Sebuah studi ilmiah baru telah menemukan fenomena "kekosongan mental," suatu keadaan mental khusus di mana seseorang benar-benar tanpa pikiran atau kesadaran apa pun, berbeda dari keadaan gangguan atau lamunan biasa.
Menurut para peneliti, fenomena ini sering terjadi setelah aktivitas yang membutuhkan konsentrasi tinggi, seperti belajar untuk ujian, selama periode kurang tidur, atau setelah olahraga intensitas tinggi. Perlu dicatat, kondisi ini cenderung terjadi ketika otak mengalami stimulasi yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Eksperimen pada sukarelawan sehat menunjukkan bahwa ketika dalam keadaan ini, otak menunjukkan tanda-tanda "deaktivasi" dengan peningkatan gelombang otak lambat yang mirip dengan yang dialami selama tidur.
Detak jantung dan ukuran pupil subjek uji sama-sama menurun, dan sebagian otak mereka tampak memasuki keadaan tidur lokal.
Kondisi ini sangat berbahaya karena seseorang sama sekali tidak menyadari rangsangan apa pun dari sekitarnya. Hal ini dapat menimbulkan konsekuensi serius jika terjadi dalam situasi yang membutuhkan kewaspadaan, seperti saat mengemudi.
Studi tersebut juga menunjukkan bahwa "pikiran kosong" adalah salah satu gejala inti dari gangguan kecemasan umum dan terkait dengan beberapa masalah kesehatan serius seperti stroke, kejang, cedera otak traumatis, dan sindrom Kleine-Levin—gangguan tidur langka yang sering menyerang remaja laki-laki.
Dr. Thomas Andrillon dari Institut Otak Paris, salah satu penulis utama studi ini, berpendapat bahwa jika kita dapat lebih memahami mekanisme fenomena ini dan mengendalikannya, hal itu dapat menjadi metode yang berguna untuk mengatasi kecemasan dan emosi negatif.
Sumber: https://www.vietnamplus.vn/dieu-gi-thuc-su-xay-ra-khi-tam-tri-ban-hoan-toan-trong-rong-post1035113.vnp






Komentar (0)