Bank Sentral Eropa (ECB) pada tanggal 27 Juli menaikkan suku bunga pinjaman utamanya di zona euro untuk mengekang inflasi, tetapi membiarkan opsinya terbuka untuk keputusan masa depan di tengah melemahnya ekonomi regional.
Para pembuat kebijakan menaikkan suku bunga untuk 20 negara pengguna euro sebesar 0,25 poin persentase, sehingga mendorong suku bunga deposito menjadi 3,75%, tertinggi sejak Oktober 2000.
Berbicara pada konferensi pers pada tanggal 27 Juli, Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan bahwa meskipun inflasi melambat, inflasi tetap terlalu tinggi dalam jangka waktu yang terlalu lama.
Ia mengakui bahwa kenaikan suku bunga sebelumnya berdampak pada zona euro, dengan kondisi pinjaman yang lebih ketat dan berkurangnya permintaan pinjaman. Prospek ekonomi jangka pendek juga memburuk, sebagian karena kondisi kredit ini, ujar Lagarde.
Akan tetapi, Presiden ECB menolak memberikan indikasi apa pun mengenai keputusan bank pada pertemuan kebijakan berikutnya pada pertengahan September, yang berbeda dengan tren terkini.
Presiden ECB Christine Lagarde berbicara kepada media setelah pertemuan kebijakan moneter Dewan Gubernur ECB di Frankfurt, Jerman, 27 Juli. Foto: Yahoo!News/Reuters
"Kami sengaja bergantung pada data, kami berpikiran terbuka tentang keputusan di bulan September dan pertemuan-pertemuan berikutnya. Kami bisa menaikkan atau mempertahankan suku bunga saat ini," ujar Ibu Lagarde.
“Yang bisa saya pastikan adalah kami tidak akan menurunkan suku bunga, sama sekali tidak,” tegas Ibu Lagarde.
Harga konsumen di 20 negara zona euro telah turun sejak mencapai puncaknya di 10,6% pada Oktober 2022, tetapi masih naik 5,5% secara tahunan pada bulan Juni. Target ECB adalah menurunkan inflasi hingga 2% dalam jangka menengah.
Setelah bertahun-tahun mempertahankan suku bunga mendekati nol dan negatif di zona euro, bank mulai menaikkan suku bunga pada Juli 2022 setelah konflik Rusia-Ukraina menyebabkan harga energi dan pangan melonjak.
Langkah ECB itu dilakukan sehari setelah Federal Reserve (Fed) AS menaikkan suku bunga sebesar 0,25%, yang juga merupakan level tertinggi dalam 22 tahun.
Meskipun pertumbuhan harga konsumen telah melambat dalam beberapa bulan terakhir, para pembuat kebijakan AS telah memperingatkan bahwa mereka masih menghadapi tantangan berat dalam mengembalikan inflasi ke target 2% “tepat waktu”.
Ketua The Fed, Jerome Powell, mengatakan pada 26 Juli bahwa meskipun ada kemajuan dalam penurunan inflasi, suku bunga di Amerika Serikat belum cukup rendah untuk waktu yang lama, dan para pejabat siap untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut jika diperlukan. Powell juga menegaskan bahwa The Fed tidak akan memangkas suku bunga tahun ini .
Nguyen Tuyet (Menurut DW, NY Times)
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)