"Bapak" World Wide Web merenungkan Internet modern. Foto: CERN . |
Tim Berners-Lee menciptakan World Wide Web, yang meletakkan fondasi bagi Internet seperti yang kita kenal sekarang, pada tahun 1989. Sebagai orang di balik ide-ide pionir seperti HTTP dan URL, ia memutuskan untuk mempublikasikan kode sumbernya, tanpa menerima royalti apa pun.
Dalam artikel terbarunya di The Guardian , Berners-Lee berbagi pemikiran yang lebih pribadi tentang keputusan penting ini dan kekhawatirannya saat melihat dunia internet modern.
"Agar web memiliki segalanya, semua orang harus bisa dan mau menggunakannya. Itu tugas yang berat. Saya juga tidak bisa meminta mereka membayar untuk setiap pencarian atau unggahan. Jadi, agar sukses, web harus gratis," tulisnya.
Berners-Lee ingin World Wide Web tersedia untuk semua orang. Agar hal itu terwujud, akses gratis mutlak diperlukan. Dalam sebuah wawancara, ia menjelaskan bahwa jika teknologi tersebut tetap menjadi hak milik, perkembangannya tidak akan pesat.
"Anda tidak bisa menjadikan sesuatu sebagai ruang yang sangat besar dan menyeluruh, namun tetap mengendalikannya," ujarnya. Keputusan akhir untuk menyediakan semua teknologi dasar web secara gratis dibuat oleh CERN, tempat Berners-Lee bekerja, sebelum ia mendirikan World Wide Web Consortium (W3C) di Massachusetts Institute of Technology pada tahun 1994.
![]() |
Internet saat ini tidak lagi seterbuka dan sebebas yang dibayangkan Berners-Lee. Foto: The Guardian. |
Dalam unggahan terbarunya, Berners-Lee mencatat bahwa internet bebas seharusnya mendorong kreativitas dan kolaborasi di platform global. Namun, visi tersebut kini telah terdistorsi. "Hari ini, melihat kembali penemuan saya, saya terpaksa bertanya pada diri sendiri: apakah web masih bebas saat ini? Tidak, sama sekali tidak," tulisnya.
Berners-Lee mengutip platform teknologi besar yang kini mengumpulkan data pribadi pengguna dalam jumlah besar, yang kemudian mereka jual kepada broker daring dan pemerintah . Ia juga menyalahkan perkembangan algoritma, terutama di media sosial, atas berbagai kerusakan yang terjadi pada pikiran anak-anak.
"Pertukaran data pribadi untuk penggunaan jelas tidak sesuai dengan visi saya tentang web yang bebas," tambahnya. Berners-Lee berpendapat bahwa pengguna internet pada umumnya bukan lagi pelanggan, melainkan produk.
Membandingkan internet saat ini dengan saat pertama kali diciptakan, Berners-Lee mengatakan umat manusia telah "tersesat". "Kita sekarang berada di persimpangan jalan baru di mana kita harus memutuskan apakah AI akan digunakan untuk memperbaiki atau merugikan masyarakat. Bagaimana kita bisa belajar dari kesalahan masa lalu?", ujarnya.
Sumber: https://znews.vn/dieu-lo-lang-cua-cha-de-web-post1589408.html
Komentar (0)