Hal ini dapat menyebabkan perpecahan nama-nama seperti Apple dan Google. Menurut Reuters pada 24 Maret, jumlah investigasi antimonopoli meningkat di banyak negara setelah Uni Eropa (UE) dan AS mengambil tindakan.
Secara khusus, perusahaan teknologi dituduh membangun ekosistem yang tidak dapat ditembus di sekitar produk mereka, sehingga menyulitkan pelanggan untuk beralih ke layanan pesaing.
Departemen Kehakiman AS memperingatkan Apple pada 20 Maret bahwa mereka tidak akan menutup kemungkinan membubarkan perusahaan tersebut sebagai upaya memulihkan persaingan. Departemen tersebut bergabung dengan 15 negara bagian dalam menggugat produsen iPhone tersebut karena memonopoli pasar ponsel pintar, menghambat pesaing, dan menggelembungkan harga.
Sebuah toko Apple di New York City, AS Foto: REUTERS
Di Eropa, Apple, Meta Platforms, dan Alphabet (perusahaan induk Google) dapat diselidiki atas kemungkinan pelanggaran Undang-Undang Pasar Digital (DMA). Jika terbukti bersalah, perusahaan-perusahaan tersebut dapat menghadapi denda berat atau bahkan dibubarkan jika terjadi pelanggaran berulang.
Tahun lalu, Komisaris Persaingan Uni Eropa Margrethe Vestager menuduh Google melakukan praktik antipersaingan dalam bisnis teknologi periklanan yang dimonetisasi dan dapat dipaksa untuk melakukan divestasi.
Satu-satunya solusi untuk menghindari konflik kepentingan, kata pejabat tersebut, adalah mewajibkan Google untuk menjual sebagian asetnya, yang akan mencegah Google mengutamakan layanan teknologi periklanan digital daringnya dibandingkan para pesaingnya. Vestager diperkirakan akan membuat keputusan akhir pada akhir tahun.
Google menyatakan tidak setuju dengan tuduhan Uni Eropa. Sementara itu, Apple yakin gugatan AS tersebut salah secara faktual dan hukum, dan menyatakan akan mengajukan banding dengan tegas. Di AS, belum ada perusahaan yang dibubarkan oleh regulator sejak AT&T 40 tahun lalu.
[iklan_2]
Sumber: https://nld.com.vn/dai-gia-cong-nghe-gap-nguy-co-lon-196240324212943742.htm
Komentar (0)