DNVN - Delegasi Nguyen Van Than (delegasi Thai Binh ), Ketua Asosiasi Usaha Kecil dan Menengah Vietnam, mengusulkan untuk memberikan prioritas kepada sektor swasta untuk berpartisipasi dalam pembangunan proyek kereta api cepat Utara-Selatan, yang dapat membantu menghemat 30% dibandingkan dengan sektor ekonomi Negara.
Proyek pembangunan kereta api berkecepatan tinggi Utara-Selatan, salah satu proyek transportasi utama Vietnam, menarik perhatian khusus dari badan manajemen, pakar, dan pelaku bisnis.
Pada tanggal 20 November, saat membahas di Majelis Nasional tentang kebijakan pelaksanaan proyek kereta api cepat Utara-Selatan, banyak delegasi menekankan perlunya mengajukan pesanan bagi perusahaan dalam negeri untuk berpartisipasi.
Secara khusus, Delegasi Nguyen Van Than (delegasi Thai Binh) - Ketua Asosiasi Usaha Kecil dan Menengah Vietnam (VINASME) mengusulkan untuk fokus pada 3 sektor ekonomi , di mana prioritas harus diberikan kepada ekonomi swasta untuk berpartisipasi dalam pembangunan proyek penting ini.
Menurut analisis Bapak Than, mengizinkan sektor ekonomi swasta untuk berpartisipasi dalam pembangunan proyek dapat menghemat biaya hingga 30% dibandingkan dengan sektor ekonomi negara karena "tingkat perusahaan besar dan usaha kecil dan menengah berbeda dari sebelumnya. Jika penugasan diberikan secara serius dan adil, perusahaan swasta dapat sepenuhnya melakukannya."
Pemerintah menetapkan masalah ini dengan perusahaan swasta yang memiliki kontrak khusus, membayar tepat waktu, dan sesuai jadwal, dan tentu saja perusahaan swasta Vietnam dapat melakukannya sepenuhnya. Untuk kekurangannya, perusahaan akan secara proaktif membayar sewa ke luar negeri, dan Pemerintah hanya akan memeriksa, mengawasi, dan membayar," ujar seorang delegasi dari Thai Binh.
Delegasi Nguyen Van Than (delegasi Thai Binh) - Ketua Asosiasi Usaha Kecil dan Menengah Vietnam (VINASME) mengusulkan untuk memberikan prioritas kepada perusahaan swasta yang berpartisipasi dalam proyek kereta api cepat Utara-Selatan.
Menurut Ketua VINASME, jika perusahaan domestik dimobilisasi, hal itu akan menciptakan dampak positif. Oleh karena itu, beliau menyarankan untuk memasukkan usulan pemesanan kepada perusahaan swasta dalam resolusi dan "tidak hanya menulis tentang menciptakan kondisi bagi perusahaan non-negara, tetapi juga memberikan tugas untuk menghindari kepentingan kelompok".
Terkait permodalan, delegasi menyampaikan perlunya membatasi sumber modal asing semaksimal mungkin, dan sebaiknya menggunakan modal dari masyarakat dengan suku bunga yang menarik. Jika Pemerintah menjamin, hal tersebut sepenuhnya memungkinkan.
Pada hari yang sama, dalam seminar "Kereta Api Cepat - Peluang dan Tantangan bagi Perusahaan Vietnam", para perusahaan memiliki pandangan yang sama bahwa pelaksanaan proyek kereta api cepat merupakan peluang besar bagi perusahaan dan kontraktor Vietnam, tetapi juga menghadapi banyak kesulitan dan perlu difasilitasi agar pelaksanaan proyek dapat berlangsung cepat dan efektif.
Bapak Tran Cao Son, Wakil Direktur Utama Central Construction Group Corporation, menyampaikan bahwa untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek besar seperti kereta api cepat, perusahaan membutuhkan modal investasi yang besar. Sementara itu, saat ini, akses modal perbankan masih sangat sulit.
Perusahaan mengharapkan Negara menyediakan mekanisme dukungan untuk membantu perusahaan mengakses pinjaman preferensial dengan mudah, sehingga dapat melaksanakan proyek secara efektif. Mekanisme keuangan harus disesuaikan dengan tepat untuk membantu perusahaan memaksimalkan kemampuannya.
Sementara itu, menurut Bapak Mai Thanh Phuong, Ketua Dewan Direksi Perusahaan Konstruksi Kereta Api (RCC), perlu dipastikan bahwa proyek ini merupakan proyek yang adil dan pelaku usaha perlu dianggap sebagai mitra, bukan peserta pasif. Agar pelaku usaha domestik dapat berpartisipasi, harus ada kesetaraan dan informasi yang transparan.
Bapak Mai Thanh Phuong - Ketua Dewan Direksi Perusahaan Konstruksi Kereta Api (RCC) pada seminar "Kereta Api Cepat - Peluang dan Tantangan bagi Perusahaan Vietnam". (Foto: GTO)
"Proyek ini akan memiliki paket lelang yang sangat kompleks dan membutuhkan skala evaluasi yang jelas mengenai kapasitas keuangan dan kriteria partisipasi konstruksi. Pemerintah perlu segera mengidentifikasi masalah-masalah ini untuk menghindari situasi di mana badan usaha tidak dapat berpartisipasi dalam paket lelang penting," ujar Ketua Dewan Direksi.
Selain itu, menurut Bapak Phuong, pada fase ini, pembangunan sistem standar, proses penilaian, dan alokasi paket penawaran akan menentukan keberhasilan proyek.
Sementara itu, Kolonel Nguyen Tuan Anh, Wakil Direktur Jenderal Truong Son Construction Corporation, menekankan pentingnya kerja sama yang erat antarperusahaan. Para kontraktor perlu bekerja sama secara erat, meningkatkan pertukaran, dan mempelajari pengalaman internasional karena proyek kereta api cepat membutuhkan teknologi tinggi. Perusahaan-perusahaan Vietnam tidak dapat bekerja sendiri, melainkan membutuhkan koordinasi antarkontraktor. Kerja sama dan saling mendukung akan membantu perusahaan-perusahaan Vietnam mengatasi kesulitan dan meningkatkan daya saing.
"Baru-baru ini, kerja sama antarperusahaan Vietnam dalam proyek-proyek besar seperti Jalan Tol Utara-Selatan telah membuahkan hasil positif. Ini merupakan contoh nyata bagaimana kontraktor domestik dapat berkoordinasi untuk bersama-sama melaksanakan proyek-proyek besar," tegas Kolonel Nguyen Tuan Anh.
Minh Thu
[iklan_2]
Source: https://doanhnghiepvn.vn/kinh-te/chinh-sach/de-xuat-uu-tien-doanh-nghiep-tu-nhan-tham-gia-du-an-duong-sat-toc-do-cao-bac-nam/20241121082348695






Komentar (0)