Inilah isi yang dimintakan pendapatnya oleh Kementerian Perindustrian dan Perdagangan dalam draf Surat Edaran yang mengatur peta jalan penerapan rasio pencampuran biofuel dengan bahan bakar konvensional. Pada tahun 2031, rasio pencampuran akan terus ditingkatkan menjadi E15, atau disesuaikan dengan kondisi aktual. Ini merupakan poin baru yang penting dibandingkan dengan peta jalan sebelumnya, yang kali ini menetapkan kerangka waktu yang spesifik dan wajib, sekaligus secara jelas menetapkan tanggung jawab masing-masing lembaga dan unit dalam organisasi pelaksana.

Berdasarkan peraturan QCVN 01:2022/BKHCN tentang bensin, solar, dan biofuel, bensin E10 adalah produk bensin jadi yang dicampur dari bensin mineral dengan bioetanol dengan rasio 9-10% volume. Selain berkontribusi dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, bensin E10 juga memiliki keunggulan luar biasa dalam hal pengoperasian mesin dan perlindungan lingkungan.
Berdasarkan studi domestik dan internasional, bioetanol etanol memiliki kandungan oksigen yang tinggi, yang membantu meningkatkan proses pembakaran campuran bahan bakar. Oleh karena itu, bensin E10 dapat membantu mengurangi emisi CO2 dan HC hingga 20% dibandingkan dengan bensin mineral tradisional, yang berarti mengurangi risiko polusi udara dan efek rumah kaca—salah satu penyebab utama perubahan iklim global.
Selain itu, bensin E10 juga dianggap sebagai bahan bakar yang ramah mesin. Etanol memiliki nilai Oktan yang tinggi (di atas 100). Ketika dicampur dengan bensin mineral, etanol akan membantu meningkatkan nilai Oktan bensin E10, sehingga menciptakan kondisi agar proses pembakaran di ruang bakar berlangsung lebih merata, menyeluruh, dan stabil, sehingga meningkatkan efisiensi dan membatasi fenomena detonasi dini—penyebab kerusakan mesin.
Hasil penelitian dari proyek tingkat negara bagian dan Asosiasi Produsen Mobil Eropa (ACEA) mengonfirmasi bahwa bensin E10 kompatibel dengan mesin bensin saat ini, termasuk mesin generasi lama.
Lebih dari 60 negara di dunia telah umum menggunakan bensin E10; banyak negara dan wilayah, seperti AS dan Eropa, telah memberlakukan undang-undang yang mewajibkan penggunaan bahan bakar yang mencampur bensin dengan biofuel murni. Sejak 2018, banyak negara di kawasan ini, seperti Tiongkok dan Filipina, telah sepenuhnya beralih menggunakan biofuel E10, sementara bensin mineral hanya digunakan untuk pencampuran, sisanya dilarang dijual eceran di SPBU.
Pada konferensi tinjauan 6 bulan terakhir mengenai situasi pasokan minyak bumi ke pasar dan arah serta tugas untuk 6 bulan terakhir tahun 2025, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan dengan tegas menginstruksikan peningkatan penggunaan bahan bakar nabati, khususnya bensin E10, untuk secara bertahap menggantikan bensin mineral. Transisi ke penggunaan bensin E10 merupakan langkah penting dalam peta jalan untuk menerapkan pengurangan emisi sesuai komitmen Pemerintah .
Sumber: https://baolaocai.vn/de-xuat-toan-bo-o-to-xe-may-su-dung-xang-sinh-hoc-e10-tu-nam-2026-post880489.html
Komentar (0)