Dalam lokakarya tersebut, banyak pakar memberikan pendapat mendalam tentang kebijakan menarik orang-orang berbakat ke ibu kota. Profesor Dr. Bui Thi Minh Hong, Direktur Manajemen Pendidikan , Universitas VinUni, dan Wakil Presiden VinFuture Fund, mengatakan bahwa untuk menarik ilmuwan-ilmuwan berbakat dari dalam dan luar negeri, diperlukan visi yang besar, permasalahan yang benar-benar menantang, dan model kerja sama yang terbuka.
"Kompensasi memang perlu, tetapi bukan faktor penentu. Orang-orang baik akan datang jika mereka melihat peluang untuk memberikan kontribusi nyata dan bekerja di lingkungan yang menjunjung tinggi nilai-nilai ilmiah ," tegas Ibu Hong.
Wakil Direktur Pusat Inovasi Nasional (NIC) Do Tien Thinh mengusulkan investasi pada infrastruktur teknologi terlebih dahulu, terutama listrik bersih, telekomunikasi, dan internet, kemudian infrastruktur sosial seperti jalan raya, perumahan, dan sekolah. Ia juga mengusulkan insentif pajak dan lahan tambahan bagi perusahaan besar, beserta program-program untuk mendukung kerja sama perdagangan internasional.
Bapak Nguyen Trung Chinh, Ketua Dewan Direksi sekaligus Ketua Eksekutif CMC Technology Group, mengusulkan agar Hanoi memelopori penerapan model kerja sama "tiga pihak" yang melibatkan Negara, ilmuwan, dan perusahaan di Hoa Lac Hi-Tech Park. Hal ini merupakan cara untuk menciptakan ekosistem inovasi yang nyata, di mana perusahaan menjadi pusat inovasi, ilmuwan menjadi faktor pendorong pengetahuan, dan Negara berperan dalam perumusan, orientasi, dan kepemimpinan kebijakan. Jika model kerja sama tiga pihak ini dapat dibangun secara efektif, hal ini akan menjadi fondasi berkelanjutan bagi Hanoi untuk mempertahankan talenta, sekaligus menciptakan momentum pertumbuhan baru bagi seluruh kawasan.
Bapak Chinh juga menyampaikan bahwa Hanoi membutuhkan mekanisme yang benar-benar menarik bagi setiap kelompok pakar. Misalnya, bagi para pakar terkemuka, perlu ada kebijakan remunerasi yang terkait dengan hasil output, gaji berdasarkan produk; bagi pakar Vietnam atau internasional di luar negeri, perlu ada kebijakan visa, izin tinggal, kepemilikan properti jangka panjang, pembebasan pajak penghasilan pribadi, dan dukungan keluarga. Bagi talenta muda, perlu ada mekanisme inkubasi yang menghubungkan perusahaan rintisan dengan investor, serta program perlindungan pakar. Yang terpenting, kebijakan ini harus jelas, transparan, mudah diakses, dan dikomunikasikan secara efektif kepada komunitas internasional.
Menutup lokakarya, Wakil Ketua Tetap Komite Rakyat Hanoi, Le Hong Son, mengatakan bahwa kota tersebut sedang menyelesaikan resolusi untuk menetapkan Undang-Undang Ibu Kota yang telah diamandemen. Akan ada kebijakan insentif yang jelas, substansial, dan inovatif bagi para pakar teknologi, pendiri inovatif, dan organisasi litbang, yang bertujuan untuk mewujudkan target pertumbuhan PDRB ibu kota hingga dua digit mulai tahun 2026.
"Hanoi siap menjadi tempat untuk menguji model-model baru. Dan kota ini membutuhkan dukungan dari bisnis-bisnis yang visioner dan inovatif seperti CMC," tegas Bapak Son.
Diperkirakan pada bulan Juli mendatang, Hanoi akan mengeluarkan hampir 20 resolusi yang menetapkan Undang-Undang Ibu Kota (yang telah diamandemen), yang mana sekitar 10 resolusi terkait langsung dengan ilmu pengetahuan, teknologi, inovasi, dan transformasi digital.
Menurut Surat Kabar PHAM QUANG HUY/Nhan Dan
Tautan ke artikel asliSumber: https://baovanhoa.vn/nhip-song-so/ha-noi-can-tu-duy-moi-de-thu-hut-nhan-tai-cong-nghe-144424.html
Komentar (0)