Hilangkan uji simulasi lalu lintas
Departemen Kepolisian Lalu Lintas, Kementerian Keamanan Publik baru saja mengumumkan rancangan Surat Edaran yang mengubah dan melengkapi sejumlah pasal dalam Surat Edaran 12 yang mengatur pengujian, penerbitan SIM, dan penerbitan serta penggunaan SIM internasional. Salah satu isi rancangan Surat Edaran tersebut adalah mengubah peraturan tentang pengakuan hasil tes bagi calon peserta ujian mengemudi untuk golongan B, C1, C, D1, D2, D, BE, C1E, CE, D1E, D2E, dan DE.
Dengan demikian, kandidat yang lulus ujian teori, ujian praktik mengemudi pada diagram, dan ujian praktik mengemudi di jalan raya akan dinyatakan lulus. Kandidat yang tidak lulus ujian teori tidak diperbolehkan mengikuti ujian praktik mengemudi pada diagram, dan kandidat yang tidak lulus ujian keterampilan mengemudi pada diagram tidak diperbolehkan mengikuti ujian mengemudi di jalan raya. Kandidat yang lulus ujian teori dan ujian praktik mengemudi pada diagram akan menyimpan hasil ujiannya selama 1 tahun sejak tanggal kelulusan. Setelah ujian berakhir, kandidat yang tidak dinyatakan lulus dapat mendaftar ulang untuk mengikuti ujian.

Sementara itu, Surat Edaran Nomor 12 yang berlaku saat ini menetapkan bahwa untuk mempertimbangkan dan mengakui hasil ujian bagi calon peserta ujian mengemudi untuk golongan B, C1, C, D1, D2, D, BE, C1E, CE, D1E, D2E, DE, mereka harus lulus ujian teori, simulasi situasi lalu lintas, ujian praktik mengemudi dalam gambar, dan ujian praktik mengemudi di jalan raya. Dalam lampiran draf surat edaran tersebut, otoritas yang berwenang dengan jelas menyatakan bahwa proses ujian mengemudi untuk golongan B, C1, C, D1, D2, D, BE, C1E, CE, D1E, D2E, DE hanya terdiri dari 3 materi: teori, ujian praktik mengemudi dalam gambar, dan ujian praktik mengemudi di jalan raya.
Rancangan Surat Edaran ini juga akan meningkatkan jumlah uji coba mengemudi di jalan raya, menambahkan pengurangan poin untuk pelanggaran yang mengganggu keselamatan lalu lintas dan berpotensi menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Peraturan mengenai waktu pelaksanaan uji coba mengemudi di jalan raya adalah 15 menit, menggantikan peraturan lama yang mewajibkan uji coba pada jarak tempuh minimal 2 km.
Oleh karena itu, draf surat edaran tersebut mengusulkan penghapusan konten tes simulasi dalam proses pengujian SIM untuk kelas B, C1, C, D1, D2, D, BE, C1E, CE, D1E, D2E, DE. Khususnya, Kementerian Keamanan Publik mengusulkan perubahan peraturan tentang pertimbangan dan pengakuan hasil tes bagi calon peserta tes mengemudi untuk kelas B, C1, C, D1, D2, D, BE, C1E, CE, D1E, D2E, DE.
Menjelaskan usulan perubahan ini, Kementerian Keamanan Publik mengatakan bahwa Surat Edaran 12 menetapkan bahwa kandidat dapat memilih untuk mengikuti ujian isi, kandidat yang tidak mengikuti atau gagal ujian teori masih dapat terus mengikuti ujian keterampilan mengemudi dalam bentuk dan di jalan, sehingga sulit untuk menilai kemampuan kandidat secara komprehensif.
Dalam prakteknya, terdapat beberapa kasus dimana calon peserta hanya terfokus pada materi peninjauan ulang seperti praktik mengemudi pada gambar, keterampilan mengemudi di jalan raya untuk lulus kedua materi di atas namun kurang fokus pada peninjauan ulang secara teori, sehingga mengakibatkan calon peserta tidak dibekali dengan pengetahuan tentang peraturan lalu lintas, keterampilan mengemudi aman namun tetap mengikuti ujian keterampilan mengemudi di jalan raya, sehingga menimbulkan rasa tidak aman dalam berlalu lintas pada saat ujian mengemudi di jalan raya.
Mengurangi waktu penerbitan SIM
Berdasarkan rancangan Surat Edaran tersebut, Kementerian Keamanan Publik mengusulkan pengurangan waktu pelaksanaan prosedur administratif yang saat ini diatur dalam Surat Edaran 12 sebesar 30%. Secara spesifik, pengurangan tersebut meliputi: pengurangan waktu penerbitan SIM dari 7 hari menjadi 4,5 hari, dan waktu integrasi data elektronik dari 3 hari menjadi 2 hari; pengurangan waktu pertukaran SIM dari 5 hari menjadi 3,5 hari, dan waktu integrasi data elektronik dari 3 hari menjadi 2 hari; serta pengurangan waktu penerbitan SIM internasional dari 5 hari menjadi 3,5 hari.
Rancangan undang-undang ini menghapus persyaratan pengajuan perpanjangan SIM untuk menyederhanakan prosedur perpanjangan. Selain itu, informasi yang dicantumkan dalam permohonan telah otomatis digantikan oleh data elektronik (berdasarkan Basis Data Kependudukan Nasional dan sistem basis data keselamatan lalu lintas).
Warga negara dapat menggunakan swafoto atau foto dari data identitas saat mengajukan permohonan SIM baru, dan warga negara dengan identifikasi level 2 (pada aplikasi identifikasi nasional, aplikasi lalu lintas VNeTraffic atau aplikasi lain dari Kementerian Keamanan Publik) dapat mengajukan permohonan SIM baru sepenuhnya secara daring.
Sumber: https://www.sggp.org.vn/de-xuat-nhieu-quy-dinh-moi-ve-sat-hach-giay-phep-lai-xe-post826800.html






Komentar (0)