
Setiap tahun, ratusan ribu orang memilih operasi untuk mengoreksi miopia - Foto: hcf.com.au
Para ilmuwan Amerika telah mengembangkan teknik pembentukan kembali kornea non-bedah yang dapat menggantikan LASIK dengan menggunakan listrik, alih-alih laser. Uji coba pada kelinci menunjukkan bahwa hanya dalam beberapa menit, kornea dapat dibentuk kembali tanpa perlu sayatan.
Setiap tahun, ratusan ribu orang memilih LASIK untuk memperbaiki penglihatan mereka. Prosedur ini menggunakan laser untuk mengangkat sebagian jaringan kornea guna mengoreksi kelengkungannya, sehingga mata dapat memfokuskan cahaya dengan lebih akurat.
Meskipun populer dan dianggap aman, LASIK tetap memiliki potensi risiko dan mengurangi kekuatan struktural mata. Profesor Michael Hill (Occidental College, AS) berkomentar: "LASIK pada dasarnya tetap merupakan operasi pemotongan jaringan, satu-satunya perbedaan adalah penggunaan laser."
Hill dan rekannya, Brian Wong (Universitas California, Irvine, AS), telah menemukan pendekatan baru yang disebut Electromechanical Reshaping (EMR). Metode ini memanfaatkan sifat kimia jaringan yang mengandung kolagen, yang dipengaruhi oleh perubahan pH ketika arus listrik diberikan. Ketika pH menurun, ikatan di dalam jaringan mengendur, memungkinkan strukturnya untuk kembali terbentuk. Ketika pH kembali normal, jaringan "terkunci" dalam bentuk barunya.
Tim peneliti menciptakan "lensa kontak" platinum yang berfungsi sebagai elektroda untuk membentuk kornea. Dalam percobaan tersebut, lensa tersebut ditempelkan pada kornea kelinci yang direndam dalam larutan garam, kemudian diberikan tegangan kecil.
Hanya dalam semenit, kornea menyesuaikan diri dengan bentuk lensa. Hasil pada 12 kornea kelinci – 10 di antaranya diberi perlakuan untuk mensimulasikan rabun jauh – menunjukkan keberhasilan penyesuaian fokus, sementara sel-selnya bertahan hidup berkat kadar pH yang dikontrol dengan cermat.
Selain itu, metode ini juga menunjukkan potensi untuk memperbaiki kornea yang buram secara kimia, yang saat ini hanya dapat diobati dengan transplantasi kornea.
Meskipun menjanjikan, teknologi ini masih dalam tahap awal. Langkah selanjutnya adalah mengujinya pada kelinci hidup dan menentukan kemampuannya untuk mengoreksi kelainan refraksi lainnya seperti rabun jauh dan astigmatisme.
Tim peneliti mengakui masih ada "jalan panjang" sebelum penerapan klinis, tetapi jika berhasil, teknik EMR bisa jauh lebih murah daripada LASIK, lebih rendah risikonya, dan bahkan dapat dibalikkan.
Sumber: https://tuoitre.vn/dot-pha-ky-thuat-chua-can-thi-bang-dien-khong-can-phau-thuat-20250822091951704.htm






Komentar (0)