Pada tanggal 27 Agustus, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez memulai perjalanan ke tiga negara Afrika Barat, Mauritania, Gambia, dan Senegal, saat negara Eropa barat daya tersebut berjuang mengatasi gelombang migrasi.
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez. (Sumber: Reuters) |
Kantor berita Reuters melaporkan bahwa hampir setiap hari, Penjaga Pantai Spanyol menyelamatkan sebuah kapal yang membawa puluhan migran dari Afrika ke Kepulauan Canary.
Terletak hanya 100 km dari pantai barat laut Afrika terdekat, Kepulauan Canary (tujuh pulau di Samudra Atlantik) dan Spanyol cenderung menjadi tempat persinggahan bagi para migran Afrika Barat yang menuju ke Prancis dan negara-negara Eropa lainnya.
Kepala Kepulauan Canary, Fernando Clavijo, telah memperingatkan bahwa kepulauan tersebut berada di ambang “keruntuhan” dengan jumlah migran yang diprediksi mencapai 50.000 tahun ini.
Menjelang kunjungan tersebut, pada 22 Agustus, Perdana Menteri Sanchez bertemu dengan kepala wilayah Canary, Clavijo. Bapak Clavijo mendesak Uni Eropa (UE) untuk berbuat lebih banyak "agar Kepulauan Canary tidak harus 'sendirian' menanggung seluruh tekanan migrasi dari Eropa."
Selain Kepulauan Canary, Ceuta dan Melilla di Spanyol juga dianggap sebagai titik migrasi utama di perbatasan selatan Uni Eropa. Kedua wilayah ini juga mengalami peningkatan tajam dalam jumlah kedatangan migran dalam beberapa minggu terakhir.
Menurut Kementerian Dalam Negeri Spanyol, sejak awal tahun, 22.304 migran dari Afrika Barat telah tiba di Kepulauan Canary, meningkat 126% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, di seluruh Spanyol, angkanya mencapai 31.155, naik 66,2% dari 18.745 pada periode yang sama tahun lalu. Jumlah migran dari Afrika Barat yang tiba di negara itu diperkirakan akan terus meningkat pada musim gugur ketika kondisi cuaca lebih mendukung untuk bepergian melintasi Atlantik.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/giua-van-nan-di-cu-o-cua-ngo-eu-thu-tuong-tay-ban-nha-cong-du-3-nuoc-tay-phi-284059.html
Komentar (0)