
Saat berada di ladang Cha Vau, Kecamatan Bac Binh beberapa waktu lalu, kami menyaksikan hamparan sawah yang telah matang keemasan, sedang dipanen oleh para petani. Ke mana pun mesin pemanen bergerak, mesin penggulung jerami juga bekerja dengan kapasitas penuh untuk menghasilkan setiap gulungan jerami bulat. Gulungan jerami tersebut berukuran seragam, mudah diangkut, disimpan, dan digunakan.
Ibu Nguyen Thi Mai, seorang petani di Desa Binh Duc, Kecamatan Bac Binh, sedang memanen padi sebanyak 5 sao. Menurutnya, setiap hektar sawah setelah panen dapat menghasilkan 1-1,5 ton jerami, setara dengan 15-20 gulung. Sebelumnya, harga jerami gulung berkisar antara 23.000-30.000 VND/gulung, dan banyak rumah tangga yang membeli jerami untuk dijadikan kompos umbi buah naga. Namun, karena banyaknya lahan buah naga yang dimusnahkan, permintaan menurun drastis. Saat ini, harga jerami gulung hanya sekitar 16.000 VND/gulung. Meskipun demikian, jerami gulung tetap memberikan manfaat praktis seperti: menjaga kebersihan sawah, mengurangi debu akibat pembakaran jerami. Beberapa tempat juga memanfaatkan jerami gulung untuk pariwisata pertanian dan dekorasi, serta berkontribusi dalam menciptakan nilai budaya dan ekonomi yang lebih besar.
Menurut Departemen Pertanian dan Lingkungan Hidup provinsi tersebut, total area penanaman padi di wilayah Tenggara provinsi tersebut lebih dari 100.000 hektar, dengan hasil produksi 650.000 ton/tahun. Pada musim panas-gugur tahun 2025 saja, daerah-daerah di wilayah tersebut menghasilkan lebih dari 46.000 hektar padi. Pada saat ini, para petani sedang berada di musim panen puncak, dengan hasil rata-rata 60,5 kuintal/ha. Di kecamatan Bac Binh saja, area penanaman padi merupakan yang terbesar, dan jumlah ternak dan unggas meningkat setiap tahun. Oleh karena itu, setelah panen padi, para petani telah memanfaatkan bahan baku yang tersedia, menggunakan jerami gulung sebagai makanan dan alas tidur untuk ternak seperti sapi, kerbau, dan kambing. Pada saat yang sama, jerami juga digunakan untuk menutupi pangkal tanaman, menjaga tanah tetap lembap, membatasi gulma dan meningkatkan kesuburan tanah atau sebagai kompos organik, yang ramah lingkungan dan menghemat biaya investasi bagi para petani. Selain itu, langkah-langkah seperti mengumpulkan dan mengangkut jerami… menciptakan lebih banyak lapangan kerja musiman bagi pekerja pedesaan. Penggunaan jerami gulung berkontribusi dalam meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan, melindungi kesehatan masyarakat, dan bergerak menuju pertanian sirkular, hijau, bersih, dan berkelanjutan.
Sektor pertanian saat ini diketahui menganjurkan petani untuk tidak membakar jerami setelah panen padi guna menghindari risiko penyebaran api dan pencemaran lingkungan. Namun, karena kebiasaan lama, beberapa petani masih tidak melakukannya dan langsung membakar jerami di ladang, sehingga menimbulkan asap dan debu.
Sumber: https://baolamdong.vn/cuon-rom-cach-tan-dung-phe-pham-nong-nghiep-hieu-qua-388291.html
Komentar (0)