Menciptakan terobosan untuk pengembangan tenaga angin lepas pantai

Pada sore hari tanggal 8 Desember, dalam rangka Sidang ke-10, Majelis Nasional membahas di aula rancangan Resolusi tentang mekanisme dan kebijakan pengembangan energi nasional periode 2026-2030.

Menanggapi rancangan Resolusi tersebut, para delegasi berkomentar bahwa jika Vietnam menetapkan target pertumbuhan ekonomi lebih dari 10% PDB mulai tahun 2026 dan seterusnya, permintaan energi, terutama listrik, akan meningkat sangat pesat. Dalam konteks tersebut, pengembangan energi terbarukan, terutama tenaga angin lepas pantai, bukan hanya sekadar tren, tetapi juga kebutuhan mendesak, salah satu pilar penting strategi energi nasional.

Namun, praktik implementasi belakangan ini menunjukkan bahwa pengembangan tenaga angin lepas pantai menghadapi banyak permasalahan hukum, mekanisme, dan organisasi implementasi. Di antaranya, 5 kelompok kesulitan utama saat ini adalah: Perencanaan tata ruang laut belum disetujui secara sinkron, yang menyebabkan proyek tenaga angin lepas pantai, meskipun teridentifikasi dalam perencanaan sektor ketenagalistrikan, masih belum memiliki dasar hukum yang kuat untuk implementasinya. Tumpang tindih dan kurangnya konsistensi antar jenis perencanaan mengurangi kelayakan proyek.

Selain itu, masih belum terdapat visi yang jelas, stabil, menarik, dan berjangka panjang terkait kebijakan dan mekanisme penetapan harga tenaga angin lepas pantai untuk menarik investor domestik dan internasional. Mekanisme penetapan harga tersebut belum mencerminkan karakteristik biaya investasi yang besar dan risiko yang tinggi dari jenis energi ini.

Wakil Ketua Majelis Nasional Vu Hong Thanh memimpin rapat. Foto: quochoi.vn

Di sisi lain, belum ada panduan yang lengkap dan terpadu mengenai tata cara penyewaan dan alokasi wilayah laut untuk survei, penelitian, konstruksi, dan pengoperasian proyek energi terbarukan lepas pantai. Hal ini menyebabkan kebingungan bagi investor dan memperpanjang waktu persiapan proyek.

Untuk proyek pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai skala besar dengan modal investasi yang sangat tinggi, saat ini belum terdapat peraturan khusus mengenai urutan dan kriteria pemilihan investor. Sementara itu, biaya survei awal sangat tinggi, dan investor menanggung risiko tinggi jika mekanisme seleksi tidak jelas dan stabil.

Selain itu, kewenangan untuk menyetujui kebijakan investasi untuk proyek tenaga angin lepas pantai saat ini belum begitu jelas, sehingga menimbulkan kebingungan dalam pelaksanaannya, memperpanjang waktu pemrosesan dokumen, dan memperlambat perkembangan seluruh sektor.

Dari praktik di atas, para delegasi menyarankan agar rancangan Resolusi tersebut secara berani merancang mekanisme dan kebijakan terobosan, yang sinkron dari organisasi hukum hingga organisasi pelaksana, terutama untuk tenaga angin lepas pantai.

Oleh karena itu, koridor hukum yang kuat dan memadai perlu segera dibangun dan disosialisasikan, yang mencakup seluruh siklus hidup proyek, mulai dari survei, serah terima, dan penyewaan wilayah laut, hingga penilaian, persetujuan, konstruksi, dan operasi. Kerangka hukum tersebut harus stabil, transparan, dan dapat diprediksi agar investor dapat dengan yakin menginvestasikan modal jangka panjang.

Para delegasi juga meminta Pemerintah untuk mempercepat penyelesaian dan persetujuan perencanaan tata ruang laut dan perencanaan terkait, memastikan konsistensi dengan Perencanaan Pengembangan Energi, dan mengidentifikasi secara jelas area prioritas untuk pengembangan tenaga angin lepas pantai. Perencanaan perlu selangkah lebih maju untuk membuka jalan bagi investasi.

Pada saat yang sama, perlu segera dikeluarkan peraturan khusus tentang tata cara penyewaan permukaan laut, pemberian izin survei dan penelitian untuk pengembangan tenaga angin. Prosedur harus sederhana dan jelas dalam hal kewenangan, batas waktu, persyaratan, dan menghindari tumpang tindih antarlembaga pengelola.

