Undang-Undang Alih Teknologi 2017 telah menciptakan kerangka hukum bagi kegiatan alih teknologi di dalam negeri, dari luar negeri ke Vietnam, dan dari Vietnam ke luar negeri. Namun, implementasinya dalam praktik menunjukkan bahwa Undang-Undang tersebut masih memiliki keterbatasan dan kekurangan, sehingga belum mampu mengimbangi pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi di dunia, serta belum memenuhi persyaratan untuk terobosan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, inovasi, dan transformasi digital di Indonesia.
Bapak Nguyen Phuong Tuan, Wakil Ketua Komite Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Lingkungan Hidup Majelis Nasional, menyampaikan bahwa Undang-Undang yang mengubah dan melengkapi sejumlah pasal dalam Undang-Undang Transfer Teknologi ini bertujuan untuk terus menyempurnakan kerangka hukum guna mendorong kegiatan transfer teknologi secara efektif dan sinkron, meningkatkan desentralisasi, dan menyederhanakan prosedur administrasi transfer teknologi. Undang-Undang ini berkontribusi dalam mendorong inovasi dan transfer teknologi endogen, serta memfasilitasi arus teknologi antara perusahaan, organisasi, dan individu dalam negeri, antara perguruan tinggi, lembaga penelitian, dan perusahaan, organisasi, dan individu. Undang-Undang ini juga diharapkan dapat mendorong pengembangan pasar ilmu pengetahuan dan teknologi yang efektif, transparan, dan profesional, menciptakan lingkungan yang kondusif bagi transaksi teknologi dan kekayaan intelektual, serta berkontribusi pada peningkatan produktivitas, kualitas, dan daya saing perekonomian .
Terkait rancangan Undang-Undang tersebut, Bapak Nguyen Mai Duong, Direktur Departemen Inovasi, Kementerian Sains dan Teknologi, menyampaikan bahwa amandemen dan suplemen ini berfokus pada 6 kelompok kebijakan. Kelompok kebijakan tersebut meliputi: Penetapan cakupan teknologi yang diatur dalam Undang-Undang untuk mencakup teknologi baru sesuai tren dunia dan kebutuhan praktis; dukungan dan promosi transfer teknologi endogen; pengembangan pasar sains dan teknologi yang profesional dan transparan; penciptaan insentif finansial, kelembagaan, dan hukum bagi kegiatan transfer teknologi; penguatan kendali transfer teknologi lintas batas untuk mengendalikan keamanan teknologi dan mendorong transfer teknologi internasional yang efektif; penguatan kapasitas manajemen negara dalam transfer teknologi.
Para delegasi menyampaikan bahwa subjek teknologi yang diatur dalam Rancangan Undang-Undang Perubahan dan Tambahan telah mencakup teknologi tradisional, teknologi baru, teknologi hijau, dan teknologi digital. Dengan demikian, Undang-Undang ini telah menyempurnakan dan melengkapi sejumlah konsep tentang teknologi, teknologi baru, teknologi hijau, transfer teknologi nirsentuh, komersialisasi hasil penelitian ilmiah, pengembangan dan inovasi teknologi, sehingga menciptakan koridor hukum untuk mengatur konten-konten tersebut.
Menciptakan insentif finansial, kelembagaan, dan hukum bagi kegiatan alih teknologi merupakan serangkaian kebijakan yang sangat diapresiasi oleh para delegasi. Penyempurnaan regulasi insentif dan preferensial untuk menciptakan insentif finansial bagi pihak pengalih dan penerima alih teknologi akan menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi kegiatan alih teknologi.
Salah satu isi yang disebutkan dan didorong oleh undang-undang ini adalah kontribusi modal dalam bentuk teknologi. Namun, pada kenyataannya, saat ini belum ada kerangka hukum untuk penilaian teknologi dalam kontribusi modal. Oleh karena itu, Panitia Perancang perlu meneliti, mempertimbangkan, dan mengklarifikasi isu kontribusi modal dalam bentuk teknologi, agar implementasinya dalam praktik sangat memungkinkan. Selain itu, dalam pengelolaan kegiatan alih teknologi, terutama dalam hal kewenangan penilaian, perlu ada mekanisme koordinasi yang jelas dengan pemerintah tingkat kecamatan karena dalam menjalankan pemerintahan daerah dua tingkat, isu-isu yang dikelola di tingkat kecamatan sangat berkaitan dengan kegiatan alih teknologi seperti di bidang pertanian, koperasi, dan sebagainya.
Para delegasi juga menyampaikan perlunya klarifikasi terhadap istilah-istilah baru seperti transfer teknologi nirsentuh, teknologi baru, teknologi hijau, penilaian teknologi, opini teknologi, pakar perantara, dan lain-lain.
Sumber: https://baotintuc.vn/thoi-su/hoan-thien-khung-phap-ly-thuc-day-hoat-dong-chuyen-giao-cong-nghe-20250923153724269.htm






Komentar (0)