Berasal dari identitas
Di sepanjang jalur pesisir tengah dari Hue, Da Nang, hingga Quang Ngai, banyak desa masih mempertahankan gaya hidup tradisional mereka: rumah-rumah genteng berlumut, pembuatan saus ikan, anyaman jaring, festival memancing, dan lagu pengantar tidur yang bergema di bawah sinar matahari siang di laut. Ini bukan hanya kenangan budaya, tetapi juga sumber daya pariwisata yang berharga.
Desa-desa kecil, yang terletak di kaki ombak, mengandung kedalaman dan kekayaan budaya tradisional yang beragam yang ingin dipelajari wisatawan.
Di Desa Nam O ( Da Nang ), Desa Ganh Yen (Quang Ngai), dan Desa Nelayan Phu Thuan (Hue), program wisata komunitas perlahan mulai terbentuk. Wisatawan tidak hanya datang untuk bertamasya, tetapi juga untuk menyelami kehidupan penduduk setempat: memancing di perahu, belajar membuat saus ikan, mendengarkan nyanyian Ba Trao, menganyam jaring, dan terutama duduk dan mendengarkan cerita tentang desa dan laut dari para tetua.
Bapak Tran Thanh Van, di Desa Ganh Yen, mengatakan: “Dulu, orang-orang mengira pariwisata hanya soal hotel dan layanan. Tapi sekarang, mereka ingin kembali ke desa dan hidup seperti penduduk setempat. Budaya kamilah yang membuat wisatawan datang kembali.”
Wisatawan datang ke desa untuk mendengarkan cerita desa.
Berbeda dengan pariwisata massal, pariwisata komunitas yang berkaitan dengan budaya desa pesisir menekankan pengalaman, lokalitas, dan komunitas. Penduduk setempat adalah pusatnya, mereka adalah subjek budaya sekaligus penerima manfaat langsung dari kegiatan pariwisata.
Di Distrik Hai Van (Da Nang), model "satu desa satu produk" meluas ke komune dan distrik pesisir. Kelompok masyarakat menyelenggarakan tur jangka pendek, memanfaatkan festival lokal, kuliner tradisional, dan kerajinan tangan.
Wisatawan dapat makan dan menginap di rumah penduduk desa, memasak bersama, pergi ke pasar, belajar lagu pengantar tidur, mengunjungi hutan bakau, dan memancing malam di sepanjang Sungai Cu De.
Rasakan pengalaman memanen hasil laut bersama nelayan dengan cara tradisional, tidak semua destinasi wisata memilikinya.
Di Hue, desa Thai Duong Ha terkenal dengan festival memancing tiga tahunannya, yang kini terintegrasi dengan rute wisata eko-budaya pesisir. Quang Ngai juga sedang melaksanakan program digitalisasi informasi warisan budaya di wilayah Sa Huynh, yang dipadukan dengan pengalaman di desa-desa pesisir, untuk mendiversifikasi produk wisata di luar pantai komersial.
Dari desa ke dunia
Meski memiliki potensi besar, pengembangan pariwisata masyarakat yang terkait dengan pelestarian budaya pesisir masih menghadapi banyak kendala.
Pertama-tama, dari segi sumber daya manusia, sebagian besar masyarakat tidak memiliki pengalaman di bidang pariwisata dan keterampilan perhotelan mereka terbatas. Infrastruktur jalan, kebersihan, keamanan pangan, dan layanan pendukung juga menjadi masalah.
Setiap desa pesisir memiliki budaya laut dan kisah lautnya sendiri.
Selain itu, beberapa daerah belum memiliki rencana khusus dan belum mengidentifikasi secara jelas desa pesisir mana yang berpotensi mengembangkan pariwisata masyarakat berkelanjutan.
Investasi terkadang menjadi tren dan kurang mendalam, sehingga menyebabkan rendahnya efisiensi. Banyak tempat berisiko mengalami komersialisasi berlebihan, kehilangan orisinalitas yang dihargai oleh wisatawan internasional.
Namun, para ahli percaya bahwa dengan partisipasi terkoordinasi antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha, pariwisata masyarakat di desa-desa pesisir dapat menjadi "arah ganda": melestarikan budaya dan mengembangkan ekonomi.
Di desa-desa pesisir di sepanjang jalur daratan Tengah, tidak sulit menemukan warisan penduduk asli dan dengannya muncullah cerita-cerita tentang kehidupan budaya pesisir.
Kuncinya adalah menjaga budaya tetap hidup, bukan menjadikan desa sebagai panggung sandiwara. Setiap pengalaman harus autentik, mulai dari masyarakatnya, ceritanya, hingga makanannya. Setelah itu, wisatawan akan kembali dan menceritakan kepada teman-teman internasional mereka tentang Vietnam yang mendalam dan unik.
Untuk menyebarluaskan model ini, daerah perlu mengembangkan proyek khusus untuk melestarikan dan mempromosikan nilai-nilai budaya desa pesisir yang dikaitkan dengan pengembangan pariwisata.
Dimungkinkan untuk menyelenggarakan kompetisi untuk menciptakan produk wisata budaya, melatih “pendongeng” untuk para pengrajin, mensponsori pemulihan ruang desa kuno, terhubung dengan universitas dan organisasi internasional untuk membawa produk wisata masyarakat ke dunia.
Secara khusus, penerapan teknologi seperti membangun peta pariwisata digital, membuat platform untuk memperkenalkan budaya lokal dalam berbagai bahasa, menyelenggarakan tur virtual, dll. akan membantu desa-desa pesisir meningkatkan kemampuan mereka untuk menjangkau wisatawan global.
Maraknya wisata pengalaman, wisata budaya, dan ekowisata merupakan peluang bagi desa-desa pesisir di wilayah Tengah. Jika kita tahu bagaimana melestarikan "jiwa" desa dan menghembuskan bentuk-bentuk ekspresi baru ke dalamnya, tidak hanya wisatawan domestik tetapi juga wisatawan mancanegara akan kembali, seolah mencari tempat yang penuh kenangan dan budaya yang hidup.
Lagu pengantar tidur, festival memancing, cita rasa saus ikan yang kaya, dan kisah-kisah nelayan... akan diceritakan dalam berbagai bahasa. Dan desa-desa pesisir kecil masa kini akan menjadi pintu gerbang bagi dunia untuk lebih memahami sebidang tanah di Vietnam Tengah yang kaya akan tradisi dan aspirasi untuk bangkit.
Sumber: https://baovanhoa.vn/van-hoa/bai-cuoi-di-san-ban-dia-thanh-suc-hut-toan-cau-150607.html
Komentar (0)