Vietnam.vn - Nền tảng quảng bá Việt Nam

Usulan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dengan Nilai IPK di bawah 50 atau Pelanggaran Disiplin

Kementerian Dalam Negeri tengah mengajukan rancangan Peraturan Pemerintah tentang Penilaian dan Klasifikasi Mutu Pegawai Negeri Sipil kepada Pemerintah. Rancangan Peraturan Pemerintah ini memuat poin penting baru, yakni penerapan KPI (Indikator Kinerja Utama) untuk mengukur kinerja masing-masing pegawai negeri sipil sesuai dengan jabatannya.

Báo Lào CaiBáo Lào Cai09/09/2025

9-9-bo-noi-vu.jpg
Foto ilustrasi.

Jika rancangan ini disahkan, pegawai negeri sipil akan dinilai berdasarkan kinerja bulanan, triwulanan, dan tahunan; khususnya, mereka yang memperoleh skor di bawah 50 poin KPI atau melanggar disiplin atau degradasi moral dapat dipindahkan atau dipecat.

Menurut rancangan tersebut, KPI dipahami sebagai indeks untuk mengevaluasi tingkat penyelesaian tugas PNS, yang dikaitkan dengan produk atau norma produk yang ditetapkan secara jelas untuk setiap posisi jabatan. Posisi-posisi tersebut akan dikonversi menjadi satu kesatuan yang disebut "produk standar", untuk memastikan transparansi dan objektivitas dalam penilaian serta menciptakan dasar perbandingan yang adil antar posisi jabatan. Penilaian KPI akan dilakukan secara berkala: bulanan, triwulanan, dan tahunan untuk mengklasifikasikan PNS ke dalam empat tingkatan: penyelesaian sangat baik, penyelesaian baik, penyelesaian, dan kegagalan dalam menyelesaikan tugas.

Pencantuman KPI pada setiap jabatan sejalan dengan kebijakan perampingan aparatur dan peningkatan kualitas pegawai negeri sipil. Mereka yang berkinerja baik akan mendapatkan pengakuan, sementara yang tidak memenuhi persyaratan akan dipaksa keluar dari aparatur.

Penilaian KPI dirancang berdasarkan kelompok jabatan. Bagi pegawai negeri sipil profesional dan teknis, hasil evaluasi akan didasarkan pada tiga faktor, yaitu kuantitas, kualitas, dan kemajuan pekerjaan.

Poin baru yang perlu diperhatikan lainnya adalah mekanisme pembobotan dalam sistem evaluasi. Dengan demikian, kriteria terkait kualitas, etika, sikap kerja, disiplin, dan budaya pelayanan publik akan mencapai 30% dari total skor, sementara hasil kinerja tugas melalui KPI akan mencapai hingga 70%.

Nilai KPI tidak hanya menjadi dasar klasifikasi pegawai negeri sipil di akhir tahun, tetapi juga kriteria penilaian anggota partai, serta dasar pengambilan keputusan penting kepegawaian seperti pengaturan, rotasi, pengangkatan, pemberhentian, atau pemberian penghargaan. Khususnya, pegawai negeri sipil dengan hasil KPI di bawah 50 poin atau melanggar disiplin atau memburuknya moral akan diklasifikasikan sebagai "tidak menyelesaikan tugasnya". Pegawai negeri sipil dalam kelompok ini dapat dimutasi ke jabatan lain atau diberhentikan.

Dalam pengajuan kepada Pemerintah, Kementerian Dalam Negeri menekankan bahwa mekanisme penilaian berbasis KPI dirancang untuk mencapai objektivitas dan transparansi, menghilangkan penilaian emosional, mendorong pegawai negeri sipil yang proaktif dan kreatif, serta meningkatkan produktivitas kerja. Pencantuman KPI pada setiap jabatan sejalan dengan kebijakan perampingan aparatur dan peningkatan kualitas aparatur sipil negara. Mereka yang berkinerja baik akan mendapatkan pengakuan, dan mereka yang tidak memenuhi persyaratan akan dipaksa keluar dari aparatur.

Rancangan Peraturan Pemerintah ini juga menetapkan tanggung jawab pimpinan instansi dalam menetapkan tugas, memantau hasil kerja, mengonfirmasi kemajuan, serta memastikan publisitas dan transparansi dalam evaluasi. Setiap pegawai negeri sipil wajib melakukan penilaian mandiri (self-score) terhadap KPI-nya setiap bulan, mengirimkannya ke tingkat pimpinan langsung untuk ditinjau dan dikonfirmasi, kemudian merangkumnya dalam hasil evaluasi akhir tahun.

Kriteria penilaian pegawai negeri sipil dalam draf tersebut didasarkan pada tiga kelompok utama. Kelompok pertama membahas etika dan disiplin pelayanan publik, termasuk kepatuhan terhadap kebijakan dan peraturan perundang-undangan, menjaga etika dan budaya pelayanan publik, serta menunjukkan sikap standar terhadap masyarakat dan dunia usaha.

Kelompok kedua menitikberatkan pada kompetensi profesional dan efisiensi kerja, yang mensyaratkan PNS memiliki pengetahuan mendalam, mampu menyelesaikan tugas baik rutin maupun ad hoc, serta memiliki kemampuan berkoordinasi, bekerja dalam tim, dan menerapkan teknologi informasi.

Kelompok ketiga mengutamakan semangat inovasi, kreativitas, serta keberanian berpikir dan berbuat, mendorong pegawai negeri sipil untuk mengusulkan solusi terobosan yang memberikan nilai praktis, menunjukkan inisiatif, dan kesiapan bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang ditugaskan.

Sumber: https://baolaocai.vn/de-xuat-cong-chuc-duoi-50-diem-kpi-hoac-vi-pham-ky-luat-co-the-bi-thoi-viec-post881637.html


Komentar (0)

No data
No data

Dalam topik yang sama

Dalam kategori yang sama

Setiap sungai - sebuah perjalanan
Kota Ho Chi Minh menarik investasi dari perusahaan FDI dalam peluang baru
Banjir bersejarah di Hoi An, terlihat dari pesawat militer Kementerian Pertahanan Nasional
'Banjir besar' di Sungai Thu Bon melampaui banjir historis tahun 1964 sebesar 0,14 m.

Dari penulis yang sama

Warisan

Angka

Bisnis

Saksikan kota pesisir Vietnam menjadi destinasi wisata terbaik dunia pada tahun 2026

Peristiwa terkini

Sistem Politik

Lokal

Produk