Vietnam.vn - Nền tảng quảng bá Việt Nam

Kecurangan kecerdasan buatan dalam penerimaan mahasiswa: Pelajaran mahal bagi Korea

GD&TĐ - Skandal kecerdasan buatan (AI) dalam ujian daring di Universitas Yonsei mengguncang dunia akademis Korea.

Báo Giáo dục và Thời đạiBáo Giáo dục và Thời đại15/11/2025

Peristiwa ini telah memicu perdebatan sengit tentang kesenjangan dalam manajemen dan orientasi penggunaan kecerdasan buatan dalam pendidikan tinggi.

Dalam ujian tengah semester daring pada 15 Oktober, Universitas Yonsei (Korea Selatan) menemukan "sejumlah besar orang menyontek menggunakan AI". Ujian ini merupakan bagian dari kursus daring untuk 600 mahasiswa tahun ketiga. Banyak mahasiswa yang menyesuaikan sudut kamera atau mengambil gambar ujian, lalu meminta ChatGPT untuk menyelesaikan soal. Perilaku ini terungkap setelah inspeksi ujian daring yang komprehensif.

Menurut perwakilan sekolah, sekitar 40 siswa secara proaktif melaporkan perilaku menyontek tersebut. Insiden tersebut dengan cepat menyebar di media dan media sosial, memicu perdebatan sengit di kalangan akademisi Korea tentang cara mengelola dan merespons perkembangan pesat teknologi AI di sekolah.

Skandal Yonsei bukan sekadar insiden yang terisolasi, tetapi juga mencerminkan tren umum dalam kehidupan perkuliahan saat ini. AI telah menjadi alat yang familiar bagi mahasiswa Korea, bahkan dianggap sebagai "asisten" dalam belajar dan meneliti.

Menurut survei tahun 2024 oleh Institut Penelitian Pendidikan Kejuruan dan Pelatihan Korea, dari 726 siswa yang disurvei yang memiliki pengalaman menggunakan AI generatif, 91,7% mengatakan mereka menggunakan alat tersebut untuk mengumpulkan informasi atau membantu menyelesaikan tugas.

Seorang mahasiswa di Seoul mengatakan bahwa kebanyakan temannya menggunakan ChatGPT atau Gemini untuk mengerjakan PR dan mendapatkan penjelasan tambahan. "Kalau tidak pakai alat ini, rasanya ketinggalan. Yang lain bisa menyelesaikan tugasnya dalam beberapa jam, tapi butuh waktu seharian," ujarnya.

Di Everytime, jejaring sosial populer bagi pelajar Korea, topik "menggunakan AI untuk mengerjakan ujian daring" menuai banyak komentar. Seorang pengguna mengaku bahwa ia menempelkan semua pertanyaan ke ChatGPT dan alat tersebut menjawab sebagian besar pertanyaan dengan benar, membuatnya merasa seperti "membuang-buang waktu" karena mengerjakannya sendiri.

Menurut Dewan Pendidikan Universitas Korea, 77,1% dari 131 universitas belum mengeluarkan pedoman resmi tentang penggunaan AI di ruang kelas. Bahkan yang memiliki peraturan pun sangat umum, hanya sebatas persyaratan untuk "memastikan keakuratan penggunaan AI" atau "mengikuti instruksi dosen".

Para pakar pendidikan mengatakan masalahnya bukan terletak pada teknologi itu sendiri, melainkan pada bagaimana sekolah mendekati dan mengelolanya. Melarangnya saja dapat mendorong siswa ke "zona abu-abu" penggunaan AI tanpa bimbingan dan pengawasan yang tepat.

"Daripada melarang sepenuhnya, universitas seharusnya membangun kerangka kerja untuk penggunaan AI yang bertanggung jawab dan transparan," ujar Dr. Kim Myuhng-joo, direktur AI Safety Institute. "Mahasiswa boleh menggunakan AI, tetapi mereka harus mencantumkan sumber informasi dengan jelas dan menjelaskan bagaimana mereka menggunakan alat tersebut dalam argumen akademis."

Menurut Dr. Kim Myuhng-joo, universitas perlu mengubah struktur pengajarannya, mengembalikan unsur "manusia" ke inti pendidikan, alih-alih membiarkan AI mendominasi proses pembelajaran. Ia percaya bahwa jika penggunaan AI tak terelakkan, universitas harus mengajarkan mahasiswa cara menggunakan AI secara etis dan efektif.

Dr. Kim Myuhng-joo, Direktur AI Safety Institute, menekankan: “Metode penilaian di pendidikan tinggi perlu direformasi secara komprehensif. Penilaian tidak hanya didasarkan pada hasil akhir, tetapi juga berfokus pada proses berpikir dan bagaimana mahasiswa berinteraksi dengan perangkat teknologi. Bentuk penilaian seperti presentasi langsung, debat akademik, atau sanggahan pribadi perlu diperkuat untuk menilai kemampuan mahasiswa yang sebenarnya.”

Menurut The Straits Times

Sumber: https://giaoducthoidai.vn/gian-lan-tri-tue-nhan-tao-trong-tuyen-sinh-bai-hoc-dat-gia-cho-han-quoc-post756613.html


Komentar (0)

No data
No data

Dalam topik yang sama

Dalam kategori yang sama

Menyaksikan matahari terbit di Pulau Co To
Berkeliaran di antara awan-awan Dalat
Ladang alang-alang yang berbunga di Da Nang menarik perhatian penduduk lokal dan wisatawan.
'Sa Pa dari tanah Thanh' tampak kabur dalam kabut

Dari penulis yang sama

Warisan

Angka

Bisnis

Keindahan Desa Lo Lo Chai di Musim Bunga Soba

Peristiwa terkini

Sistem Politik

Lokal

Produk