Berhenti tepat sebelum malam final Talent Rendezvous, Letnan - penyanyi Mai Chi meninggalkan banyak penyesalan di hati para penonton dan juri karena suara teknis dan emosionalnya, tetapi masih belum dapat sepenuhnya menunjukkan kualitas seorang artis serba bisa yang menjadi sasaran program tersebut.
Tidak ada apa-apa selain suara
Kepada reporter VietNamNet, Mai Chi tak bisa menyembunyikan penyesalannya karena harus berhenti sebelum babak final. Sebagai seorang ibu, ia harus berjuang keras sebelum berani menerima undangan untuk berpartisipasi dalam kontes tersebut. Namun, perjalanan itulah yang membantunya menemukan versi dirinya yang baru dan berani.

"Ketika saya memutuskan untuk mengikuti program ini, saya harus mempertimbangkan banyak hal karena saya memiliki anak kecil dan banyak hal lain yang dapat mengganggu saya. Namun, saya tetap bertekad untuk terus maju karena saya ingin mengeksplorasi aspek-aspek diri saya yang belum pernah saya coba sebelumnya. Saya sedih karena saya telah merencanakan untuk menyimpan penampilan paling istimewa untuk malam terakhir - sebuah penampilan yang belum pernah dilihat orang sebelumnya dari saya. Sayang sekali saya tidak lagi memiliki kesempatan untuk menunjukkannya. Namun, ini adalah kompetisi dan ketika Anda bermain, Anda harus menerima hasilnya," ungkap Mai.
Sepanjang babak, Mai Chi selalu berusaha sebaik mungkin, tidak hanya untuk meyakinkan para juri, tetapi juga berharap penonton dapat merasakan semangat yang ia curahkan dalam setiap penampilannya. Sebagai seorang prajurit, Mai Chi selalu menjunjung tinggi ketelitian dan keseriusan dalam segala hal, termasuk seni. Ia mengikuti acara dengan banyak kekhawatiran, karena ketika melihat sekeliling, ia melihat para kontestan lainnya masih muda dan modern.
"Saya tidak punya apa-apa selain suara saya. Awalnya, saya sangat malu karena melihat kontestan lain dinamis dan bergaya, sementara saya hanya punya suara. Tapi saya berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi kriteria kompetisi. Saya ingin membuktikan bahwa saya bisa. Bagi saya, setiap malam kompetisi adalah pertarungan. Saya ingin tampil dengan cara yang paling mengesankan. Setiap babak adalah waktu bagi saya untuk mempelajari hal baru, baik dari segi keterampilan tampil maupun cara menguasai panggung," ungkap Mai Chi.
Di malam final kompetisi, Mai Chi dengan berani mencoba penampilannya yang benar-benar berbeda. Ini adalah pertama kalinya ia membawakan lagu rock—sebuah perubahan signifikan bagi seorang penyanyi yang terbiasa dengan genre lembut dan liris.
Saya tidak tahu bagaimana penonton akan menanggapinya, tapi saya sangat senang melakukannya. Ini lagu rock sejati yang saya hidupkan dengan cara saya sendiri. Saya ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa lagu-lagu lama pun bisa menjangkau penonton muda dengan cara baru.
Mai Chi memandang setiap tantangan program sebagai kesempatan untuk mengatasi batasannya. Baginya, Talent Rendezvous bukan sekadar kompetisi, melainkan perjalanan penemuan jati diri yang tak terlupakan.
"Saya berterima kasih kepada program ini karena telah menciptakan taman bermain di mana kami dapat mencoba hal-hal yang belum pernah kami coba sebelumnya. Dan yang lebih penting, saya memiliki 11 teman baru—yang merupakan pesaing sekaligus saudara kandung sejati dalam keluarga musik . Kami selalu saling mendukung, terutama secara profesional," ungkap penyanyi itu.
Dengan pengalaman yang telah ia lalui, Mai Chi tidak menganggap berhenti sebagai kegagalan. Sebaliknya, ia percaya bahwa itu bisa menjadi pintu gerbang untuk memulai perjalanan lain dalam karier yang lebih cemerlang.

Dari ruang kuliah seni hingga perbatasan negara
Mai Chi lahir dan besar di Thai Binh . Dengan kecintaan pada musik sejak kecil, ia lulus ujian masuk Universitas Militer Kebudayaan dan Seni dan dibimbing oleh Seniman Berjasa Kim Phuc selama empat tahun kuliahnya.
Lulus dengan pujian, Mai Chi meraih juara kedua dalam Kompetisi Musik Kamar Nasional 2019. Inilah titik balik yang membawanya bergabung dengan Kelompok Seni Penjaga Perbatasan. Dari sana, Mai Chi resmi menjadi seniman prajurit, membawakan suara nyanyiannya untuk mengabdi di seluruh desa, pos perbatasan, dan pulau-pulau terpencil.

Lingkungan pertunjukan istimewa inilah yang melatihnya tak hanya dalam teknik vokal, tetapi juga karakter dan kepribadian. Di sungai yang dalam, di celah-celah tinggi, di tengah hutan atau lautan, suara Mai Chi menggema bak hati seorang prajurit. Ia pernah membawakan suaranya ke panggung internasional seperti Army Games.
Video klip pertama "Carrying a Child to Daycare" membuat banyak orang meneteskan air mata ketika menceritakan kisah cinta dari garis depan untuk para prajurit di tengah badai. Video klip ini bagaikan hadiah bagi Truong Sa dan para penjaga perbatasan di seluruh negeri.
Mai Chi membawakan "Fallen Petals - Shadow of Vanity"

Sumber: https://vietnamnet.vn/noi-tiec-nuoi-cua-trung-uy-mai-chi-2414843.html
Komentar (0)