Dalam wawancara dengan reporter VNA di Sydney, Profesor Carl Thayer, Akademi Pertahanan Australia, Universitas New South Wales, mengatakan bahwa pemilihan Presiden To Lam secara bulat sebagai Sekretaris Jenderal oleh Komite Sentral ke-13 Partai Komunis Vietnam telah menegaskan solidaritas di dalam Partai.
Profesor Carl Thayer diwawancarai oleh reporter VNA di Sydney, Australia. Foto: Thanh Tu/Reporter VNA di Sydney, Australia
Menurut Profesor Carl Thayer, Sekretaris Jenderal To Lam menekankan bahwa ia akan melanjutkan warisan yang ditinggalkan oleh mendiang Sekretaris Jenderal Nguyen Phu Trong dan dengan tegas dan gigih melawan korupsi dan negativitas, bersama dengan mempromosikan pekerjaan pembangunan Partai. Profesor itu mengatakan bahwa mulai sekarang hingga Kongres Nasional ke-14 Partai Komunis Vietnam, Vietnam akan menjaga stabilitas politik dan tidak akan ada perubahan besar dalam kebijakan dalam dan luar negeri. Ini akan membantu investor asing merasa aman. Profesor Carl Thayer mengatakan bahwa di bawah kepemimpinan Sekretaris Jenderal dan Presiden To Lam, Vietnam dapat mencapai tujuan menjadi negara berkembang dengan industri modern dan pendapatan rata-rata yang tinggi pada tahun 2030. Menurut profesor itu, Sekretaris Jenderal dan Presiden To Lam telah dengan jelas mengidentifikasi itu sebagai tujuan utama. Realitas membuktikan bahwa Vietnam masih merupakan salah satu ekonomi yang tumbuh paling cepat di kawasan itu dan menurut Bapak Thayer, ini merupakan faktor positif. Sekretaris Jenderal sekaligus Presiden To Lam menekankan prioritas kebijakan luar negeri Vietnam ke depan, menegaskan akan terus meningkatkan hubungan dengan negara-negara tetangga, mitra strategis dan komprehensif, serta sahabat tradisional, terus memperkuat kepercayaan politik, menjalin kepentingan, diplomasi damai , dan kerja sama tertinggi untuk pembangunan; meningkatkan kontribusi dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan dan dunia, terus meningkatkan diplomasi multilateral, dan mendorong peran sebagai anggota aktif dan bertanggung jawab dalam komunitas internasional. Menilai prioritas ini, Profesor Carl Thayer mengatakan bahwa prinsip dasar kebijakan luar negeri Vietnam telah terbentuk, yaitu kebijakan "diplomasi bambu". Prioritas-prioritas tersebut merupakan hasil dari proses kepemimpinan pengambilan keputusan kolektif dan pendekatan yang fleksibel. Profesor Carl Thayer berkomentar bahwa kebijakan sebelumnya akan dilanjutkan dan hal ini akan meyakinkan semua negara yang bekerja sama dengan Vietnam untuk mempertahankan keterlibatan yang berkelanjutan di masa mendatang.
Sumber: https://baotintuc.vn/thoi-su/giao-su-carl-thayer-dang-cong-san-viet-nam-khang-dinh-tinh-than-doan-ket-20240806095032172.htm
Komentar (0)