
Draf Standar Teknis Nasional untuk Biometrik Suara
Draf Standar Teknis Nasional tentang Biometrik Suara secara jelas menetapkan persyaratan usia dan kondisi suara bagi warga negara. Dengan demikian, usia pengambilan sampel awal minimal harus 6 tahun; pembaruan data selanjutnya akan dilakukan pada usia 14-25 tahun, 25-40 tahun, dan 40-60 tahun.
Pada saat pengambilan data biometrik suara, warga negara harus menyatakan bahwa mereka tidak menunjukkan kelainan pada suara, kesehatan, atau kondisi mental mereka.
Proses akuisisi biometrik suara melibatkan 7 langkah, yaitu sebagai berikut:
Langkah 1: Warga pergi ke lokasi pendaftaran, meminta agar informasi biometrik suara mereka dikumpulkan, dan menunjukkan dokumen identitas pribadi mereka;
Langkah 2: Petugas penerima memeriksa dan memverifikasi informasi warga dan mencetak formulir konfirmasi yang menyatakan pemberian informasi suara secara sukarela dan komitmen warga terhadap kondisi suara mereka agar warga tersebut dapat memeriksa, menandatangani, dan menuliskan nama lengkap mereka dengan jelas;
Langkah 3: Petugas penerima mengumpulkan data biometrik wajah atau sidik jari warga dan memasukkan informasi dasar warga untuk membuat profil biometrik suara.
Langkah 4: Petugas penerima memandu warga ke ruang penerimaan;
Langkah 5: Warga melanjutkan perekaman sesuai dengan instruksi petugas penerima;
Langkah 6: Setelah sistem perekaman melaporkan bahwa rekaman suara memenuhi persyaratan, warga menyelesaikan perekaman, dan petugas perekaman menyimpan rekaman suara warga sesuai peraturan. Warga dapat meminta untuk mendengarkan rekaman suara mereka kembali.
Langkah 7: Petugas penerima mengarahkan warga keluar dari ruang penerimaan dan menyimpan hasilnya sesuai dengan peraturan.
Draf peraturan tersebut menyatakan bahwa data biometrik suara merupakan informasi pribadi yang sensitif dan harus dikelola secara ketat sesuai dengan undang-undang tentang perlindungan data pribadi dan keamanan siber.
Harap dicatat bahwa hanya lembaga yang berlisensi atau diberi wewenang oleh Kementerian Keamanan Publik yang diperbolehkan mengumpulkan data biometrik suara. Proses pengumpulan harus mengikuti prosedur teknis yang tepat dan menggunakan peralatan yang memenuhi standar.
Informasi biometrik suara yang dikumpulkan ke dalam Basis Data Identitas harus memenuhi persyaratan berikut: memastikan keabsahan hukum pesan data; memastikan identifikasi unik warga negara tersebut dalam Basis Data Identitas…
Draf Standar Teknis Nasional tentang Biometrik Iris
Draf Standar Teknis Nasional untuk Biometrik Iris menyatakan bahwa, untuk mencapai kinerja pengenalan iris dan interoperabilitas terbaik, rekomendasi berikut harus diikuti:
Orang yang mengambil sampel harus memastikan bahwa mereka tidak memiliki penyakit mata apa pun yang dapat secara langsung memengaruhi proses pengambilan sampel iris.
Orang yang mengambil sampel harus memposisikan kepalanya hampir vertikal, sehingga garis yang ditarik antara pusat iris kiri dan kanan terletak horizontal dalam rentang ±10°.
Pelebaran pupil yang berlebihan dapat mengurangi kualitas gambar. Oleh karena itu, cahaya sekitar harus disesuaikan agar diameter pupil tetap berada antara 20% dan 70% dari diameter iris, sehingga menghasilkan penglihatan yang lebih jelas dan stabil.
Orang yang mengambil sampel harus melepas semua kacamata (termasuk lensa kontak) saat mengambil foto untuk mengoptimalkan kualitas gambar dan meminimalkan tingkat ketidakakuratan.
Data iris merupakan informasi biometrik sensitif yang harus dikelola secara ketat sesuai dengan undang-undang tentang perlindungan data pribadi dan keamanan siber.
Hanya lembaga yang berlisensi atau diberi wewenang oleh Kementerian Keamanan Publik yang diperbolehkan mengumpulkan data iris. Proses pengumpulan harus mengikuti prosedur teknis yang tepat dan menggunakan peralatan yang memenuhi standar.
Data iris hanya dibagikan dalam kasus-kasus yang memerlukan pemeriksaan ahli oleh pihak penuntut; untuk sinkronisasi dengan Basis Data Identitas Nasional; sistem otentikasi biometrik nasional; dan dengan unit penelitian operasional dan ilmiah Kementerian Keamanan Publik ketika kebutuhan praktis muncul…
Teks lengkap dari dua rancangan peraturan tersebut kini telah diposting di portal elektronik Kementerian Keamanan Publik untuk meminta pendapat publik selama 60 hari (dari 14 Oktober hingga 14 Desember).
Menurut Undang-Undang Kartu Identitas 2023 (berlaku mulai 1 Juli 2024), kartu identitas akan mengintegrasikan data biometrik seperti fitur wajah, sidik jari, pemindaian iris, DNA, dan suara. Namun, pengumpulan dan pengelolaan data ini saat ini belum terstandarisasi, sehingga menimbulkan kesulitan dalam berbagi dan sinkronisasi antar sistem. Oleh karena itu, pengembangan standar teknis untuk proses pengumpulan data biometrik sangat diperlukan.
Sumber: https://baovanhoa.vn/nhip-song-so/de-xuat-quy-chuan-sinh-trac-hoc-giong-noi-va-mong-mat-cua-cong-dan-175345.html






Komentar (0)