El Salvador 'duduk' di atas gunung emas tetapi belum mampu memanfaatkannya?

Presiden El Salvador Nayib Bukele menyerukan pencabutan larangan pertambangan setelah mengklaim negaranya 'berada di atas' pegunungan emas sesungguhnya, yang menurut pemimpin tersebut bernilai sekitar $3 triliun.

Presiden El Salvador Nayib Bukele menyerukan pencabutan larangan pertambangan untuk mengekstraksi emas

Presiden Bukele mengatakan El Salvador memiliki tambang emas besar yang dapat mengubah masa depan keuangan negara kecil di Amerika Tengah dengan penduduk 6,4 juta orang itu, menurut AFP pada 10 Desember.

Tuan Bukele mengutip hasil studi oleh tim penulis anonim yang meyakinkan bahwa menambang hanya 4% cadangan emas negara itu akan cukup untuk menambah $131 miliar, setara dengan 380% PDB saat ini, ke ekonomi domestik.

"Kita berpotensi memiliki cadangan emas terbesar di dunia per kilometer ^persegi ," kata Bukele. "Jika kita memanfaatkan sumber daya alam kita dengan bijak, kita dapat mengubah perekonomian El Salvador dalam sekejap," tulis sang pemimpin di akun X-nya pada akhir November.

Tujuh tahun lalu, El Salvador menjadi berita utama global ketika menjadi negara pertama di dunia yang melarang semua penambangan logam.

Larangan tahun 2017 diberlakukan menyusul adanya peringatan tentang konsekuensi lingkungan beracun dari bahan kimia yang digunakan dalam proses penambangan, seperti sianida dan merkuri.

Selama kampanye presidennya tahun 2019, Bukele menyuarakan dukungannya terhadap larangan pertambangan. Namun, setelah terpilih, Presiden Bukele secara konsisten menentang larangan tersebut dan mendorong upaya untuk mengeksploitasi mineral secara "modern dan berkelanjutan", dengan cara yang melindungi lingkungan tetapi tetap menjamin pemanfaatan kekayaan bawah tanah El Salvador.

Minggu ini, Tn. Bukele kembali mengusulkan penambangan emas, tetapi dengan cepat menghadapi tekanan dari para penentang.

Kritikus terhadap pemimpin tersebut khawatir bahwa pembukaan kembali operasi penambangan dapat menyebabkan pencemaran air, mengingat besarnya jumlah air tawar yang dibutuhkan untuk pemrosesan, serta ancaman yang ditimbulkan oleh bahan kimia beracun yang digunakan dalam proses tersebut.

"Presiden mengklaim bahwa penambangan yang bertanggung jawab dapat dilakukan, tetapi saat ini tidak ada bukti yang mendukung klaimnya," kata majalah Newsweek mengutip Pedro Cabezas, anggota Aliansi Amerika Tengah Melawan Pertambangan (ACAFREMIN) pada 10 Desember.

Sumber: https://thanhnien.vn/el-salvador-dang-ngoi-tren-nui-vang-nhung-chua-khai-thac-duoc-185241211105231857.htm