Pada tanggal 16 Agustus, Menteri Unifikasi Korea Selatan Kim Yung Ho menyerukan kepada Pyongyang untuk menanggapi tawaran Seoul untuk membangun platform dialog formal dan melanjutkan saluran komunikasi antar-Korea yang terhenti.
| Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengusulkan agar Korea Utara membangun saluran dialog untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum terselesaikan. (Sumber: AP) |
Menurut kantor berita Yonhap , panggilan telepon itu terjadi setelah Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menyarankan agar Korea Utara membentuk saluran dialog di tingkat kerja untuk "menyelesaikan semua masalah."
Dalam konferensi pers, Menteri Kim Yung Ho menyatakan, "Ketika Presiden mengusulkan pembentukan saluran dialog antar-Korea, saya mendesak Korea Utara untuk menerima usulan tersebut," sambil menegaskan bahwa Korea Selatan siap membahas semua topik, termasuk denuklirisasi, isu kemanusiaan, dan pertukaran.
Menurutnya, untuk mencapai tujuan ini, jalur komunikasi antar-Korea dan saluran komunikasi militer langsung yang secara sepihak ditangguhkan oleh Korea Utara harus dipulihkan.
Sebelumnya, dalam pidatonya memperingati ulang tahun ke-70 Hari Pembebasan Korea Selatan pada 15 Agustus, selain mengusulkan pembentukan saluran dialog, Yoon juga menyampaikan visinya tentang reunifikasi berdasarkan kebebasan dengan Korea Utara dan berjanji untuk memperluas arus informasi dari luar ke Pyongyang.
Pemimpin tersebut menekankan: "Kita menghadapi tugas bersejarah yang sangat penting yang harus diselesaikan. Itu adalah penyatuan… jika kita tetap terpecah belah, pembangunan kemerdekaan kita tidak dapat diselesaikan."
Menurutnya, kebebasan yang "dinikmati" Korea Selatan harus diperluas ke Korea Utara: "Hanya ketika sebuah negara merdeka dan demokratis, sebuah negara yang secara hukum milik rakyat, terbentuk di Semenanjung Korea, barulah kita akhirnya akan mencapai pembebasan sepenuhnya."
Visi Presiden Yoon untuk reunifikasi antar-Korea merupakan pembaruan dari strategi reunifikasi pemerintah Korea Selatan tahun 1994, yang menyerukan untuk mengejar rekonsiliasi dan kerja sama, menciptakan kemakmuran bersama di Semenanjung Korea, dan mencapai tujuan reunifikasi nasional.
Namun, pada sidang pleno Komite Sentral Partai Buruh Korea Utara pada Desember 2023, Ketua Kim Jong Un mengumumkan perubahan kebijakan terhadap Seoul, dengan menyatakan: "Dengan negara Korea Selatan ini, reunifikasi tidak akan pernah terjadi."
Sumber: https://baoquocte.vn/han-quoc-diu-giong-voi-trieu-tien-keu-goi-noi-lai-doi-thoai-nhan-manh-thong-nhat-la-nhiem-vu-lich-su-282827.html






Komentar (0)