Pemerintah Belanda baru-baru ini mengumumkan pencabutan sebagian kebijakan pembatasan kualifikasi bahasa Inggris, menandai perubahan signifikan dalam pendekatannya terhadap internasionalisasi pendidikan tinggi. Khususnya, negara tersebut akan menghapus Tes Pendidikan Bahasa Inggris (TAO), sebuah tes yang mewajibkan sekolah untuk menunjukkan kebutuhan pengajaran dalam bahasa asing.
Langkah ini disambut baik oleh para pakar pendidikan tinggi. Bapak Caspar van den Berg, Presiden Asosiasi Universitas Belanda (UNL), menilai TAO sebagai "ancaman serius" bagi pendidikan dan pasar tenaga kerja internasional. Sementara itu, perwakilan universitas mengatakan bahwa fleksibilitas dalam bahasa pengantar sangat penting untuk menjaga kualitas akademik dan menarik mahasiswa internasional.
Menurut Menteri Pendidikan Belanda, Eppo Bruins, keputusan tersebut diambil dalam konteks sekolah-sekolah yang mengurangi pendaftaran siswa asing karena mereka harus mengalihkan beberapa program pelatihan ke Bahasa Belanda. Keputusan ini membantu memulihkan semangat internasionalisasi dalam pendidikan di negara ini. Namun, program studi tetap harus mematuhi TAO.
Perubahan kebijakan ini terjadi di tengah penurunan signifikan jumlah pendaftaran mahasiswa internasional. Asosiasi Universitas Belanda menyatakan pendaftaran dari Eropa turun 4,5% dan jumlah total mahasiswa internasional turun 3% dibandingkan tahun sebelumnya. Para pemimpin pendidikan memperingatkan bahwa tanpa strategi yang jelas untuk menarik bakat, Belanda akan kehilangan peluang ekonomi yang ditawarkan oleh mahasiswa internasional.
Sumber: https://giaoducthoidai.vn/ha-lan-thay-doi-chinh-sach-day-ngoai-ngu-post741244.html






Komentar (0)