Suasana pertemuan. Foto: quochoi.vn

Para delegasi juga mengusulkan pengembangan proses penawaran dan lelang yang terbuka dan kompetitif untuk alokasi proyek dan pemilihan investor, dengan kriteria yang jelas terkait kapasitas finansial, pengalaman, dan teknologi. Proses ini harus memastikan daya tarik investor yang kompeten sekaligus membatasi situasi "mencadangkan" porsi proyek tetapi tidak mengimplementasikannya.

Selain mekanisme keuangan seperti kredit hijau dan insentif investasi, perlu ada kebijakan untuk mendorong lokalisasi rantai pasokan (fondasi pilar, pelabuhan khusus, kapal instalasi, dll.) dan pelatihan sumber daya manusia berkeahlian tinggi untuk industri tenaga angin lepas pantai. Hal ini merupakan syarat penting untuk mengurangi biaya dan meningkatkan daya saing perusahaan domestik.

Mengenai dorongan sektor swasta untuk berpartisipasi dalam pengembangan energi, termasuk tenaga angin lepas pantai, beberapa delegasi mengatakan bahwa rancangan Resolusi tersebut masih belum sepenuhnya mencerminkan semangat resolusi Partai tentang ekonomi swasta.

Para delegasi menyampaikan bahwa dalam konteks 5 tahun ke depan, total kapasitas semua jenis sumber daya listrik perlu mencapai sekitar 2,5-3 kali lipat dari kapasitas saat ini (setara dengan 190.000-254.000 MW), kebutuhan modal hingga 18-20 miliar dolar AS, maka sosialisasi dan daya tarik kuat sumber daya swasta merupakan "kunci" keberhasilan.

Menurut delegasi, beberapa mekanisme dan kebijakan dalam rancangan tersebut masih dirancang untuk memberikan prioritas yang signifikan kepada BUMN dan anak perusahaannya. Banyak insentif seperti tidak perlunya melelang hak guna lahan, tidak perlunya tender untuk memilih investor, kemungkinan melewatkan beberapa langkah perencanaan, menurunkan kriteria, dll., terutama diterapkan pada kelompok BUMN ini. Jika tidak ditinjau dan disesuaikan, hal ini akan menciptakan ketimpangan, membatasi motivasi dan peluang bagi perusahaan swasta, dan bertentangan dengan pandangan untuk mengembangkan ekonomi swasta sebagai penggerak utama perekonomian.

Oleh karena itu, para delegasi mengusulkan agar Pemerintah dan lembaga perancang terus meneliti dan menyesuaikan konten terkait, memastikan lingkungan investasi dan bisnis yang setara dan transparan tanpa diskriminasi antar sektor ekonomi; pada saat yang sama, ada mekanisme yang cukup kuat untuk mendorong perusahaan swasta berpartisipasi dalam berinvestasi di jaringan listrik, tenaga angin lepas pantai, dan proyek energi berskala besar.

Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nguyen Hong Dien menjelaskan dalam pertemuan tersebut. Foto: quochoi.vn

Dalam penjelasannya pada pertemuan tersebut, Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nguyen Hong Dien mengatakan bahwa badan penyusun telah berkoordinasi erat dengan badan peninjau dan Komite Majelis Nasional untuk meninjau dan merevisi rancangan tersebut sesuai dengan semangat Resolusi No. 66 Politbiro. Isi yang menjadi kewenangan Pemerintah akan dirinci, alih-alih diserahkan kepada kementerian dan lembaga setingkat kementerian, guna mempersingkat fokus pembahasan dan mengurangi waktu pemrosesan.

Terkait kondisi kemampuan keuangan badan usaha, dokumen persetujuan kebijakan penanaman modal proyek PLTB lepas pantai, mekanisme penanganan biaya survei, tata cara penerimaan dan pemrosesan dokumen, dan lain sebagainya, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan akan terus mengkaji dan menyempurnakannya secara transparan dan akuntabel, sehingga dapat memberikan kemudahan yang maksimal bagi investor dengan tetap memperhatikan aspek kelembagaan dan tata kelola yang baik.

(sintetis)

Sumber: https://baodaklak.vn/chinh-tri/202512/ky-hop-thu-10-quoc-hoi-khoa-xv-tao-dot-pha-cho-phat-trien-dien-gio-ngoai-khoi-7281633/