
Kedua pengusaha pemilik karya tersebut berbagi bahwa mereka membeli lukisan tersebut bukan hanya karena nilai artistiknya, tetapi juga karena semangat dedikasi yang dijunjung tinggi oleh Chu Nhat Quang. Bapak Do Tuan Anh, CEO Appota, pemilik baru lukisan Linh , berkata: "Dalam lingkungan teknologi yang penuh tekanan, pernis membawa kedamaian. Ketika teknologi mencapai tingkat tinggi, ia menjadi seni dan Chu Nhat Quang telah melakukannya."

Linh diselesaikan dalam waktu lebih dari delapan bulan, terinspirasi oleh kenangan sakral kuil kuno dan penampakan Naga Vietnam. Karya ini menunjukkan kedalaman spiritual yang dipadukan dengan teknik pernis tradisional. Sementara itu, Tinh Huong merupakan hasil kerja keras selama lebih dari dua tahun. Karya ini menggambarkan sosok seorang master Zen yang berdiri di bawah sinar bulan, di atas daun teratai murni. Pembeli lukisan ini, Bapak Nguyen Quoc Hung, Direktur Jenderal Hunmed Pharmaceuticals, menyampaikan bahwa ia terpikat oleh "energi positif dan ketenangan murni yang terpancar dari karya ini". Dengan pernis, setiap lapisan cat dan setiap pemolesan membutuhkan waktu untuk "matang"; bodinya sendiri membutuhkan waktu tiga bulan untuk mencapai daya tahan dan kedalaman yang diinginkan.
Pada acara tersebut, seniman Luong Xuan Doan, Ketua Asosiasi Seni Rupa Vietnam, menganugerahkan Medali untuk Seni Rupa Vietnam dan mengumumkan penerimaan khusus Chu Nhat Quang ke dalam asosiasi tersebut. Ia menekankan: "Seorang seniman muda tidak hanya berkarya dengan gigih, tetapi juga tahu bagaimana mengabdikan hatinya kepada masyarakat. Menyumbangkan seluruh hasil penjualan lukisan kepada anak-anak autis menunjukkan tanggung jawab dan kemurnian yang mengagumkan."

Chu Nhat Quang mengatakan bahwa baginya, nilai sebuah karya tidak terletak pada angka. Yang penting adalah seni dapat mendukung seseorang, dapat membawa lebih banyak cahaya ke dalam kehidupan. Ia menegaskan bahwa uang yang terkumpul akan digunakan secara transparan untuk proyek-proyek yang sedang berjalan, termasuk dana seni komunitas, program untuk mendukung anak-anak autis, dan proyek AI untuk mendeteksi autisme dini yang dikembangkan oleh keluarganya.
Menurut Chu Nhat Quang, pencipta lukisan lak monolitik terbesar di dunia yang diakui oleh Guinness World Records, seni hanya dapat benar-benar berkelanjutan jika disertai dengan dedikasi. Proyek besar berikutnya akan melanjutkan perjalanan kreatifnya, di mana ia berharap dapat memadukan tradisi, modernitas, dan semangat melayani masyarakat.
Sumber: https://www.sggp.org.vn/hoa-si-chu-nhat-quang-ban-tranh-gay-quy-du-an-nghe-thuat-cong-dong-post827493.html










Komentar (0)