wajah muda paling menonjol dan khas di Kepolisian Ibu Kota yang diberi penghargaan.
Dia adalah Mayor Pham Thanh Mai - satu-satunya perwira perempuan dalam 10 Wajah Muda Berprestasi Kepolisian Ibukota yang menerima penghargaan. Foto: Chau Linh |
Saat pertama kali bertemu dengan Nona Mai, tak seorang pun menyangka bahwa ia memiliki "darah" seni bela diri. Di sisi lain, ia juga dikenal sebagai "bunga aprikot emas" Kepolisian Kota Hanoi, yang berarti seperti bunga aprikot yang anggun namun penuh energi dan antusiasme.
Itulah pula deskripsi pertama Mayor Mai, saat ia melangkah ke panggung, menerima hasil penantian, usaha, dan perjuangan selama satu dekade dengan tekad baja - gelar "Wajah muda khas Kepolisian Ibukota yang luar biasa".
Mengenang masa kecilnya, lahir dan dibesarkan dalam keluarga dengan ayah yang merupakan guru seni bela diri, Mai mengungkapkan kemampuan dan ketajaman yang langka, yang juga dikenal sebagai "kualitas" fisik.
Lulus dari Sekolah Tinggi Kepolisian Rakyat I dengan gelar yang baik, Ibu Mai ditugaskan untuk bekerja di Kepolisian Distrik Thanh Cong, Distrik Ba Dinh, Hanoi, sebagai Perwira Polisi Daerah.
Setelah itu, Ibu Mai mendapat undangan untuk bergabung dengan Persatuan Pemuda Kepolisian Ibukota untuk berpartisipasi dalam Persatuan Pemuda Kementerian Keamanan Publik 2012 dan Festival Kesehatan Kementerian Keamanan Publik 2012, dan kemudian terus menerus memenangkan medali emas di festival kesehatan Kementerian Keamanan Publik.
Dan dari kompetisi-kompetisi itu, Bu Mai secara alami jatuh cinta pada Taekwondo. Bu Mai bercanda, "Itu sinyal kosmik."
Mayor Pham Thanh Mai saat pelatihan. |
Mayor Mai di Asian Police Taekwondo Open 2024. |
Hingga kini, Ibu Mai telah memenangkan 3 Medali Emas dan 1 Medali Perak pada Kejuaraan Taekwondo Polisi Asia Terbuka 2024, yang berkontribusi terhadap pencapaian keseluruhan Delegasi Olahraga Kepolisian Vietnam di turnamen internasional regional ini.
"Jangan pernah mengemas mimpimu"
Dibandingkan pria, wanita seringkali lebih lemah secara fisik, tetapi intensitas latihannya sama, sehingga Ibu Mai harus menjaga daya tahan tubuh agar tetap prima agar dapat mengimbangi perkembangannya. Saat bertanding, tubuh yang kecil bisa menjadi kerugian, tetapi sebagai gantinya, ia lebih lincah, ringan, dan fleksibel dibandingkan rekan satu tim prianya.
"Namun, membesarkan anak memaksa saya untuk berhenti berolahraga selama 1-2 tahun, dan kesehatan saya pun tidak sebaik sebelumnya. Namun, sebagai perempuan, kita tidak boleh "mengakhiri" impian kita. Meskipun akan ada masa-masa "istirahat" bagi perempuan seperti melahirkan dan mengurus keluarga, kita harus selalu memelihara impian kita dan menikmati manisnya setelah perjalanan," ujar Ibu Mai.
Karena sifat pekerjaannya, di luar jam kantor, Ibu Mai berpartisipasi dalam pelatihan dan menyiapkan program budaya, seni, dan olahraga untuk Departemen Kepolisian Kota.
Bagi Mai dan mereka yang berlatih olahraga ini, cedera tidak dapat dihindari. Mai mengatakan bahwa terkilir dan memar pada anggota badan setelah setiap sesi latihan adalah hal yang wajar. Namun, yang terpenting adalah melatih teknik yang tepat, mendengarkan tubuh, dan tahu kapan harus berhenti. Jika Anda terlalu memaksakan diri, cederanya bisa menjadi lebih serius.
Ibu Mai percaya bahwa sebagai gadis dan wanita, kita tidak boleh "mengemas" impian kita. |
Terkadang, setelah pertandingan, saat berlatih bersama rekan satu timnya, Mai tiba-tiba menyadari kulit di kakinya melepuh dan mengelupas. Jatuh, cedera, dan memar di lengan dan kaki juga merupakan hal yang umum.
Mai memang mengalami masalah pada bahu dan lututnya, serta cedera yang terus-menerus dialaminya, tetapi hal itu juga merupakan bagian tak terelakkan dari jalur pelatihannya. Menurut sang Mayor, yang terpenting adalah belajar beradaptasi dan menyesuaikan diri agar dapat terus berkembang tanpa membahayakan tubuh dalam jangka panjang.
Meski kekuatannya ada di pertarungan, saat mengikuti latihan dan bertanding beladiri, Ibu Mai selalu mengubah pola pikirnya, mampu merendahkan egonya untuk mendengarkan rekan satu timnya, dan berusaha melakukan yang terbaik bersama rekan satu timnya.
Dalam kehidupan nyata, Bu Mai lebih percaya diri, tahu cara melindungi diri, dan siap membela yang lemah. "17 tahun pelatihan telah memberi saya tekad yang kuat, membantu saya memahami bahwa, baik sebagai istri maupun ibu, setiap perempuan berhak dihormati dan terus berkembang. Hiduplah dan berikan segalanya, agar nanti Anda tidak perlu menyesali dua kata "seandainya saja", kata Bu Mai.
Sumber: https://tienphong.vn/cu-ra-don-thep-cua-bong-mai-vang-cong-an-thu-do-post1725326.tpo
Komentar (0)