
Tak hanya menjual paket perjalanan, tiket pesawat murah, atau tiket menonton musik dan olahraga , kini penipu juga menyamar sebagai selebritas, instansi pemerintah , bank, dan platform e-commerce untuk "menipu" pengguna agar mentransfer uang dan mengambil aset. Banyak akun juga diberi tanda centang biru, atau diperjualbelikan di pasar gelap untuk meningkatkan kredibilitas, sehingga memudahkan pengguna terjebak.
Menurut Direktur Departemen Radio, Televisi, dan Informasi Elektronik, praktik pemalsuan akun pribadi dan bisnis untuk melakukan penipuan di internet semakin meningkat dengan metode yang semakin canggih, terorganisasi, dan transnasional. Kementerian Keamanan Publik telah membongkar banyak jaringan kejahatan berteknologi tinggi yang beroperasi secara internasional.
Baru-baru ini, departemen tersebut telah menerapkan dua kelompok solusi untuk mengendalikan informasi buruk dan beracun di internet.
Salah satunya adalah solusi teknis, termasuk memblokir dan menghapus akun-akun yang melanggar. "Kami bekerja sama erat dengan platform jejaring sosial seperti Facebook dan Google untuk mengusulkan pengaturan algoritma guna mengendalikan dan menangani konten palsu. Dalam 6 bulan pertama tahun 2025, kami menghapus sekitar 30.000 akun yang melanggar. Namun, angka ini masih jauh dari kenyataan," ujar Bapak Le Quang Tu Do.
Menurut Bapak Le Quang Tu Do, karena platform-platform tersebut meminta kerahasiaan detail kerja sama, pengumuman akan dilakukan sesuai rencana mereka sendiri. Namun, departemen telah menyediakan templat identifikasi bagi platform-platform tersebut untuk menerapkan algoritma kecerdasan buatan guna mengidentifikasi dan menangani konten yang melanggar hak cipta secara otomatis.
Kedua, menyebarkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat. Kementerian Keamanan Publik telah mengirimkan pesan teks mingguan kepada masyarakat untuk memperingatkan mereka tentang penipuan daring baru. Kementerian juga mengelola situs web terpisah untuk memperbarui informasi, memandu masyarakat mengenali berita palsu, dan meneruskannya kepada pihak berwenang untuk ditangani.
"Dalam konteks teknologi yang terus berkembang, kami telah berupaya sebaik mungkin. Namun, yang terpenting adalah perlunya partisipasi yang sinkron dari lembaga pers dalam kerja propaganda, membantu masyarakat membangun perlawanan terhadap tindakan penipuan di dunia maya," tegas Bapak Le Quang Tu Do.
Sumber: https://www.sggp.org.vn/hon-30000-tai-khoan-vi-pham-bi-go-bo-van-chua-tham-vao-dau-post805289.html
Komentar (0)